Tribun Lampung Utara
Ribuan Ikan Mati Diduga karena Gas Beracun, Petambak di Lampung Utara Rugi Miliaran Rupiah
Ia menjelaskan kondisi cuaca beberapa waktu terakhir membuat suhu air, khususnya di keramba-keramba, menjadi tidak menentu.
Kerugian dari nilai jual ikan itu belum termasuk modal, seperti pakan dan lainnya.
Hingga Sabtu, Haidir dan petambak ikan lainnya membersihkan keramba dari ikan-ikan yang mati.
"Sekarang saya sedang beres-beres. (Keramba) disemprot dan (ikan-ikan) dikeluarkan semua (dari keramba)," ucapnya.
Gas Bekas Pakan
Sementara Pandayani, pemilik keramba ikan, mengungkapkan peristiwa awal terjadi pada Rabu (1/1/2020) dini hari.
Ia menyebut gas beracun dari bekas pakan yang berada di dasar air menguap ke atas keramba.
Hal itu menyebabkan ribuan ekor ikan di puluhan unit keramba miliknya mati.
"Ada perusahan perikanan yang mengecek. Ada gas beracun yang keluar dari dasar, dari bekas pakan. Ada kotoran, ditambah lumpur yang di dasar naik ke atas. Cuaca juga memengaruhi," bebernya, Sabtu.
Pandayani menaksir kerugian akibat ribuan ekor ikan mati mencapai Rp 6,3 miliar.
Nilai tersebut khusus dari keramba miliknya pribadi, belum termasuk keramba milik petambak lainnya.
"Kerugian sekitar Rp 6,3 miliar dari (keramba) punya saya pribadi," katanya.
Menurut Pandayani, kejadian matinya ikan-ikan dalam jumlah besar ini merupakan yang terparah sejak 2014.
"Kejadiannya nggak cuma tahun ini. Tapi ini yang paling fatal, awal tahun ini," ujarnya.
Utang Bank
Petambak ikan di Bendungan Way Rarem berharap Pemkab Lampura memberikan solusi terkait ribuan ekor ikan mati.