Tribun Lampung Utara
Ribuan Ikan Mati Diduga karena Gas Beracun, Petambak di Lampung Utara Rugi Miliaran Rupiah
Ia menjelaskan kondisi cuaca beberapa waktu terakhir membuat suhu air, khususnya di keramba-keramba, menjadi tidak menentu.
Sebab, mereka cemas lantaran modal untuk mengelola keramba berasal dari pinjaman di bank.
"Karena musibah seperti ini, kami bongkar (keramba), kosong. Padahal, kami pinjam di bank untuk modal," ujar Haidir Rianto, petambak ikan.
Dengan keadaan seperti ini, Haidir mengaku bingung membayar angsuran pinjaman modal di bank.
"Harapannya pemerintah bisa kasih solusi. Karena, kejadian ini sudah dari tahun 2014," kata Haidir.
"Kami juga masih utang dengan pemasok pakan. Ambil pakan tidak sedikit. Sebulan bisa 400-500 ton. Jadi, utang bulan ini kami tutup bulan depan," imbuhnya.
Haidir menambahkan kejadian seperti ini bukan yang pertama kali.
"Musibah seperti ini bukan setahun dua tahun, tapi sejak tahun 2014, setiap pancaroba," katanya.
• VIDEO Ratusan Ton Ikan Mati Mendadak di Keramba Way Rarem, Lampura
Upwelling
Dinas Perikanan Lampung Utara membenarkan peristiwa ribuan ikan mati di keramba-keramba di Bendungan Way Rarem.
Kepala Dinas Perikanan Lampura Sanny Lumi menjelaskan ribuan ikan mati setidaknya dalam dua hari.
"Ikan mati dua kali. Pertama, Kamis 2 Januari 2020, sebanyak 30 ton. Kemudian, Jumat 3 Januari 2020, sebanyak 40 ton. Jadi totalnya 70 ton," ujarnya, Sabtu.
Menurut Sanny, kejadian tersebut akibat upwelling (pembalikan massa air) lantaran terjadinya perubahan suhu saat hujan di sekitar keramba.
"Air yang bercampur dengan endapan pakan di dasar (keramba) naik ke atas," katanya.
Kondisi tersebut, lanjut Sanny, membuat ikan-ikan kekurangan oksigen.
"Kejadian ini memang sering terjadi setiap perubahan musim dari kemarau ke hujan,” ujarnya.