2 Pemuda Sama-sama Bunuh Begal tapi Beda Nasib, Ada yang Jadi Tersangka
2 Pemuda Ini Sama-sama Bunuh Begal tapi Beda Nasib, Ada yang Jadi Tersangka
Namun, muncul kejadian yang tak terduga.
Saat berfoto-foto sekitar 15 menit, tiba-tiba pengendara Honda Beat putih yang berjumlah dua orang mendekatinya.
Kedua orang tersebut bernama Aric Syafuloh alias AS, dan satu lagi bernama Indra Yulianto alias IY.
Seketika mereka mendekat ke arah Rofiqi sambil salah satu di antaranya mengeluarkan celurit dari balik jaket.
Kemudian kedua orang tersebut langsung meminta telepon genggam milik Rofiqi.
"Rofiqi merasa diancam dan kasih HP (telepon genggam) ke pelaku, setelah dia ancam saya dan meminta HP saya melawan," ungkap Mohamad Irfan Bahri kepada TribunJakarta.com (29/5/2018).
Perkelahian tak bisa dielak, Aric saat itu mencoba mengayunkan celurit ke Mohamad Irfan Bahri namun berhasil ditangkis menggunakan tangan hingga lengan kanannya robek akibat sabetan celurit.
"Saya tangkis, langsung saya tendang kakinya, jatuhlah dia, saat jatuh itu saya langsung ambil celuritnya dan balik membacok pelaku," jelas Mohamad Irfan Bahri yang memiliki ilmu bela diri ini.
Tak lama, kedua pelaku memutuskan untuk melarikan diri, Indra langsung menarik Aric dan hendak kabur membawa telepon genggam milik Rofiqi.
Melihat itu, Mohamad Irfan Bahri menyerang pakai celurit sambil minta HP temannya dikembalikan.
Pelaku pun mengembalikannya dan langsung kabur.
Kondisi baik Mohamad Irfan Bahri maupun kedua pelaku sama-sama terluka.
Mohamad Irfan Bahri dan Rofiqi langsung ke Rumah Sakit Dokter Joni di Ganda Agung.
Irfan harus menerima enam luka sabetan dan puluhan jahitan di bagian lengan, punggung, paha, jari dan pipi.
Lalu sekitar jam 04.00Mohamad Irfan Bahri menuju Polres Bekasi Kota sambil membawa barang bukti berupa celurit dan topi milik pelaku.
Sedangkan nasib kedua pelaku, Aric diketahui meninggal dunia akibat luka sabetan celurit dan Indra mengalami luka parah dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Anna Medika sebelum akhirnya dipindahkan ke RS Kramat Jati.
Mohamad Irfan Bahri menegaskan, ia sendiri melawan hanya untuk bertahan agar ia dan temannya tidak mati.
Sebelumnya, Irfan bernasib sama seperti ZA, yakni sempat dijadikan tersangka.
Namun, tak lama statusnya dicabut dan Irfan mendapat penghargaan dari pihak kepolisian.
Beda dengan ZA, atas aksi heroiknya, Irfan mendapatkan penghargaan bahkan sempat ditawarkan untuk menjadi polisi.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto saat memberikan penghargaan kepada korban begal yang melawan pelaku begal.

"Kami turut mengapresiasi apa yang dilakukan warga masyarkat yang membantu kepolisian, terutama apa yang dilakukan adalah suatu yang berani, dia berani mengagalkan perampok," kata Indarto.
Kapolres Indarto memuji tindakan pemuda asal madura itu yang menunjukkan keberanian untuk menjaga harta benda serta keselamatannya dari ancaman pelaku perampokan atau begal.
"Anda melakukan suatu hal yang spektakuler, mudah-mudahan anda berdua cepat sehat dan salam buat keluarga," kata Kapolres saat memberikan pengarahan kepada Irfan dan Rofiki
Pemberian penghargaan dilakukan dengan cara mengajak Mohamad Irfan Bahri dan Rofiki maju ke tengah lapangan untuk menerima pengharagaan dan disaksikan langsung ratusan anggota Polres Metro Bekasi Kota.
Bentuk penghargaan yang diberikan berupa sebuah piagam sebagai bentuk tanda penghormatan serta uang santun kepada kedua pemuda asal madu tersebut.
Kapolres Bekasi Kota Sebut Tindakan Irfan Bisa Jadi Contoh

Terutama untuk anggota Polisi kata Indarto, tindakan Irfan secara tidak langsung bisa menjadi pemantik semangat untuk memberantas tindak kejahatan.
"Kita sangat terbantu dan ini juga menambah semangat karena warga masyarakat saja berani melawan tindak kejahatan, apalagi kita yang diberikan kewenangan dan kemampuan untuk itu," kata Indarto kepada TribunJakarta.com, Kamis (31/5/2018).
Sedangkan untuk masyrakat, kata Indarto, dari kisah Irfan, masyarakat bisa mencontoh dengan nyali yang kuat ditambah kemampuan bela diri mampu menumbangkan pelaku begal yang hendak membahayakan dirinya.
Tetapi kata Kapolres, yang perlu diperhatikan juga kalau merasa tidak punya kemampuan untuk melawan, musuh terlalu banyak, sebaiknya berikan saja hartanya.
Karena kalau dengan kekuatan yang tidak seimbang dan memaksa melawan, itu akan meningkatkan intensitas dan membahayakan jiwa.
"Tetapi, tetap ya kalau kita menjadi korban kejahatan, harus melihat keseimbangan juga, kalau terlalu berat kita melawan juga jangan dipaksakan melawan Tapi kalau kita mampu seperti silahkan," kata Kapolres
"Jika semua masyarakat yang mempunyai kemampuan itu mau melawan kejahatan maka insya Allah kejahatan itu akan berkurang dan polisi akan terbantu," tandasnya
3. Sempat Ditawari Jadi Polisi, Irfan Mengaku Masih Betah Mondok

Namun ia menjawab masih belum punya keinginan, lantaran ia mengaku masih ingin fokus mondok menjadi Santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Bandungan Pamekasan Madura.
"Nanti aja. Masih senang mondok," kata Irfan saat dijumpai di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jalan Pramuka Bekasi Selatan, Kamis (31/5/2018).
(SuryaMalang.com/ TribunJakarta.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sama-sama Bunuh Begal, Beda Nasib Remaja Malang & Bekasi: ZA Jadi Tersangka, Irfan Dapat Penghargaan