Tegal Mas Lampung

Fenomena Hiu Paus Muncul di Teluk Lampung, Thomas Riska Kangen Menyelam Bersama Hiu Paus

Lampung berpotensi mengembangkan wisata hiu paus, namun pemerintah perlu menjaga ketat spesies yang dilindungi ini dari perburuan.

Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
ISTIMEWA
BERIRINGAN - Owner Pulau Tegal Mas, Thomas Riska, menyelam beriringan dengan hiu paus di kedalaman laut sekitar 30 meter di perairan sekitar Tegal Mas, belum lama ini. 

Pemerintah Indonesia melalui Kepmen-KP No 18 Tahun 2013 menetapkan hiu paus sebagai spesies yang dilindungi karena populasinya yang rendah dan masih sering diburu.

Thomas Riska menunjuk hiu tutul sepanjang 15 meter yang sempat memasuki perairan Teluk Lampung, 3 April 2018.
Thomas Riska menunjuk hiu tutul sepanjang 15 meter yang sempat memasuki perairan Teluk Lampung, 3 April 2018. (Istimewa)

Wisata Hiu Paus

Keberadaan hiu paus di Teluk Lampung bisa menjadi daya tarik pariwisata. Seperti yang dilakukan oleh Maldives, yang dari wisata hiu paus ini mampu menghasilkan pemasukan sekitar Rp 130 miliar setahun.

Wisata hiu paus juga sudah dikembangkan di Desa Labuhan Jambu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Conservation International (CI)  mencatat, wisata hiu paus berpotensi memberikan tambahan pemasukan untuk desa sekitar Rp 550 juta setiap tahun dengan tambahan dana konservasi kurang lebih Rp 50 juta per tahun. Hasil ini berdasarkan kajian yang dilakukan pada periode September 2018 hingga Mei 2019.

Sebagai pelaku usaha pariwsiata, Thomas Riska mengatakan, kalaupun Lampung melirik wisata hiu paus ini, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, perlu dilakukan penelitian, apakah pola pergerakan hiu paus di Teluk Lampung termasuk rumahan, musiman, atau campuran.

Chord Gitar Andmesh Kamaleng Nyaman, Download Lagu Nyaman MP3 dan Lirik Lagu

Chord Gitar Judika Cinta karena Cinta, Lirik Lagu dan Download Lagu MP3

Rumahan artinya sebagian besar hiu paus berada di area tersebut sepanjang tahun. Musiman berarti hiu paus hanya berada pada area tersebut pada waktu-waktu tertentu. Lalu, campuran merupakan gabungan dari rumahan dan musiman.

Kedua, kalau hendak dikembangkan jadi wisata, maka selayaknya berbasis masyarakat dengan melibatkan para nelayan yang ada di sekitar Teluk Lampung, sehingga bisa menjadi tambahan pendapatan bagi mereka, selain untuk kepentingan konservasi.

Ketiga, perlu dibuat sistem dan aturan yang ketat dari pemerintah untuk menjaga kelestarian hiu paus itu dan juga habitatnya.

"Hewan langka ini harus dijaga dari perburuan, dan area tempat hidup hiu paus harus dijaga agar tidak rusak sehingga sumber makanannya terjaga," ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved