ADVERTORIAL

Batua Membaik, Lembah Hijau Siap Breeding Harimau Sumatera

Seperti diketahui, Harimau Sumatera berjenis kelamin jantan itu sebelumnya mengalami sejumlah luka ditubuhnya.

istimewa
Batua Membaik, Lembah Hijau Siap Breeding Harimau Sumatera. 

Strategi ex-situ ini merupakan tempat tinggal bagi satwa yang berada diluar habitatnya.

Salah satunya seperti di kebun binatang.

Tujuan jangka panjang dari pelestarian dengan strategi ex-situ ini adalah untuk membentuk populasi cadangan sehingga jumlah spesies satwa bisa mencukupi, terus bertambah dan terhindar dari kepunahan.

Ragu Dilepasliarkan

Kondisi Harimau Sumatera yang terkena jerat pemburu tersebut menjadi perhatian dari berbagai pihak.

Salah satunya Prof Dr Rosichon Ubaidillah dari Pusat Penelitian Biologi Bidang Zoologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Rosichon secara khusus mengunjungi LK Lembah Hijau tempat Harimau yang diberi nama Kyai Batua itu dirawat.

“Saya terpanggil dan ingin melihat langsung bagaimana kondisi Harimau ini secara ilmiah, seperti apa sih kondisi kandang yang dipersiapkan,” kata Rosichon, di Lembah Hijau Lampung, Jumat (6/9/2019).

Dari hasil pengamatannya saat melihat aktivitas Batua melalui kamera CCTV, Rosichon mengungkapkan bahwa satwa tersebut sangat riskan apabila dilepasliarkan.

“Saya pribadi agak ragu kalau dilepasliarkan. Ini terkait kondisi biofisiknya (kaki kanan cacat). Biofisik untuk kelompok satwa karnivor (pemakan daging) itu lebih rumit dibandingkan non karnivor. Ada kemampuan mengejar, menangkap, dan membunuh mangsa. Jika biofisiknya tidak terpenuhi, itu tidak bisa. Lebih riskan bagi harimau itu untuk hidup apabila biofisiknya tidak terpenuhi,” ujar Dewan Pembina Persatuan Kebun Binatang seluruh Indonesia (PKBSI) tersebut.

“Kalau dia tidak mampu bersaing dialamnya, itu akan tersingkir atau mati. Kalau dia melarikan diri dari itu (persaingan dengan harimau jantan lain), mau ke mana? Sedangkan kemampuan mencari makannya tadi saya lihat (kamera CCTV) mau menerkam saja itu nempel dindingnya hanya satu (kaki), itu jelas tidak bisa dia. Lalu, bagaimana dia bisa menangkap? Nah, dia pasti akan lari ke perkampungan untuk mencari mangsa yang mudah dan di perkampungan itu ada manusia,” lanjut Rosichon.

Rosichon mengungkapkan bahwa sepanjang sepengetahuannya, dirinya belum pernah mendengar ada Harimau dengan kondisi luka seperti Batua yang dilepasliarkan.

“Saya belum pernah dengar. Harus diketahui bahwa salah satu persyaratan pelepasliaran itu kondisi biofisiknya. Itu harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan harimau bisa hidup setelah dilepasliarkan. Dan belum ada (Harimau cacat seperti Batua) yang dilepasliarkan, apalagi dalam situasi tekanan dari alam Indonesia yaitu salah satunya (ancaman) pemburu liar,” jelasnya.

Rosichon menyimpulkan agar harimau tersebut untuk sementara dapat dititipkan di LK Lembah Hijau.

“Pada prinsipnya adalah bagaimana mnyejahterakan satwa ini. Saya meyakini sementara adalah biar dirawat dulu disini (Lembah Hijau) sampai betul-betul nanti, kalau perlu bukan dia (Batua) yang dilepas, tapi anaknya kalau dia masih bisa bereproduksi,” ujar Rosichon.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved