Sayembara Rp 10 Juta Menghilang dari Twitter, Mahfud MD: Link Error

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD geram dengan tuduhan yang menyebut dirinya mengaitkan bendera tauhid dengan gerakan radikal di Indonesia.

Penulis: Romi Rinando | Editor: Daniel Tri Hardanto
tribunsolo
Sayembara Rp 10 juta yang digelar mantan Ketua MK Mahfud MD raib dari akun pribadinya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menggelar sayembara senilai Rp 10 juta. 

Sayembara disampaikan Mahfud di akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd.

Namun, cuitan tersebut sudah tidak ada di akunnya alias hilang. 

Mahfud MD menggelar sayembara karena geram dengan tuduhan yang menyebut dirinya mengaitkan bendera tauhid dengan gerakan radikal di Indonesia.

Menurut Mahfud, jika ada yang bisa membuktikan dirinya pernah mengeluarkan statemen terkait bendera tauhid dengan gerakan radikal di Indonesia, ia akan memberi imbalan sebesar Rp 10 juta.

Dalam cuitannya di twitter, Mahfud meminta maaf karena link sayembara tersebut error.

“Maaf, sayembara yang tadi "link"nya error. Nanti diulangi.”  

Hilangnya cuitan Mahfud MD soal sayembara mengundang komentar lucu dari sejumlah nitizen, di antaranya:

Dari Merry Yurneli

”saya akan berikan 10,5 juta rupiah khusus untuk si @mohmahfudmd   jika bisa buktikan TNI kecolongan dalam merekrut anggota baru..

@UswatulLaili

“Karena lagi banyak prank, kirain lagi di prank”

@sakihuj

“Kasian di PHP in ahli Pancasila”

Selain di Twitter, Mahfud sayembara juga disampaikan Mahfud saat menjadi narasumber di acara 'Inews Sore' unggahan channel Youtube, Official iNews, Selasa (13/8/2019).

Kesaksian Jemaah Haji asal Lampung soal Heboh Video Banjir di Makkah

Mahfud MD mengatakan, dirinya yakin tak akan ada yang berani mengikuti sayembara.

"Enggak bakalan ada yang menang, enggak bakalan ada yang berani," kata Mahfud MD.

Pasalnya, Mahfud MD dengan tegas mengungkapkan bahwa dirinya tak pernah mengaitkan bendera tauhid dengan gerakan radikal.

"Karena saya menyatakan, saya itu tidak pernah mengaitkan bendera Tauhid Laillahaillalah Muhamadarasulullah itu sebagai bendera radikal."

"Ketika orang mengatakan itu radikal, saya tidak pernah mengatakan itu," tegasnya.

Cuitan Mahfud MD Soal Sayembara 10 Juta Mendadak Menghilang dari Twitter, Mahfuf Bilang Link Error
Cuitan Mahfud MD Soal Sayembara 10 Juta Mendadak Menghilang dari Twitter, Mahfuf Bilang Link Error (tribunlampung)

Sehingga, ia menantang pada setiap orang yang berani menunjukkan statement Mahfud MD soal bendera tauhid tersebut.

Baik itu dari media rekam hingga media-media lainnya.

"Oleh sebab itu, saya tantang siapapun yang pernah merekam saya atau mendengar saya atau mencatat saya di berbagai tempat atau ada di cuitan saya."

"Bahwa radikalisme itu identik dengan kalimat tauhid, siapapun yang bisa menunjukkan itu akan saya bayar setiap orang yang menemukan itu, Rp 10 juta," jelas Mahfud MD.

 Nyaris Ditipu, Mahfud MD Malah Kerjai Balik Sang Penipu

 Ahok Disebut Jadi Kuda Hitam di Pilpres 2024, Simak Pendapat Mahfud MD Sebelumnya

 Nomor WA Temannya Minta Rp 7 Juta, Mahfud MD Transfer Rp 70 Juta hingga Akhirnya Jadi Begini

 

Demi membuktikkan bahwa dirinya tak pernah mengaitkan dua hal tersebut, Mahfud MD mengatakan bahwa di rumahnya terdapat sejumlah kalimat tauhid.

"Saya meyakinkan diri tentang itu, karena saya memang tidak menganggap bahwa orang membawa bendera tauhid itu radikal."

"Wong di rumah saya banyak kalimat Tauhid, di rumah saya ini, tanyakan saja pada reporter Anda ini di sebelah kiri saya ada kalimat Tauhid."

350 ASN Pemkot Bandar Lampung Terima Piagam Penghargaan SLKS

KPK Umumkan 4 Tersangka Baru e-KTP, Beberkan Peran Tersangka Miryam Anggota DPR RI Sampai Tanos

Kesaksian Jemaah Haji asal Lampung soal Heboh Video Banjir di Makkah

727 Mahasiswa Pascasarjana Ikuti PSAP Unila

"Allahusomad, hanya Allah-lah tempat meminta. Itu lukisan Amri Yahya tahun 82. Saya pasang di ruang saya," ucap pakar tata hukum negara tersebut.

Mahfud MD kembali menegaskan, dirinya tak pernah mengaitkan bendera Tauhid dengan gerakan radikal meski beberapa orang menghubungkan dua hal tersebut.

"Jadi saya begini, saya tidak pernah mengatakan meskipun banyak yang mengaitkan bendera Laillahaillallah itu dengan radikalisme. Tapi saya tidak sendiri sependapat dengan itu," tutur Mahfud MD.

Mahfud MD mengatakan, bendera tauhid itu suatu kebanggaan umat Muslim.

"Karena di masjid-masjid di rumah-rumah, kemudian di lukisan-lukisan."

"Bahkan saya punya juga ukiran batu dikasih mahasiswa itu juga kalimat tauhid. Ketika mahasiswa lulus ngasih itu dulu dah lama tahun 80-an itu masak dikatakan radikal."

"Itu kebanggaan sebagai umat Muslim kepada agamanya, kepada Tuhannya," paparnya.

Mahfud MD bahkan tidak takut akan memberikan 10 juta pada 1000 orang, jika dirinya benar-benar pernah mengeluarkan statement bendera tauhid berkaitan dengan radikalisme.

"Kalau ada 1.000 orang, masing-masing Rp 10 juta," tegasnya.

Lihat videonya:

Isu ini bergulir setelah Mahfud MD menyebut TNI bisa saja kecolongan terkait dengan diterimanya Enzo Allie di akademi militer.

Sementara itu, di sosial media ramai diperbincangkan soal foto Enzo Allie membawa bendera Tauhid.

Lalu, beberapa pihak mengaitkan Enzo Allie dengan radikalisme.

Namun, Kepala Sekolah tempat Enzo Alli bersekolah, yakni SMA Pesantren Unggul Al Bayan, Kabupaten Serang, Banten, E Deden Ramdani menjamin muridnya itu bukan seorang radikal seperti dikutip dari Kompas.com

"Enzo tidak lah, bersih. Sudah jelas masuk Akmil saja lolos tes ideologinya. Enzo Pancasilais dan cinta NKRI,"

kata Deden saat ditemui di SMA Al Bayan, Rabu (7/8/2019).

Deden yakin bahwa Enzo yang keturunan Prancis-Indonesia itu 100 persen NKRI.

Pasalnya, SMA Al-Bayan banyak memberikan pemahaman soal nilai-nilai Pancasila pada Enzo.

Selain itu, Enzo juga mendapat pelajaran PPKN dan bahasa Indonesia di sekolah. (sumber TribunWow.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Mahfud MD Buat Sayembara dengan Imbalan Rp 10 Juta bagi yang Dapat Temukan Statementnya Berikut,

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved