Jawab Penasaran, Warga Bikin Vlog Berburu Hantu di Eks RSUD Pringsewu yang Jadi Gedung Terbengkalai

Akibat menjadi gedung terbengkalai, RSUD Pringsewu kerap dijadikan lokasi membuat Vlog berburu hantu.

tribunlampung.co.id/robertus didik budiawan
Ilsutrasi kondisi eks gedung RSUD Pringsewu. Jawab Penasaran, Warga Bikin Vlog Berburu Hantu di Eks RSUD Pringsewu yang Jadi Gedung Terbengkalai. 

Pertama Bangunan untuk kantor, yang sebelumnya digunakan untuk terminal tersebut.

Kemudian Bangunan rumah pegawai. Selanjutnya ada Bangunan ruko, serta satu Unit pos tempat pemungutan retribusi.

Di lokasi banyak ditumbuhi ilalang. Bangunan yang dipakai untuk kantor serta Bangunan lain nyaris ambruk. Kayu kusen sudah keropos.

Bahkan kayu untuk penyangga plafon sudah ada yang patah. Tembok juga sudah banyak coretan.

Jasuli, salah satu penunggu rumah di eks Terminal Kali Cinta, mengatakan eks terminal ini merupakan aset Pemkab Lampung Utara.

PemBangunan dilakukan sekitar tahun 1989.

Namun, menurut dia, penggunaannya hanya berlangsung tiga tahun saja.

"Penyebabnya, ada peristiwa kerusuhan antara kelompok warga dengan agen bus di tempat tersebut. Kejadiannya sekitar akhir tahun 1991,” katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Syahrizal Adhar mengatakan, terminal tersebut dibangun pemkab.

Namun seiring waktu, jumlah warga yang menggunakan angkutan umum semakin berkurang.

Kondisi itu berdampak pada penurunan jumlah pendapatan asli daerah dari terminal ini.

Selain itu juga pendapatan yang masuk tidak bisa untuk membiayai perawatan gedung.

“Waktu itu, jumlah PAD dengan biaya perawatan gedungnya tidak seimbang,” katanya.

Ke depannya, rencana gedung tersebut dipakai untuk kantor Samsat.

Di mana, pemkab Lampung Utara sudah melaporkan kepada pemerintah Provinsi Lampung untuk menghibahkan sebagai kantor samsat.

Sarang Tunawisma

Semenetara bekas Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kanwil Bengkulu dan Lampung di perempatan Jalan Cut Mutia, Kelurahan Pengajaran, Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, menjadi "rumah" bagi para tunawisma.

"Kalau malam biasa ditempati gembel tidur. Siang seperti sekarang ini biasa lagi cari barang rongsokan," beber Suswati, pedagang kaki lima di seberang Bangunan ini.

Pantauan Tribun, sekitar Bangunan ditumbuhi rumput liar.

Material kaca, pintu, dan jendela banyak yang hilang.

Bahkan di beberapa bagian atap dan plafon Bangunan sudah jebol.

Sementara, sisa-sisa sampah bekas Bangunan bertumpuk di luar dan dalam Bangunan.

Di dekat pagar masih terpasang papan nama kantor bertuliskan "Direktorat Jenderal Pajak Kanwil Bengkulu dan Lampung Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak".

Ada juga plang bertuliskan "Dharma Wanita Provinsi Lampung Unit Keuangan".

Warga sekitar menyebut kantor itu dulunya merupakan kantor pajak.

Namun sejak tahun 2010-2011 aktivitas di gedung tersebut berkurang setelah DJP menempati gedung baru di Jalan Pangeran Emir M Noer No 5 A yang hanya berjarak sekitar satu kilometer.

Masih di Bandar Lampung, Bangunan yang juga mangkrak yakni Pasar Terminal Kemiling.

Pasar ini tidak dihuni, tak terawat dan kumuh.

Sampah terlihat berserakan di lantai, aroma pesing juga tercium di sana, dindingnya banyak coretan.

Boklam lampu untuk dikios hamparan juga tidak ada.

Kabid Pengelolaan Pemeliharaan Pasar PD Tapis Berseri, Nizam mengatakan, sampai saat ini pasar tersebut belum dikelola oleh pihaknya.

Menurutnya, jika Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mendelegasikan kepada PD pasar maka akan dikelola dengan baik seperti pasar yang lainnya.

"Memang mangkrak pasar itu dan saat ini yang mengelolanya masih pihak Dinas Perdagangan," kata dia, kemarin.

Kadis Perdagangan Ardiansyah mengatakan, Wali Kota Bandar Lampung Herman HN telah memfasilitasi pedagang untuk berjualan di sana.

Bahkan diberikan kesempatan untuk berdagang gratis beberapa waktu.

Fasilitas juga sudah diperbaiki. Namun tetap tidak ada konsumennya. Sehingga pedagang tidak mau berjualan di sana. (Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C/Anung Bayuardi/Joviter Muhammad/Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved