Tribun Lampung Selatan
Kecelakaan Maut di Jalinsum Katibung, Satu Penumpang Pikap Tewas
Mobil pikap menabrak bagian belakang truk Nissan dan mengalami kerusakan parah di bagian depan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KATIBUNG - Kecelakaan maut kembali terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kecamatan Katibung, Lampung Selatan.
Kali ini kecelakaan melibatkan pikap Suzuki Carry BE 9578 YB dengan truk Nissan.
Mobil pikap menabrak bagian belakang truk Nissan BE 9061 AP di ruas Jalinsum kilometer 25/26 di Desa Babatan, Senin (27/1/2020) sekira pukul 20.30 WIB.
Akibatnya, satu penumpang pikap tewas di lokasi kejadian.
Kanit Lakalantas Polres Lampung Selatan Ipda Ilham mengatakan, kecelakaan bermula saat mobil pikap melaju dari arah Bakauheni menuju Bandar Lampung.
• Sepekan 2 Kecelakaan Maut Terjadi di Jalinsum Katibung Lampung Selatan, 5 Nyawa Melayang
• Polisi Beberkan Fakta-fakta Baru Kecelakaan Maut yang Tewaskan Siswi SMAN 17
• Kisah 9 Mahasiswa Lampung Terjebak di China karena Takut Tertular Virus Corona
• Hotel Tertinggi di Sumatera Dibangun di Bandar Lampung, Berikut Daftar Gedung Tertinggi di Lampung
Setiba di lokasi kejadian, sopir terkejut dengan adanya truk Nissan yang mogok di depannya.
Karena jarak yang dekat, sopir mobil pikup yang bernama Jailani (58), warga Gunung Agung, Bandar Lampung, tidak lagi bisa melakukan pengereman.
Mobil pikap menabrak bagian belakang truk Nissan dan mengalami kerusakan parah di bagian depan.
“Satu korban meninggal dunia pada peristiwa lakalantas tersebut. Korban bernama Sutikno (52), warga Sungai Langka, Gedong Tataan. Korban merupakan penumpang mobil pikap Suzuki Carry,” kata Ipda Ilham, Selasa (28/1/2020).
Korban meninggal dunia akibat mengalami luka parah pada bagian kepala.
Sementara sopir mobil pikap mengalami luka pada bibir dan memar pada dada.
Korban luka dibawa ke puskesmas terdekat.
Dalam sepekan terakhir, sudah terjadi dua kali kecelakaan di wilayah ini.
Sebelumnya kecelakaan melibatkan 2 truk dan sepeda motor di Jalinsum kilometer 24/25 Dusun Sukabanjar, Desa Tarahan, Senin (20/1/2020) lalu.
Empat orang meninggal dalam kecelakaan ini.
Ruas Jalinsum di wilayah Kecamatan Katibung, Lampung Selatan memang dikenal memiliki beberapa titik rawan kecelakaan.
Adapun beberapa titik ruas Jalinsum yang dikenal rawan lakalantas di wilayah Kecamatan Katibung, di antaranya, kilometer 24/25 Dusun Sukabanjar, Desa Tarahan.
Jalur ini merupakan jalur menurun dengan tikungan.
Lalu kilometer 21 di Desa Tarahan yang dikenal sebagai jalur turunan Tarahan.
Turunan ini cukup curam, kerap terjadi kecelakaan pada ruas ini yang menelan korban jiwa meninggal dunia.
Penerangan jalan dan rambu-rambu lalu lintas di ruas Jalinsum di wilayah Kecamatan Katibung, Lampung Selatan juga masih sangat minim.
Saat malam hari, jalur jalinsum di wilayah Katibung gelap gulita.
Kepala Dinas Perhubungan Lampung Selatan Mulyadi Saleh mengatakan, pihaknya telah mengusulkan ke Balai Pengelola Transportasi Daerat (BPTD) wilayah Bengkulu-Lampung, untuk menambah rambu-rambu lalu lintas dan penerangan jalan di sana.
“Sudah kita usulkan untuk di tahun 2020 ini. Tapi kita belum tahu apakah nanti dapat untuk penambahan rambu-rambu dan penerangan jalan untuk Jalinsum di Katibung,” kata dia.
Kanit Lakalantas Polres Lampung Selatan Ipda Ilham mengatakan, telah dipasang banner imbauan dan peringatan untuk para sopir di sepanjang Jalinsum, terutama pada titik ruas rawan lakalantas di wilayah Kecamatan Katibung.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian para pengemudi, khususnya untuk sopir truk angkutan barang.
Seperti, berhenti sejenak ketika hendak memasuki jalur turunan tajam, guna mengecek kondisi rem dan mendinginkan mesin kendaraan.
Ia juga mengingatkan kepada sopir, untuk sebelum melakukan perjalanan mengecekan kondisi kendaraannya dengan teliti.
Sehingga tidak mengalami gangguan yang bisa berakibat fatal pada terjadinya kecelakaan.
Sementara Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Lampung Selatan Deni Wirawan menambahkan, kendaraan yang mengalami kendala (mogok) harus memasang tanda segitiga dengan jarak 3-4 meter untuk mengingatkan pengendara lainnya.
Jika kendala terjadi pada malah hari, kata dia, pengemudi yang kendaraannya mengalami kendala juga harus memberi tanda lampu untuk mengingatkan pengendara lain. Seperti menghidupkan lampu hazard.
“Lalu sedapat mungkin segera mengatasi kendala yang ada. Jika butuh waktu lama, sedapat mungkin meminta bantuan untuk bisa menepikan kendaraan agar tidak menghalangi kendaraan lainnya,” kata Deni. (Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)