Menteri Sebut Tanjung Priok Daerah Kumuh dan Sumber Kriminal, Warga Ancam Tutup Pelabuhan
Menurut sang menteri, kejahatan lebih banyak terjadi di kawasan Tanjung Priok karena memiliki titik daerah kumuh yang lebih banyak.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengancam akan menggelar unjuk rasa dengan massa yang lebih banyak jika Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly tidak meminta maaf dalam waktu 2x24 jam.
Mereka menuntut Yasonna meminta maaf atas pernyataannya yang menyebut Tanjung Priok sebagai tempat kumuh dan sumber kriminal.
Bahkan, ratusan warga yang kemarin berunjuk rasa di gedung Kemenkumham di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, mengancam akan menutup Pelabuhan Tanjung Priok jika dalam waktu 2x24 jam Yasonna tidak meminta maaf.
”Jika dalam 2x24 jam tidak meminta maaf, kami akan datang lagi dengan jumlah yang lebih besar. Kalau perlu kita tutup Pelabuhan Tanjung Priok,” kata koordinator aksi, Kemal Abubakar di Gedung Kemenkumham, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).
• Surat Panggilan KPK Hanya Foto, Menteri Yasonna Perintahkan Anaknya Kirim Surat ke KPK
• Bakal Dilantik Jadi Anggota DPR RI, Total Kekayaan Yasonna Laoly Setahun Cuma Naik Rp 5 Miliar
• Demi Pasal Ini di RKUHP, Menkumham Yasonna Laoly Abaikan Perintah Presiden Jokowi
• Di ILC TVOne, Menteri Yasonna Laoly Sampai Berucap Menyerah
• Disebut Menkumham Yasonna Laoly Bodoh, Begini Reaksi Dian Sastro
Aksi unjuk rasa warga Tanjung Priok ini berawal dari ucapan Menkumham Yasonna Laoly yang membandingkan tingkat kriminalitas di Tanjung Priok dengan di kawasan elite Menteng, Jakarta Pusat.
Menurutnya, kejahatan lebih banyak terjadi di kawasan Tanjung Priok karena memiliki titik daerah kumuh yang lebih banyak.
”Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah miskin. Slum area, bukan di Menteng,” paparnya.
“Anak-anak Menteng tidak (banyak kriminalitas)".
"Tapi coba Anda pergi di Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan,” kata Yasonna dalam sambutannya saat Deklarasi Resolusi Permasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (16/1/2020).
Kemal menyebut, pernyataan Yasonna itu adalah bentuk pelecehan kepada warga Tanjung Priok. Pernyataan itu menurutnya memberi dampak negatif bagi warga Tanjung Priok. Contohnya sulit mencari lapangan pekerjaan.
”Hari ini di Priok ada pelabuhan internasional, kami punya kawasan industri, kami punya industri otomotif yang bertaraf internasional".
"Bahwa memang ada kemiskinan di kami, bahwa memang ada pengangguran di kami, tapi ini kami terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi warga agar bisa juga diserap dalam lapangan pekerjaan di sana," ucap Kemal.
Kemal juga menilai ucapan Yasonna itu tidak memiliki dasar. Ia pun mengundang Yasonna untuk melihat langsung kondisi di sisi utara Jakarta itu.
”Kami mengundang Pak Menteri kapan-kapan kita ngopi di Tanjung Priok. Kita pastikan bahwa Priok itu aman, Priok itu tidak kriminal,” tegasnya.
Merasa Dipelintir