Jenderal Polisi Berambut Gondrong Bereaksi Keras saat Anggota DPR Ingin Bubarkan BNN
"Silakan saja bubarkan," ujar Irjen Arman Depari. Kemudian, jenderal gondrong ini pun melontarkan kata-kata tak terduga dan menohok. "Sekalian saja
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ada seorang Jenderal yang kerap muncul saat Badan Narkotika Nasional atau BNN berhasil meringkus bandar nakoba. Sosok jenderal polisi berambut gondrong atau jenderal gondrong ini adalah sosok yang ditakuti bandit narkoba.
Sosok jenderal gondrong tersebut adalah Irjen Arman Depari, perwira tinggi polisi yang kini menjabat sebagai Deputi Bidang Pemberantasan BNN.
Sosok Irjen Arman Depari memang selalu menjadi sorotan. Jenderal bintang dua ini bersama timnya kerap unjuk gigi melumpuhkan bandar narkoba kelas kakap, bahkan yang berjaringan internasional.
Para pengedar barang haram yang ditangkap BNN itu, sampai tak berkutik setelah tangannya diborgol dan wajahnya disorot kamera awak media.
Tampang beringas dan taktik yang andal Arman Depari dalam membongkar jaringan pengedaran narkoba bisa jadi sosok 'angker' bagi si bandar narkoba.
Dilihat dari profilnya, Arman Depari ini memang memiliki latar belakang mumpuni di bidang pemberantasan narkoba.
• Anggota DPR Usul BNN Dibubarkan, Inspektur Jenderal Arman: Bakar Juga Anggotanya
Sang Jenderal pernah menduduki posisi sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga di Mabes Polri.
Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.

Sebelum fokus di bidang pemberantasan narkoba, Irjen Arman Depari ternyata pernah juga menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.
Di bidang ini, ia bahkan pernah melaksanakan beberapa tugas penyidikan napi teroris di luar negeri.
Tak hanya itu, Deputi Pemberantasan BNN ini juga pernah turut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan tim Ditserse Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus terorisme.
• Mutasi Besar-besaran 32 Jenderal ke Kantor Kementerian Pertahanan Prabowo Subianto
Kala itu, kasus terorisme yang dimaksud yakni, yakni kasus bom Bali I, untuk menangkap Imam Samudra.
Sebelum bertugas di BNN, Arman Depari sempat menjadi Kapolda Kepulauan Riau selama kurang lebih dua tahun.
Barulah pada 2016, Jenderal garang ini menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Pria kelahiran Karo, Sumatera Utara, 1 Agustus 1962 ini, menghabiskan masa kecil dan remajanya hingga bangku SMA di Berastagi.