Demam Naik Turun Tiga Hari, Waspada Tifoid! Yuk Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya
Demam tifoid atau lebih dikenal dengan tifus merupakan penyakit yang sering diderita manusia.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Demam tifoid atau lebih dikenal dengan tifus merupakan penyakit yang sering diderita manusia.
Penyakit ini tidak mengenal musim hujan maupun kemarau.
dr Riyan Wahyudo dari Rumah Sakit DKT mengatakan, selain tifoid, ada juga paratifoid.
Keduanya sama, hanya saja bakteri yang menjadi penyebabnya berbeda.
Tifoid disebabkan bakteri salmonella typhi, sedangkan paratifoid disebabkan bakteri salmonella paratyphi.
Bakteri itu berasal dari makanan yang kotor yang dimakan atau dari lalat yang hinggap di kotoran manusia lalu hinggap lagi ke makanan dan makanan itu dimakan.
Ketika bakteri masuk ke tubuh bersama dengan makanan, harusnya bakteri mati di dalam lambung karena terkena asam didalam lambung yang PH-nya 1,5.
Tapi ternyata masih ada bakteri yang bertahan dan masuk ke dalam usus halus dan menginfeksi usus halus.
"Gejala khas demam tifoid adalah demam naik saat malam hari, dan menjelang pagi hari demamnya turun. Lalu gejala lainnya susah buang air besar atau mencret, mual, muntah, dan pusing. Beberapa kasus yang berat, bisa membuat sampai tidak sadarkan diri," kata dr Riyan.
• Benarkah Mitos Bila Anak Bisa Berjalan Terlebih Dulu, Maka Akan Lambat Bicaranya?
Demam tifoid sebenarnya masih bisa dirawat di rumah.
Hanya saja kalau demamnya tiga hari, disertai mual, muntah, dan mencret atau susah buang air besar, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Nanti dokter yang akan menentukan apakah perlu periksa darah atau tidak, dan perlu rawat dirumah atau rawat inap.
Untuk pengobatannya, jika demamnya masih 1-2 hari bisa minum paracetamol.
Tapi kalau sudah tiga hari, dokter akan memberikan antibiotik dan obat lambung.