Tribun Bandar Lampung

Itera Sediakan 50 Kacamata Bagi Masyarakat yang Ingin Lihat Gerhana Matahari Cincin

Ada 50 pasang kacamata khusus yang dapat di gunakan masyarakat agar dapat melihat langsung proses terjadinya Gerhana Matahari.

Penulis: Joviter Muhammad | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Joviter
Selain menggunakan teleskop, pengamatan gerhana matahari cincin bisa menggunakan kacamata khusus 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Institut Teknologi Sumatera (Itera) melakukan observasi Gerhana Matahari Cincin di laman kampus A, Kamis (26/12).

Selain menempatkan 7 teleskop, ada 50 pasang kacamata khusus yang dapat di gunakan masyarakat agar dapat melihat langsung proses terjadinya Gerhana Matahari.

Koordinator observasi gerhana cincin Kampus Itera M Isnaenda mengatakan kacamata tersebut dapat dipinjam bagi siapa saja yang penasaran ingin melihat fenomena alam yang jarang kali terjadi.

"Sangat tidak dianjurkan melihat dengan mata telanjang. Karena bisa mengakibatkan kebutaan," ujar Isnaenda.

Oleh karena itu, selain menggunakan teropong bintang atau teleskop masyarakat juga bisa melihat dengan kacamata khusus.

LINK LIVE STREAMING Pengamatan Gerhana Matahari Cincin oleh BMKG di Bandar Lampung

"Bukan sembarang kacamata, tapi yang ada filter khusus untuk menahan sinar matahari," jelasnya.

Isnaenda mengatakan fenomena ini dapat dinikmati sejak pukul 10.30 WIB hingga berakhir sekitar pukul 14.30 WIB. Khusus wilayah Lampung, lanjutnya, terjadi Gerhana Matahari Cincin sebagian. Artinya bukan gerhana matahari total.

Ia menyebut daerah yang dapat melihat gerhana matahari total seperti di Riau dan Sibolga. Sementara di Lampung di perkirakan bakal terjadi gerhana matahari total pada 21 Mei 2031.

"Sekarang sudah bisa dilihat pergerakannya. Untuk puncaknya bisa sama sama kita amati sekitar pukul 12.30 siang ini," tandasnya.

Tata Cara dan Niat serta Waktu Pelaksanaan Salat Gerhana Matahari Cincin Sendiri

Gerhana matahari Cincin akan terlihat menghiasi langit Indonesia, Kamis (26/12/2019).

Gerhana matahari Cincin terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi. Hal inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.

Bagaimana tata cara melaksanakan salat Gerhana matahari dan seperti apa Niat salat Gerhana matahari serta kapan waktu yang tepat melaksanakan salat Gerhana matahari Cincin?

Dengan adanya fenomena alam ini, Plh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Tarmizi mengimbau umat Islam melaksanakan salat sunnah Gerhana matahari.

"Kemenag mengimbau umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan salat sunnah Gerhana matahari atau salat Kusuf," kata Tarmizi, dikutip Tribunnews.com dari siaran pers Kemenag.

VIDEO Gerhana Matahari Cincin Akan Nampak di Indonesia Pada 26 Desember, Sebagai Penutup Tahun 2019

Ahli Jelaskan Penyebab Teror Ular Kobra dan Perkiraan Waktu Berakhirnya

Identitas Kerangka Manusia di Septic Tank Terkuak, Keluarga Yakin dari 2 Benda yang Ditemukan di TKP

Ilustrasi - Tata Cara dan Niat serta Waktu Pelaksanaan Salat Gerhana Matahari Cincin Sendiri.
Ilustrasi - Tata Cara dan Niat serta Waktu Pelaksanaan Salat Gerhana Matahari Cincin Sendiri. (NASA)

Menurut Tarmizi, pelaksanaan salat Gerhana menyesuaikan waktu Gerhana matahari Cincin di wilayah masing-masing.

Sebaiknya, salat Gerhana matahari Cincin dilakukan secara berjamaah di masjid atau di tanah lapang.

Setelah salat, diakhiri dengan dua khutbah yang disampaikan oleh khatib.

Lantas, bagaimana hukumnya bila melaksanakan salat Gerhana matahari Cincin secara sendiri?

Dikutip dari Islami.co, Imam an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh Muhadzzab menjelaskan, salat Gerhana, baik bulan maupun matahari, bisa dilaksanakan sendirian, tanpa jemaah.

Pasalnya, khutbah hanya merupakan sunnah, bukan syarat sah.

حَدِيثُ عَائِشَةَ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَاتَّفَقَتْ نُصُوصُ الشَّافِعِيِّ وَالْأَصْحَابِ عَلَى اسْتِحْبَابِ خُطْبَتَيْنِ بَعْدَ صَلَاةِ الْكُسُوفِ وَهُمَا سُنَّةٌ لَيْسَا شَرْطًا لِصِحَّةِ الصَّلَاةِ قَالَ أَصْحَابُنَا وَصِفَتُهُمَا كَخُطْبَتَيْ الْجُمُعَةِ فِي الْأَرْكَانِ وَالشُّرُوطِ وَغَيْرِهِمَا سَوَاءٌ صَلَّاهَا جَمَاعَةٌ فِي مِصْرٍ أَوْ قَرْيَةٍ أَوْ صَلَّاهَا الْمُسَافِرُونَ فِي الصَّحْرَاءِ وَأَهْلُ الْبَادِيَةِ وَلَا يَخْطُبُ مَنْ صَلَّاهَا مُنْفَرِدًا

"Hadis Aisyah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim serta ketetapan Imam as-Syafii dan para pengikutnya telah bersepakat atas kesunnahan dua khutbah setelah salat Gerhana.

Dua khutbah tersebut hanyalah sunnah, bukan menjadi syarat sahnya salat.

Dua khutbah ini sama dengan khutbah Jumat dalam rukun, syarat dan selainnya, baik dilaksanakan berjamaah di kota besar maupun di desa, atau musafir di padang pasir maupun di perkampungan.

Sedangkan orang yang salat sendirian tidak perlu melakukan khutbah."

Dari pendapat Imam an-Nawawi tersebut bisa disimpulkan, khutbah bukanlah menjadi syarat sah salat.

Sehingga orang yang melakukan salat sendirian tidak perlu berkhutbah atau mendengarkan khutbah.

Tata cara mengerjakan salat Gerhana matahari sendirian sama dengan tata cara salat Gerhana matahari berjemaah.

Bedanya, tidak perlu melakukan khutbah.

Berikut tata cara salat Gerhana matahari sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari situs Kemenag:

1. BerNiat di dalam hati

2. Takbiratul ihram seperti salat biasa

3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan di-jahr-kan (perdengarkan) suaranya.

4. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya

5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)

6. Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, tapi dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).

7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

8. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)

9. Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali

10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya

11. Tasyahud

12. Salam.

Berikut Niat salat Gerhana matahari

Mengutip tata cara salat Gerhana dari nu.or.id, Niat mengerjakan salat Gerhana matahari dapat dilafalkan atau dalam hati saja.

Namun, hanya untuk membulatkan hati, ulama menganjurkan kita untuk melafalkannya.

Berikut Niat salat Gerhana matahari

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

"Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala

Arti: Saya berNiat mengerjakan salat sunah Gerhana matahari sebagai imam/makmum karena Allah semata."

Waktu Pelaksanaan

Awal waktu salat Gerhana mulai diizinkan ketika Gerhana mulai terjadi, demikian dikutip dari ummetro.ac.id.

Pada saat itu, salat Gerhana sudah boleh dilakukan.

Jika pelaksanaannya sebelum terjadi Gerhana, lalu di tengah-tengah salat baru Gerhananya terjadi, maka salatnya tidak sah.

Sebab salat tersebut dilakukan sebelum masuk waktu.

Hal ini sama dengan orang yang salat Zuhur pukul 10 pagi atau salat Ashar pukul 13.00.

Akhir waktu salat ditandai ketika matahari kembali normal.

Dalam rentang waktu tersebut, salat Gerhana sah dilakukan.

Seorang muslim bisa memilih di awal waktu, di tengah, atau di akhir waktu Gerhana.

Bila ia salat di akhir waktu, lalu di tengah salat Gerhana sudah lenyap, maka salatnya tetap disempurnakan dan dihitung sah.

Sebab dia telah mengawali salat pada waktunya.

Berdasarkan data dari LAPAN, berikut daftar lokasi dan waktu puncak untuk menyaksikan Gerhana matahari yang terjadi Kamis besok.

Gerhana matahari Cincin

1. Siak
Durasi: 3 Menit 40 Detik
P1: 10:22 WIB
P2: 12:15 WIB
Maks: 12:17 WIB
P4: 14:14 WIB

2. Padang Sidempuan
Durasi: 3 Menit 37 Detik
P1: 10:14 WIB
P2: 12:04 WIB
Maks: 12:06 WIB
P4: 14:04 WIB

3. Duri
Durasi: 3 Menit 39 Detik
P1: 10:14 WIB
P2: 12:26 WIB
Maks: 12:14 WIB
P4: 14:04 WIB

4. Singkawang
Durasi: 3 Menit 39 Detik
P1: 10:43 WIB
P2: 12:41 WIB
Maks: 12:42 WIB
P4: 14:31 WIB

5. Malinau
Durasi: 3 Menit 34 Detik
P1: 11:05 WIB
P2: 13:01 WIB
Maks: 12:03 WIB
P4: 14:43 WIB

6. Berau
Durasi: 3 Menit 7 Detik
P1: 11:14 WIB
P2: 13:09 WIB
Maks: 13:12 WIB
P4: 14:47 WIB

7. Singkawang
Durasi: 3 Menit 39 Detik
P1: 10:43 WIB
P2: 12:41 WIB
Maks: 12:42 WIB
P4: 14:31 WIB

8. Tanjung Selor
Durasi: 2 Menit 25 Detik
P1: 11:14 WIB
P2: 13:09 WIB
Maks: 13:10 WIB
P4: 14:47 WIB

Gerhana matahari SEBAGIAN

1. Padang
Porsi tertutupnya matahari: 89,0572%
P1: 10:19 WIB
P2: -
Maks: 12:11 WIB
P4: 14:08 WIB

2. Jakarta
Porsi tertutupnya matahari: 72,08%
P1: 10,43 WIB
P2: -
Maks: 12:36 WIB
P4: 14;25 WIB

3. Surabaya
66,40%
P1: 10:43 WIB
P2: -
Maks: 12:55 WIB
P4: 14:34 WIB

4. Makassar
Porsi tertutupnya matahari: 68,47%
P1: 12:25 WITA
P2: -
Maks: 14:34 WITA
P4: 15:45 WITA

5. Manado
Porsi tertutupnya matahari: 85,07%
P1: 12:42 WITA
P2: -
Maks: 14:29 WITA
P4: 15:56 WITA

6. Kupang
Porsi tertutupnya matahari: 46,82%
P1: 12:46 WITA
P2: -
Maks: 14:21 WITA
P4: 14:42 WITA

7. Ambon
Porsi tertutupnya matahari: 63,05%
P1: 13:56 WIT
P2: -
Maks: 15:33 WIT
P4: 16:54 WIT

8. Jayapura
48,73%
P1: 14:3 WIT
P2: -
Maks: 15:51 WIT
P4: 16:58 WIT

(Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved