Empat Kekacauan di Bumi yang Tak Kita Sadari, Pantauan Udara Citara Satelit Kebakaran di Amazon
Es Greenland mencair, api dengan rekor tertinggi menyala dari yang di Kutub Utara dan di Amazon, dan Juli adalah bulan terpanas di dunia.
Penulis: Beni Yulianto | Editor: Reny Fitriani
Jumlah ini lebih banyak daripada kebakaran hutan Arktik yang dilepaskan secara total selama delapan tahun sebelumnya.
Paling parah di Alaska dan Siberia, api berkobar luar biasa di bulan Juni.
3. Rekor kebakaran menghanguskan Amazon

Sementara dunia bermain-main, Amazon terbakar dan Institut Nasional Penelitian Luar Angkasa Brasil melaporkan rekor hampir 73.000 kebakaran tahun ini, naik 80% dari tahun lalu.
Deforestasi untuk peternakan sapi tampaknya menjadi penyebab besar, dan NASA masih mengambil pendekatan untuk mendeklarasikan kerugian sebagai sesuatu yang bersejarah.
Kebakaran ini menjadi berita buruk dari sudut pandang perubahan iklim karena Amazon menyerap banyak karbon dioksida dan gas rumah kaca dari udara.
Tetapi ketika hutan hujan terbakar, ia mengirim banyak karbon dioksida ke udara.
Kebakaran cukup buruk untuk mengirim asap ke kota-kota seperti Sao Paulo dan beberapa negara bagian Brasil, seperti yang terlihat dari luar angkasa.
4. Gelombang musim panas pecahkan rekor

Meskipun 2016 nampaknya pantas disebut sebagai tahun terpanas, nyatanya musim panas kali ini lebih panas lagi.
Musim panas kali ini membuat bulan-bulan terasa seperti di oven, bulan Juni menjadi bulan terpanas yang pernah dicatat, juga dengan Juli.
Hal ini khususnya terasa di Eropa yang digoreng dalam gelombang panas yang brutal.
Juli juga merupakan bulan ke-415 berturut-turut di mana suhunya mengalahkan rata-rata untuk semua bulan dari tahun 1900 hingga 1999.
Ilmuwan iklim meramalkan dampak perubahan iklim dalam laporan komprehensif yang diterbitkan pada 1990-an.
Apakah perubahan iklim yang sekarang terjadi akan mendapat respon serius, namun hal ini nampaknya masih tidak jelas.