Tribun Lampung Tengah

Kisah Nenek di Lampung Tengah yang Diusir Putrinya, Terpaksa Menumpang di Rumah Kadus

Karena dianggap merepotkan keluarga, Sarah harus hidup seorang diri. Ia mengaku diusir oleh anak perempuannya sejak beberapa bulan lalu.

Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Syamsir
Nenek Sarah (tengah, baju oranye) di depan rumah barunya. 

Oleh-oleh itu dibawanya dalam kardus untuk sang anak.

Ia juga mengatakan bahwa kedatangannya ke Bali bukan bermaksud untuk meminta-minta atau merengek kepada sang anak.

Ia melakukan hal itu semata-mata karena sudah tak kuat menahan rasa rindu ingin bertemu.

Meski sudah menerima perlakuan kasar anaknya, nenek itu tetap mendoakan anaknya.

Ia berharap anaknya agar kembali mengingat dirinya sebagai ibu.

Cerita pahit sang nenek pun membuat banyak warganet geram.

Sebagaian warganet mengaku ikut kesal.

Namun, mereka tetap mendoakan nenek itu agar selalu diberi ketabahan dan kesehatan.

Video nenek diusir anak kandungnya itu juga sudah dibagikan ribuan kali oleh para pengguna media sosial.

2 nenek tinggal bersama kambing

Sepasang lansia yang merupakan kakak beradik tinggal bersama kambing di Kampung Krajan Pawanda, Desa Medangasem, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Namanya Uka dan Icih. Nenek-nenek berusia 70-an tahun itu tinggal hanya berdua.

Mereka tak lagi punya sanak saudara.

Mereka menggantungkan hidup dari memelihara kambing.

Belasan kambing itu pun bukan milik mereka.

Mereka hanya buruh.

"Kalau dijual, dapat upah dari yang punya," ujar Icih kepada Kompas.com, Sabtu (7/9/2109).

Nahas, baru-baru ini uang sebesar Rp 300.000 hasil upah penjualan kambing hilang.

Padahal, uang itu akan digunakan untuk membeli beras, obat nyamuk, dan kebutuhan lain.

Obat nyamuk bagi keduanya sudah selayaknya kebutuhan pokok.

Sebab, jika malam banyak nyamuk berseliweran di dalam rumah mereka yang juga diisi kambing.

"Kalau malam sering tidak bisa tidur. Apalagi sedang batuk seperti ini," kata Icih.

Setiap pagi, mereka harus menyapu kotoran kambing di rumah mereka.

Rumah dari bilik bambu itu terdiri dari dua ruangan.

Ruangan luar untuk kandang kambing.

Pantauan Kompas.com, di ruangan itu juga terdapat dua dipan kayu yang terdapat sisa-sisa kotoran kambing.

Ada bau kotoran kambing yang menyengat.

Sementara, ruangan dalam untuk tidur mereka berdua.

Ruang tidur terdapat dua dipan.

Satu untuk tidur Uka dan satu untuk tidur Icih.

Tak ada pintu antara ruang untuk kambing dan ruang tidur.

"Kalau tidur ya begini saja, enggak pakai kasur. Kadang-kadang kambing juga masuk ke dalam (ruang tidur)," kata Icih.

Rumah yang mereka tempati itu juga tak layak.

Bilik bambu rumah itu sudah jebol.

Untuk memasak pun harus di luar rumah untuk menghindari kebakaran.

"Kalau memasak di depan," kata dia.

Awalnya, rumah mereka ada dua. Satu untuk Icih dan satu untuk Uka.

Namun, mereka memilih tinggal berdua di rumah belakang, rumah yang saat ini mereka tempati.

Meski keadaan mereka kurang layak, Icih menyebut, ia dan kakaknya tak pernah mendapat bantuan beras, bantuan program keluarga harapan (PKH), dan bantuan lain dari pemerintah.

"Enggak ada bantuan dari pemerintah," kata Icih.

Meski demikian, ia mengaku ada beberapa warga yang berbaik hati mengulurkan tangan.

Terlebih setelah kondisi kehidupan keduanya tersebar di media sosial.

"Tadi ada yang datang, ngasih beras," kata Icih.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukinan (PRKP) Karawang Ramon Wibawa Laksana mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan pembangunan rumah layak huni (rulahu).

Dinas PRKP akan membantu kedua lansia tersebut agar mendapat rumah layak huni.

Setidaknya, kedua lansia tak perlu lagi serumah dengan kambing.

"Jika tanahnya milik sendiri, saya sudah minta camat untuk segera diajukan (rulahu)," kata Ramon. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved