Jakarta Kebanjiran, Ahok Buka Suara dan Ingatkan Hal Ini
Lewat akun resmi Twitternya @basuki_btp, mantan rekan duet Jokowi di DKI Jakarta itu mengucapakan duka cita pada para korban yang meninggal.
Penulis: taryono | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau Ahok akhirnya buka suara terkait bencana banjir yang melanda Jakarta mulai Rabu 1 Januari hingga Jumat 3 Januari 2020.
Lewat akun resmi Twitternya @basuki_btp, mantan rekan duet Jokowi di DKI Jakarta itu mengucapkan duka cita pada para korban yang meninggal.
"Turut berduka cita atas korban-korban meninggal #banjir2020 di Jakarta dan sekitarnya," tulisnya, Jumat 3 Januari 2020.
Komisaris Utama Pertamina itu juga mengingatkan pada warga yang tinggal di DAS agar selalu waspada.
Ahok pun berharap bencana banjir itu segera berlalu.
"Untuk warga yang tinggal di DAS, agar selalu waspada. Semoga bencana banjir ini cepat berlalu dan kondisi pulih kembali," tutupnya.
Cara Ahok Tangani Banjir
Dilansir pemberitaan Kompas.com, Selasa (30/4/2019), Ahok menceritakan pengalamannya menangani banjir Jakarta.
• Karni Ilyas Ungkap Penyebab Banjir di Jakarta Malah Dapat Balasan Sadis
• Anies Baswedan Bantah Jokowi Soal Penyebab Banjir di Jakarta
• Sumbang Korban Banjir Rp 20 Juta, Nikita Mirzani: Rezeki Saya Rezeki Kalian Semua
Hal tersebut disampaikan Ahok saat berkunjung ke kediaman Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.
Menurut dia, Jakarta siap menghadapi hujan deras.
"Enggak tahu ya, kalau pengalaman saya pasti sebenarnya Jakarta itu pompanya sudah cukup oke, tanggul juga sudah oke, jadi perhatikan saja biasa kalau hujan sama kemarau," kata Ahok di rumah Prasetio di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2019).
Menurut Ahok, saat hujan biasanya air memang terhambat masuk saluran karena ada sampah kayu dan ranting.
Namun, hal ini bisa diantisipasi dengan pengerukan menggunakan alat berat maupun menyiagakan pasukan oranye.
"Kalau saringan ketutup, volume air, kan, enggak bisa turun cepat dan tentu pasukan oranye (petugas penanganan prasarana dan sarana umum) mesti keliling, pasukan biru (petugas Dinas Sumber Daya Air) mesti keliling," ujarnya.
Saat genangan muncul, yang paling penting dilakukan yakni mengoperasikan pompa. Jika terlambat, genangan sulit surut.
"Saya orang tambang, (kalau) teori tambang, ngidupin pompanya telat, sudah terlalu tinggi bisa enggak keburu. Saya kira mungkin tergenang itu karena ada pompa yang telat. Saya enggak tahu," kata Ahok.
Sementara itu, terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan naturalisasi sebagai solusi mengatasi banjir Jakarta, Ahok enggan berkomentar banyak.
Ia mengaku kurang paham soal konsep naturalisasi yang dicanangkan Anies.
"Aduh, soal kata-kata begitu Pak Gubernur sekarang lebih pintar dari saya," kata Ahok sambil tertawa.
Sejak pekan lalu, banjir menggenangi sejumlah permukiman dan ruas jalan. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, dan Sungai Angke.
Penyebab banjir menurut Jokowi
Presiden Jokowi menilai, banjir yang menggenangi Jakarta dan sekitarnya disebabkan kerusakan ekologi dan kesalahan yang dibuat manusia, seperti membuang sampah sembarangan.
"Ada yang disebabkan kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada, tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana. Banyak hal," ujar Jokowi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Jokowi meminta pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten di Jabodetabek bekerja sama dengan pemerintah pusat menangani permasalahan banjir.
Namun, untuk saat ini, Jokowi meminta proses evakuasi didahulukan.
"Yang terpenting saat kejadian saat ini adalah evakuasi korban, keselamatan, dan keamanan masyarakat harus didahulukan. Nanti urusan penanganan banjir secara infrastruktur akan kami kerjakan setelah penanganan evakuasi selesai," kata Jokowi.
Tanggapan Anies
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah pernyataan Jokowi soal penyebab banjir Jakarta dan sekitarnya. Menurut dia, bukan sampahlah penyebabnya.
Ia mencontohkan, kawasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, yang terendam banjir sehingga sejumlah penerbangan terganggu.
Padahal, dia meyakini tidak ada sampah yang menumpuk di Bandara Halim.
"Halim itu setahu saya tidak banyak sampah, tapi bandaranya kemarin tidak bisa berfungsi. Apakah ada sampah di bandara? Rasanya tidak, tapi Bandara Halim kemarin tidak bisa digunakan," ujar Anies di Kampung Pulo, Jakarta Timur, kemarin.
Anies berujar, banjir terjadi di daerah-daerah yang diprediksi diguyur hujan dengan intensitas tinggi oleh BMKG.
Namun, penyebab banjir di tiap daerah harus diteliti lagi.
Pemprov DKI baru akan meneliti penyebab banjir di tiap daerah dan mencari solusinya, setelah merampungkan proses evakuasi warga.
Yang jelas, menurut Anies, banjir disebabkan berbagai faktor.
"Ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja, ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor-faktor yang lain. Jadi ini bukan single variable problem, ini multiple variable," kata Anies. ( Tribunlampung.co.id)