Tribun Bandar Lampung
Satu Tahun Pasca Tsunami, Warga Pulau Pasaran Minta Pelebaran Jembatan
Saat musibah terjadi jembatan dengan lebar 1.5 meter dan satu-satunya akses keluar masuk pulau goyang dan berbunyi.
Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Reny Fitriani
Said mengatakan, jembatan itu sudah beberapa kali mengalami kerusakan.
Namun belum sekalipun ada perhatian dari pemerintah.
• VIDEO Ribuan Emak-emak Mengikuti Upacara Peringatan Hari Ibu Pakai Kebaya Sulam Usus
Setiap ada kerusakan, terang Said, warga melakukan perbaikan secara gotong royong.
Selain perlu direnovasi, warga juga meminta jembatan diperlebar lagi.
Pasalnya, jembatan itu hanya dapat dilalui sepeda motor.
Bahkan saat pengendara motor berpapasan dengan bentor (becak motor), salah satu harus mengalah.
"Kami berharap mobil bisa masuk ke sini. Jadi kalau mau kirim ikan teri sekali angkut bisa banyak. Kalau seperti ini ya harus bolak-balik bentor angkutnya," papar Said.
Menurut Said, mayoritas penduduk Pulau Pasaran merupakan kalangan menengah ke atas.
Tak sedikit yang memiliki mobil pribadi.
Namun karena terbatasnya akses jalan, mobil tersebut dititipkan di seberang.
"Sudah sering kami usul ke pihak kelurahan. Tapi selalu terkendala dana. Harapan kami tidak muluk-muluk. Dengan adanya jalan yang lebih lebar, tentunya akan memudahkan kami mengungsi ke darat saat terjadi bencana," jelasnya.
Kartama (44), warga RT 09, mengatakan, hanya ada satu jalan dari Pulau Pasaran menuju Telukbetung.
Hal itu berbahaya apabila terjadi bencana.
Terlebih Gunung Anak Krakatau (GAK) dapat kapan saja memuntahkan erupsi.
Pengalaman satu tahun lalu, lanjut Kartama, ada ratusan warga Pulau Pasaran kesulitan menyeberang lantaran jembatan penghubung sudah terendam air.