Densus 88 Amankan Terduga Teroris
Terduga Teroris di Lampung Sering Setel Lagu Jihad, Teman Kerja: Rasanya Pengen Matiin
Terduga Teroris di Lampung Sering Setel Lagu Jihad, Teman Kerja: Rasanya Pengen Matiin
Penulis: hanif mustafa | Editor: Noval Andriansyah
Terkait laptop yang diamankan oleh Densus 88, Novi menerangkan, jika laptop tersebut milik anaknya.
"Kalau laptop itu punya anak saya buat nonton Youtube, gak ada yang lain, kalau kabel itu bekas buat neon box," jelas Novi.
Tri Haryono belum bisa ditemui lantaran masih shok atas apa yang menimpa dirinya.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Anti Teror mengamankan lima orang terduga teroris di Lampung pada Senin, 14 Oktober 2019.
Dari hasil pengamanan, Tim Desus 88 Anti Teror melakukan penggeledahan di sejumlah tempat dan mendapati barang bukti berupa lima amunisi, laptop, dan kabel-kabel di Gang Buntu Jalan Pusri Pahoman, Senin 14 Oktober 2019.
Hari kedua, Densus 88 mengamankan bahan peledak berupa sulfur 1,5 kilogram, bubuk warna putih sebanyak 2 kilogram, butiran super nova untuk bahan mercon, lampu LED yang diduga detonator, dan handphone yang dirakit untuk switcing.
Giatkan Babinkamtibmas
Polda Lampung lebih menggiatkan Babinkamtibmas untuk lebih dekat dengan masyarakat, guna menangkal paham radikalisme dan terorisme di lingkungan masyarakat.
Hal tersebut buntut dari serangkaian penggeledahan dan penangkapan yang dilakukan Tim Densus 88 Anti Teror, enam terduga teroris di Bandar Lampung sejak Minggu, 13 Oktober 2019 hingga Selasa 15 Oktober 2019.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, upaya untuk menangkal terorisme dan radikalisme berawal dari hal terkecil.
"Karena terorisme itu muncul dari inteloransi dan menjadi yang radikal, maka peran keluarga sangat penting, itu hal terkecil, sehingga Babinkamtimas sekarang (harus lebih) mendekat pada masyarakat," kata Zahwani Pandra Arsyad, Rabu, 16 Oktober 2019.
Zahwani Pandra Arsyad mengungakapkan, aksi terorisme tidak hanya terjadi yang kasat mata saja, tetapi juga melakukan kegiatan amaliah secara masih melalui masif di media sosial.
"Yang mana skemanya dalam dunia maya ada yang bertugas di media sosial, jadi gak nyata," ucap mantan Kapolres Kepulauan Meranti ini.
• Warga Tubaba Diimbau Tidak Sembrono Share Infromasi di Medsos
• 2 Kader Gerindra Ini Disebut Jubir Prabowo Tolak Jadi Menteri Jokowi
Zahwani Pandra Arsyad menyebutkan, setidaknya ada lima skema yang diketahui sebagai ciri aksi terorisme di media sosial.
Pertama, jelas Zahwani Pandra Arsyad, kejadian terorisme adalah settingan atau rekayasa.