2 Pengasuh PAUD Jadi Tersangka Jasad Balita Tanpa Kepala di Samarinda karena Lakukan Ini

2 Pengasuh PAUD Jadi Tersangka Jasad Balita Tanpa Kepala di Samarinda karena Lakukan Ini

Tribun Kaltim
Pengasuh Ahmad Yusuf Gazali(4) yang ditemukan meninggal mengenaskan ditemukan parit saluran air sungai, berinisial (ML) dan (SY) diamankan polisi di Mapolsek Samarinda Ulu Jalan Juanda Kota Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (21/01/20) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Babak baru kasus tewasnya balita tanpa kepala di Samarinda, penyebab kematian balita YAG (4) terungkap, dua pengasuh PAUD jadi tersangka.

Hilangnya YAG dari sebuah PAUD di Samarinda, Kalimantan Timur dan ditemukan dalam kondisi mengenaskan Desember 2019 silam mulai menemui titik terang.

Polisi akhirnya menetapkan dua pengasuh YAG sebagai tersangka yang menyebabkan hilangnya nyawa balita tersebut.

Tri Supramayanti (52) dan Marlina (26), guru pengasuh PAUD di Samarinda, Kalimantan Timur, mengaku pasrah setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Dua guru ini dianggap bertanggung jawab atas tewasnya YAG setelah hilang dari PAUD tempatnya dititipkan.

Sepekan setelah hilang, YAG ditemukan dalam keadaan tanpa kepala di anak sungai Jalan Antasari.

Fakta Terbaru Jasad Balita Tanpa Kepala di Samarinda, Kecurigaan Warga hingga Hal Janggal Terungkap

Penemuan Jasad Balita Tanpa Kepala, Keluarga Tak Percaya Kesimpulan Polisi

Mayat balita Ahmad Yusuf Ghozali (4) masih di rumah sakit. Mayatnya ditemukan warga di Samarinda Ulu
Mayat balita Ahmad Yusuf Ghozali (4) masih di rumah sakit. Mayatnya ditemukan warga di Samarinda Ulu (TribunMataram Kolase/ Instagram/ TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)

Setelah memastikan jenazah itu adalah YAG lewat tes DNA, polisi menjemput kedua perempuan ini pada Selasa (21/1/2020) malam.

Polisi menetapkan mereka sebagai tersangka setelah menerima hasil tes DNA dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes Polri).

Tri Supramayanti dan Marlina tampak lesu saat digiring perlahan masuk ke ruang penyidik Reskrim Polsek Samarinda Ulu tanpa kata-kata. Keringat kecil menetes dari wajah keduanya.

Mereka pasrah atas proses hukum yang mereka jalani.

Keduanya mengaku tak tahu ke mana YAG pergi saat hilang dari ruang kelas PAUD di Jalan Wahab Syahranie, Jumat (22/11/2019).

"Kami tidak nyangka berujung begini. Kami pasrah," kata Marlina di ruang penyidik.

Pengakuan Marlina, saat YAG hilang dirinya sedang ke toilet. Di ruang kelas ada tujuh anak yang dijaga rekannya.

"Waktu saya tinggal ke toilet itu tidak sampai 5 menit begitu pulang sudah YAG sudah tidak ada," kata Marlina.

Sementara, Tri Supramayanti yang menjaga ketujuh anak tersebut, mengatakan YAG luput dari pengawasannya.

Dia tak mengetahui jejak YAG, karena sibuk membujuk anak lain yang rewel.

"Tujuh anak itu YAG yang paling tua. Yang lain, ada yang bayi, ada juga yang usia 2 tahunan. YAG kemungkinan keluar lewat pintu," kata Yanti, sapaan Tri Supramayanti.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved