Tribun Bandar Lampung
Peresmian Kantor Kelurahan Rajabasa Pemuka, Ketua RT Kompak Ngadu Soal Jalan sampai Selokan Rusak
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN kembali meresmikan gedung kantor kelurahan. Hari ini peresmian dilakukan di dua kelurahan.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID. BANDAR LAMPUNG - Wali Kota Bandar Lampung Herman HN kembali meresmikan gedung kantor kelurahan.
Hari ini peresmian dilakukan di dua kelurahan yakni Sumberejo Sejahtera Kecamatan Kemiling dan Rajabasa Pemuka Kecamatan Rajabasa, Kamis (30/1/2020).
Herman mengungkapkan akan ada 26 ruas jalan lingkungan yang bakal diaspal di 2020 ini di Kecamatan Rajabasa.
Pemkot juga memberikan bantuan tunai Rp 10 juta untuk membuat sumur bor dan menbeli mesin air di kantor Kelurahan Rajabasa Pemuka yang baru diresmikan.
Ini setelah adanya keluhan bahwa kantor kelurahan tersebut tidak memiliki pasokan air sendiri melainkan harus meminta ke warga sekitarnya.
• Herman HN Resmikan 2 Kantor Kelurahan di Kecamatan Kemiling, Dapat Aduan Ini di Sela Acara
• Pemkot Metro Sisihkan Rp 3,5 Miliar Bangun Kantor Kelurahan Sumber Sari
• Herman HN Kesal Pembangunan Flyover Rajabasa Terhambat, Kontraktor Didenda Rp 5,2 Juta Sehari
• Nenek Renta Diusir Anaknya di Lampung Tengah, Kapolsek Turun Tangan Buatkan Rumah
Usai sambutan Herman HN memberikan kesempatan sesi bertanya kepada warga setempat di Kelurahan Rajabasa Pemuka yang disambut kompak para ketua RT untuk menyampaikan permasalahan di lingkungannya.
Ada yang mengeluhkan soal kondisi jalan lingkungan yang masih berupa tanah dan belum mendapatkan sentuhan pengaspalan hingga aduan mengenai kondisi selokan atau saluran drainase yang sudah ambrol dan rusak.
Ketua RT 05 Kampung Pepaya Indra Damin mengeluhkan mengenai akses jalan yang masih berupa tanah di Gang Siger 3 tembus menuju Jalan Ragom Gawi.
"Akses jalannya masih berupa tanah. Berharap dilebarin jalannya jadi 4 meter dikalikan sepanjang jalan itu. Sudah (ngadu) ke Pak Camat tapi belum ada tindak lanjut," tuturnya di depan orang nomor satu di Kota Tapis Berseri itu.
Dikatakannya ada sekitar 20 rumah yang ada di sekitaran jalan ini di daerah bawah menuju Jalan Ragom Gawi. Pihaknya berharap bisa segera diaspal agar memudahkan arus transportasi.
Ketua RT 08 Sahrul mengharapkan wali kota membantu memediasi denga pihak PLN yang ketika turun hujan lebat kerap terjadi banjir tepat di depan kantor PLN.
"Siring di PLN kalau hujan banjir karena talutnya kurang lebar. Udah komunikasi sm PLN gabung dua RT tapi tidak juga ada tindaklanjut," keluh Sahrul.
Sementara Ketua RT 07 Agus meminta wali kota memperhatikan kondisi selokan atau talut dari Kepayang sampai Griya Assalam.
Agus mengungkapkan jika kondisi saluran drainase tersebut sudah banyak yang ambrol dan dinding drainasenya menggantung.
"Kami berharap segera dibangun kembali. Dulu pernah diukur-ukur sama PU tapi belum juga dibangun di Ragom Gawi alamatnya. Pas ada pembangunan jembatan Kepayang udah ditalut sebagian tapi lainnya enggak katanya nanti karena proyeknya dibagi 3. Saya tunggu-tunggu nggak dibenerin juga Pak Wali," jelas Agus.
Bahkan ada juga warga RT 04 Perumahan Griya Kencana yang turut ngadu dimana kondisi perumahannya jalannya tidak juga diaspal.
"Dari tahun 2007 Pak sengketa masalah perumahan kami nggak ada penyerahan dari developer. Jadi nggak diaspal samoai sekarang jalannya, nggak dapat bantuan dari pemerintah," bebernya.
Cek Kondisi Jalan dan Talut
Menyikapi keluhan soal jalan dan talut di Ragom Gawi Kepayang Herman HN meminta dinas PU melakukan pengecekan secara langsung.
Dia berjanji jika memang kondisinya banyak rumah bakal dilakukan pengaspalan di Gang Siger 3.
Termasuk menganggarkan perbaikan talut di anggaran mendatang 2021.
Karena untuk anggaran 2020 belum tercantum untuk perbaikan talut di daerah tersebut.
"Kalau ramai rumah nggak papa. Tapi kalau nggak ada rumah buat ngelakuin tanah orang ya nggak kita aspal. Pokoknya dipastikan jangan sampai nggak ada rumah disitu kita buatin jalan. Gk bisa gitu, ngenakin orang yang punya tanah disitu nanti. Kalau talut nanti dianggarkan di 2021," tukasnya.
Terkait keluhan talut di depan kantor PLN dekat kantor kelurahan Rajabasa Pemuka Herman justru curhat mengenai pekerjaan flyover Jalan Komaruddin- Jalan Kapten Abdul Haq yang terhambat akibat PLN lama mengevakuasi tiang listrik di lokasi pembangunan flyover.
"Sudah dikasih uangnya (pembebasan tiang PLN) tapi lama bener tar sok tar sok. Bikin lama proses pembangunan flyover Rajabasa," curhat Herman.
Sementara menyikapi keluhan warga yang tinggal di Perumahan Griya Kencana dia meminta mencari tahu siapa pengembangnya.
Bahkan Herman siap pasang badan untuk melakukan penagihan terkait fasum dan fasosnya.
"Ini kan sering lari orang yang buat rumah (developer). Padahal sudah seharusnya mereka membangun fasum dan fasos disitu. Kalau nggak ada penyerahan ke pemkot ya memang kita nggak bisa bangunkan apapun disitu," terangnya.(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)