Avanza Masuk Kolong Truk di Tol Cipali, Sekeluarga Tewas
Ia mengatakan, mobil yang ringsek tak berbentuk usai kecelakaan tersebut sudah dimiliki Sutarno sekira dua tahun.
Namun menurut Misnan, Sutarno menolak karena harus mengantar keluarganya di Sragen untuk umrah.
"Saya cuma ngomong, cemen! Begitu saja sambil bercanda. Tahunya ada seperti ini. Ya kita kaget," kata Misnan.
Misnan mengatakan, keluarga dan kerabat Sutarno sudah bertolak ke RSUD Subang mengurus jenazah Sutarno dan istrinya. Suasana di depan rumah Sutarno yang berpagar besi hitam, bercat kuning dan bertingkat dua tersebut tampak sepi.
Tidak terlihat bendera kuning atau tenda dipasang. Meski belum mendapat informasi pasti, Misnan menduga Sutarno akan dibawa dan dimakamkan langsung ke kampung halamannya di Sragen Jawa Tengah.
Diketahui, satu keluarga asal Dusun Klodran RT 06/RW 03, Desa Pulutan, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah juga menjadi korban kecelakaan Tol Cipali.
Korban tewas yang berasal dari Boyolali adalah ayah yang bernama Sunarto (33), sang ibu yang bernama Tutik Kurniawati (34) ibu, dan anak mereka, Raka (10).
Kepala Dusun Pulutan, Sutimin (50) membenarkan kabar duka tersebut.
"Benar, tiga orang yang meninggal, Sunarto, istri, sama anak meninggal di TKP," tutur Sutimin. Dari pantauan Tribun, jenazah belum disemayamkan di rumah duka pukul 16.37 WIB.
Sutimin mengatakan, ia belum bisa memastikan waktu kedatangan jenazah ke rumah duka.
"Barusan lewat info whatsapp, keluarga masih mengurus surat kematian di sana, mereka ingin jenazah langsung disucikan," tambahnya.
Sopir Truk Kaget
Sopir truk pengangkut sepeda motor baru yang terlibat kecelakaan dengan Toyota Avanza dan menewaskan enam orang di KM 113.200 Tol Cipali, Imron Fauzi (50) tidak mengira benturan keras dari arah belakang itu ternyata berasal dari serudukan sebuah minibus.
"Saya enggak menyangka, soalnya tiba-tiba nabrak dari belakang. Saat dicek, ternyata ada mobil masuk ke bagian belakang," ujar Imron di Kantor Cabang PT Lintas Marga Sedaya Cilameri, Subang.
"Saat itu saya di jalur lambat menuju Jakarta. Kecepatan saya 50-60 km/jam. Tiba-tiba dari belakang ada suara jedor, keras. Saya kira ban pecah," tambah Imron.
Rekayasa Lalu Lintas