Momen Langka, Jenderal Tito Karnavian Cecar Habis Irjen Boy Rafli Amar
Momen Langka, Jenderal Tito Karnavian Cecar Habis Irjen Boy Rafli Amar
Kemudian pertanyaan selanjutnya yakni soal bagaimana mengelola media sosial.
"Selama pilpres Polri capek juga hoaxnya banyak banget. Jadi, apakah Undang-undang ITE sudah cukup atau harus lebih keras lagi," ujar Tito.
Boy menjawab semua pertanyaan tersebut.
"Landasan idiil kita adalah Pancasila.
Namun demikian, globalisasi hari ini mengarah pada liberal. Kalau mengacu pada Pancasila, kita tidak bisa one man one vote, tapi keterwakilan.
Oleh karenanya, demokrasi liberal ini perlu diimbangi oleh prinsip-prinsip Pancasila," ujar Boy.
Boy melanjutkan, saat ini publik terjebak dengan pemikiran sesat apalagi dengan konten berita hoax di media sosial dan anti Pancasila.
Soal pertanyaan penting mana manajemen media untuk membangun opini publik positif atau reformasi Polri, Boy berpendapat keduanya sama pentingnya.
"Perbaikan apapun tanpa ada dukungan dari manajemen media, maka informasi publik soal Polri tidak akan tersampaikan dengan baik," katanya.
Boy mengatakan, sosial media saat ini kebenarannya relatif karena belum menyajikan informasi yang utuh.
"Sedangkan media konvensional bisa dipertanggungjawabkan.
Namun ruang media sosial dan konvensional bisa berbagi," ujarnya.

Dalam disertasi yang ia pertahankan hingga sidang, ia mengulas peran Kapolri Jenderal Tito Karnavian selama menjabat Kapolri.
Salah satunya, mengeluarkan commander wish.
Isinya antara lain, manajemen media.