Perang Iran vs Amerika Serikat

Setelah Tewaskan 80 Tentara AS, Iran Siapkan Perang Lebih Dahsyat

Puluhan rudal itu ditembakkan Divisi Dirgantara Garda Revolusi Iran dan dinamai "Martir Soleimani".

kompas.com
Ilustrasi - Iran menjanjikan balasan yang "lebih kuat dan dahsyat". 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TEHERAN - Pasukan Garda Revolusi Iran menghujani pangkalan militer Amerika Serikat dan sekutunya di Irak dengan puluhan rudal (peluru kendali) pada Rabu (8/1/2020) dini hari WIB.

Serangan tersebut merupakan pembalasan atas pembunuhan pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh AS pada Jumat (3/1/2020) pekan lalu.

Puluhan rudal itu ditembakkan Divisi Dirgantara Garda Revolusi Iran dan dinamai "Martir Soleimani".

Iran mengklaim menembakkan 22 rudal dan menewaskan 80 orang Amerika.

Media Iran mengutip Garda Revolusi mengatakan, sejumlah pesawat nirawak, helikopter, maupun peralatan militer lainnya mengalami kerusakan.

Pesawat Jatuh Tewaskan 176 Orang di Iran, Terlihat Cahaya Redup Sebelum Ledakan Besar

Inilah 5 Senjata Perang Iran Paling Mematikan, Misil Khalij Pernah Bikin Pasukan AS Kabur

Presiden Jokowi: Dari Dulu sampai Sekarang Natuna adalah Indonesia

OTT KPK, Komisioner KPU Dicokok Dalam Pesawat

Serangan tersebut terjadi lima hari setelah komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, tewas dibunuh AS.

Soleimani tewas bersama wakil pemimpin jaringan milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.

Soleimani dan Muhandis tewas setelah konvoi mobil yang mereka tumpangi dihantam rudal dari drone tempur MQ-9 Reaper AS.

Iran maupun sekutunya di Timur Tengah menyerukan balas dendam atas kematian Qasem Soleimani, yang dianggap penerus Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Presiden AS, Donald Trump, memberikan pernyataan melalui Twitter pada Rabu pagi waktu AS.

"All is Well! Rudal diluncurkan dari Iran dan mengenai dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak," ujar presiden 73 tahun itu.

Dia menyatakan, kabar korban jiwa maupun perkiraan kerusakan yang dialami Ain al-Assad dan Irak tengah diselidiki oleh otoritas.

"Kami mempunyai peralatan militer yang paling canggih dan terbaik yang ada di dunia ini!" ucap presiden dari Partai Republik itu.

Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Publik, Jonathan Hoffman, menyatakan, Washington bakal mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan AS dan sekutunya di Timur Tengah.

Ia mengatakan, pangkalan tersebut sudah memprediksi ada serangan itu dan telah bersiap selama berhari-hari.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved