Pesan Terakhir Gadis yang Dibakar Hidup-hidup Setelah Diperkosa
Gadis 23 tahun itu meninggal setelah menerima perawatan luka bakar di hampir sekujur tubuhnya hingga terkena serangan jantung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang gadis berusia 23 tahun mengalami hal mengenaskan setelah menjadi korban rudapaksa oleh sejumlah pria.
Setelah keperawanannya direnggut, ia lantas diseret dan dibakar oleh sejumlah pria hingga mengalami luka bakar mencapai 90 persen.
Saat dirawat di rumah sakit, ia sempat mengajukan permohonan ke dokter dan meyebut dua nama pelaku yang merudapaksa dan membakarnya.
Korban dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (6/12/2019) pukul 23.40 waktu setempat di Rumah Sakit Safdarjung, Delhi.
Gadis 23 tahun itu meninggal setelah menerima perawatan luka bakar di hampir sekujur tubuhnya hingga terkena serangan jantung.
• Nenek 87 Tahun Diperkosa sampai Pingsan, Pelaku Marahi Cucu Korban yang Dobrak Pintu Kamar

"Dia berada dalam kesakitan. Dia meminta kami untuk menyelamatkan dia," ujar salah satu dokter senior dikutip Gulf News Sabtu (7/12/2019).
Saat menjalani perawatan dengan dokter, korban sempat melontarkan pesan-pesan terakhir sebelum ajal menjemputnya.
Ia berkata, "Selamatkan saya. Saya tidak ingin mati. Saya ingin melihat mereka dihukum mati".
Diketahui, gadis tersebut dibakar oleh orang yang merenggut keperawanannya beberapa bulan lalu.
Saat hendak menuju pengadilan di distrik Unnao untuk bersaksi dalam kasus pemerkosaan terhadap dirinya pada Kamis (5/12/2019), ia tiba-tiba diserang sekelompok orang.
• Pria Tanggamus Lampung Obati Pria Kena Santet, Ternyata Modus untuk Perkosa Istri Korban
Setidaknya lima orang pria, termasuk dua orang yang merudapaksanya menyeret korban ke lapangan.
Di sanalah korban lantas dibakar hidup-hidup oleh kelima pelaku.
Kendati demikian, gadis malang itu sempat meminta pertolongan warga sekitar.
Ia bahkan masih mampu menelepon polisi untuk meminta bantuan.
Korban lantas dilarikan ke unit bedah plastik khusus luka bakar di rumah sakit negeri Lucknow.
Di rumah sakit tersebut, ia sempat memebri kesaksian terkait peristiwa yang menimpanya.
Kesaksian gadis tersebut lantas direkam oleh pihak kepolisian, ia pun menyebutkan dua nama pelaku yang merudapaksanya.
Diketahui, kedua nama pelaku yakni Shivam dan Shubam Trivedi.
Beberapa bulan lalu, Shivam dan Shubam melampiaskan nafsu bejatnya terhadap korban.
Keduanya pun sudah berurusan dengan polisi, namun berhasil melenggang bebas setelah membayar jaminan atas kasus tersebut.
Korban dan keluarganya tentu merasa dirugikan atas kasus ini, mereka pun kembali melapor polisi.
Namun sayangnya, pihak kepolisian seakan tak mendengar laporan yang dibuat korban hingga penyerangan pada Kamis (5/12/2019) pun terjadi.
• Modus Bisa Sembuhkan Santet, Ripan Perkosa IRT lalu Kabur ke Tanggamus, Berikut Kronologisnya
Pihak keluarga korban menegaskan akan terus memperjuangkan kasus yang menimpa korban di pengadilan.
Hal ini lantas ditanggapi Ketua Komisi Perempuan Delhi Swati Maliwal yang menyatakan, dia mendesak pemerintah Uttar Pradesh agar pemerkosa dihukum mati dalam waktu sebulan.
Sementara Sekretaris Jenderal Partai Kongres Priyanka Gandhi mengutip kata-kata terakhir korban di akun Twitter dia.
"Ini adalah kegagalan bahwa kami tidak bisa memberikan keadilan padanya. Saya berdoa semoga Tuhan memberikan keberanian dalam kesedihan ini," ujarnya.
Gandhi mengatakan, secara sosial mereka memang bersalah.
"Tapi ini juga menunjukkan kekosongan hukum dan ketertiban di Uttar Pradesh," tegasnya.
Dia mengecam pemerintahan Menteri Utama Yogi Adityanath karena tidak memberikan perlindungan kepada korban.
"Apa aksi yang dilakukan kepada polisi yang menolak laporannya? Dalam kekerasan terhadap perempuan, apa yang sudah pemerintah lakukan untuk menghentikannya?" kecamnya.
Adityanath sudah menyatakan tak hanya menanggung biaya pengobatan, tapi juga memerintahkan jajarannya untuk mengusut kasus tersebut.
Suami Bakar Istri Hidup-hidup di Surabaya, Ini Pemicunya
Kronologi suami membakar istri hidup-hidup di kamar kos 'D Kost', Jalan Ketintang Baru II A No 3A, RT 1 RW 2, Ketintang, Gayungan, Surabaya, Selasa (15/10/2019) terungkap.
Ternyata, sebelum peristiwa tragis itu terjadi mereka sempat cek-cok.
Tanpa diduga terjadilah percekcokan di dalam kosan berukuran 3 meter x 5 meter itu antara Purwanto (pelaku) dan Putri (korban).
"Cekcoknya ya ada di dalam, mertuanya sekalian juga ada di dalam, ya enggak terlalu bentak bentak karena ada mertuanya," jelas penjaga kos, Heri.
Heri yang saat itu sedang sibuk membersihkan area lorong di depan enam kamar kosan yang saling berhadap-hadapan itu, sempat melihat sang ibu, atau mertua Purwanto berjalan keluar dari kosan menuju area parkir.
Mertua Purwanto sedang menelepon mobil jemputan yang bakal membawa mereka pergi.
"Mereka datang mau pisahan, kesini mau kemasi barang barang, terus ibunya keluar telpon pesan travel," terang pria berkacamata itu.
Namun tak disangka, jeritan parau dari pita suara khas perempuan menyeruak dari dalam kosan tersebut.
"Terus dari dalam teriak teriak terbakar terbakar," jelas pria barkaus merah itu.
Heri langsung terjingkat dan berlari mendekat ke kamar kosan tersebut.
Ternyata ia melihat api sudah membakar kasur matras berukuran 2 meter x 2 meter itu begitu hebatnya.
Dan sepintas ia melihat, Putri berlari ke halaman luar.
"Aku gak sempat pegang, saya repot dengan api saya padamkan api sirami, korbannya istri disiram, gak tahu bensin atau air apa," jelasnya.
Sementara itu, saksi mata atau tetangga sebelah kosan korban, Ria Santi (27) menuturkan melihat korban berteriak kepanasan lalu duduk di halaman kosan tersebut.
"Dari sini (rambut) ke tangan sudah melepuh semua, dia pakai kaus dan celana hitam panjang," kata perempuan berkaus hitam itu.
Korban, ungkap Ria, mengalami luka bakar di sekujur tubuh.
(Alif Nur Fitri Pratiwi)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Gadis 23 Tahun Disetubuhi lalu Dibakar Hidup-hidup hingga Tewas, Kata Terakhir Sebut 2 Nama Pelaku