Tribun Lampung Selatan
Ditolak Warga Pulau Sebesi, Kapal Pengeruk Pasir Ditarik dari Kawasan Gunung Anak Krakatau
KSOP Kelas V Bakauheni menarik kapal tongkang dan keruk yang berada di dekat kawasan Gunung Anak Krakatau ke perairan dekat Pelabuhan Bakauheni.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BAKAUHENI - Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Bakauheni menarik kapal tongkang dan keruk yang berada di dekat kawasan Gunung Anak Krakatau ke perairan dekat Pelabuhan Bakauheni.
Penarikan ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait reaksi masyarakat di Pulau Sebesi dan beberapa elemen masyarakat yang menolak adanya eksplorasi pasir di sekitaran Gunung Anak Krakatau.
Menurut Ferry Yaminm petugas keselamatan berlayar, penjaga dan patrol KSOP Kelas V Bakauheni, dokumen kapal cukup lengkap.
Namun, perizinan kegiatan penyedotan pasir ada di institusi lainnya dan pemerintah daerah.
“Kalau kita mengecek kelengkapan dokumen kapal, dan lengkap. Kapal kita tarik ke perairan Pelabuhan Bakauheni untuk menghindari hal yang tidak diinginkan karena adanya penolakan dari warga untuk aktivitas pengerukan pasir di sekitaran Gunung Anak Krakatau,” terangnya, Senin (2/9/2019).
Terkait kondisi kapal, Ferry memastikan kondisinya layak operasional.
Untuk sementara waktu, kapal akan ditempatkan perairan dekat Pelabuhan Bakauheni hingga pemilik kapal menyelesaikan persoalan dengan warga.
Dari informasi yang diperoleh, kapal tongkang dan kapal keruk pasir yang berada di perairan dekat kawasan Gunung Anak Krakatau dan Pulau Sebesi tersebut milik PT Lautan Indonesia Persada (LIP).
• Warga Pulau Sebesi Minta Pihak Berwenang Awasi Upaya Penyedotan Pasir Gunung Anak Krakatau
• Warga Pulau Sebesi Resah Aktivitas Tongkang Angkut Pasir dari Gunung Anak Krakatau
Warga yang bermukim di Pulau Sebesi sempat resah dengan kehadiran kapal tongkang dan kapal keruk pasir laut di sekitaran Gunung Anak Krakatau.
Mereka meminta kepada pihak berwenang melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas penyedotan pasir ilegal di sekitar kawasan Gunung Anak Krakatau.
Menurut Robi, warga Pulau Sebesi, memang tidak terlihat adanya aktivitas penyedotan pasir.
Namun, warga khawatir kapal tersebut berada di sana untuk menyedot pasir di sekitaran Gunung Anak Krakatau.
“Kemarin sempat didatangi warga. Memang tidak ada aktivitas penyedotan pasir. Tetapi dari fasilitas yang ada, itu merupakan fasilitas untuk penyedotan pasir laut,” terangnya. (Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)