Tribun Tanggamus
Data Diskes Penyakit Gatal-gatal Paling Banyak Diderita Korban Banjir Semaka
Menurut Sekretaris Diskes Tanggamus Taman Prasi, memang ada beberapa penyakit yang diderita para korban banjir.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Reny Fitriani
Lalu survei untuk cegah timbulnya penyakit, lalu mendata rumah terdampak banjir, dan pembinaan kesehatan dan sosialisasi ke masyarakat.
"Kami terus memberikan kaporit ke sumur-sumur warga yang kena banjir. Itu untuk menjaga kualitas air agar jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dan cegah bibit penyakit," terang Prasi.
Kisah Korban Banjir Semaka, Butuh 3 Hari Singkirkan Batu dan Tanah Setinggi 1,7 Meter di Masjid
Lantai keramik di Masjid Baiturrahman, Pekon Way Kerap, Kecamatan Semaka, Tanggamus kini sudah terlihat lagi.
Setelah tiga hari bergotong royong, warga akhirnya berhasil menyingkirkan material banjir yang mengubur setengah bangunan masjid.
Masjid tersebut termasuk yang paling parah terdampak banjir yang melanda Kecamatan Semaka pada Kamis (9/1/2020) malam.
Selain air bercampur lumpur, tanah dan bebatuan juga memasuki bangunan masjid seluas 10 x 10 meter persegi ini.
Tidak tanggung-tanggung, material banjir yang masuk ke dalam masjid mencapai setinggi orang dewasa, yakni sekitar 1,7 meter.
Tinggi masjid bercat hijau itu sekitar 3 meter.
Upaya pembersihan material pun memakan waktu tiga hari, dari pagi sampai malam.
Beruntung, listrik sudah menyala pada Jumat (10/1/2020) malam.
Proses membersihkan masjid melibatkan polisi, TNI, pramuka, Satpol PP, damkar, Banser NU, dan organisasi masyarakat lainnya.
"Saat kami tiba di sini mulanya membersihkan jalan lintas dulu. Terus sambil disusuri melihat kondisi masjid ini. Akhirnya kami putuskan fokus di masjid ini," ujar Ketua DPW FPI Tanggamus Muksin.
Ia mengatakan, banyak pihak yang turut menyingkirkan material banjir dari dalam masjid.
Namun, banyaknya material yang masuk dibutuhkan waktu tiga hari untuk membersihkan masjid.