2 Pengasuh PAUD Jadi Tersangka Jasad Balita Tanpa Kepala di Samarinda karena Lakukan Ini
2 Pengasuh PAUD Jadi Tersangka Jasad Balita Tanpa Kepala di Samarinda karena Lakukan Ini
Hasil penyelidikan Polsek Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur menyimpulkan sementara YAG (4) murid PAUD Jannatul Afhtaal yang hilang diduga jatuh ke parit lalu terseret banjir melalui sistem drainase, Jumat 22 November 2019 lalu.
Dua pekan setelah kehilangan warga menemukan jasad tanpa dengan kepala di parit besar Jalan Antasari II diduga jasad Yusuf.
Polisi sedang menguji DNA.
Titik Yusuf hilang dengan lokasi penemuan jasad berjarak sekitar 4 kilometer.
Kedua lokasi ini terhubung melalui sistem drainase Karang Asam Kecil.
Namun, jika ditelusuri lebih jauh saluran parit yang menguhubungkan dua lokasi ini memiliki banyak hambatan seperti jaring besi penyaring sampah, bekas coran jembatan yang menyisahkan potongan besi hingga sedimentasi menutup ruang drainase.

Disusuri tim Gemmpar Samarinda
Kompas.com menelusuri saluran sistem drainase dilokasi Yusuf hilang menuju lokasi penemuan, Minggu (15/12/2019).
Jaringan sistem saluran sangat jauh dan tak memungkinkan jika jasad sebesar balita lolos melewati semua hambatan itu.
Temuan itu sama dengan penelusuran tim relawan Gerakan Merawat dan Menjaga Parit (Gemmpar) Samarinda.
Gemmpar bahkan menurunkan timnya investigasi saluran sistem drainase yang diduga Yusuf terseret arus banjir tersebut.
Teralis besi penyaring sampah
Hasilnya, jika benar Yusuf terseret banjir dalam parit maka kemungkinan tersangkut di teralis besi penyaring sampah yang terpasang depan Kantor Dinas Kesehatan Kaltim.
“Di situ ada teralis penyaring sampah.
Tim mencoba masuk dan mengukur kedalaman celah untuk memastikan apakah benda besar dapat melewati celah pada bawah teralis tersebut, dan ditemukan sangat sempit serta mustahil bisa dilewati,” ungkap Ketua Gemmpar Hairul Marzuki saat dikonfirmasi, Minggu (15/12/2019).
Namun, jika diasumsikan jasad tersebut lolos lolos dari teralis itu maka akan tertahan di Polder Air Hitam sebagaimana pembuangan akhir.
Di situ, kata Marzuki nyaris tak celah jasad lolos. Karena pintu polder tak pernah dibuka.
Penelusuran di salura drainase PAUD
Ditemukan pula banyak tanaman Eceng Gondok dan dipastikan tertahan tak bisa kemana-mana.