Pembunuhan Makelar Sapi Lampung Timur
Usai Tewas Diracun, Pelaku Mulyadi Buang 2 Jenazah Makelar Sapi ke Tempat Ini
2 orang makelar sapi warga Lampung Timur yang tewas diracun, oleh pelakunya dibuang ke tempat ini.
Penulis: syamsiralam | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,GUNUNGSUGIH - Dua orang makelar sapi warga Lampung Timur yang tewas diracun, oleh pelakunya dibuang ke aliran kali yang ada di belakang rumah pelaku.
Oleh pelaku Mulyadi, korban Nursodik dan Sukirno diletakkan di belakang rumah. Saat suasan sepi, sekitar pukul 22.00 WIB, Mulyadi berinisiatif membuang korban korban ke aliran kali.
"Saya bawa (ke tepian aliran kali) dengan dibonceng sepeda motor. Pertama (jenazah) Nursodik. Di sana, jasadnya saya ikat di rawa-rawa di pinggiran aliran kali," kata Nursodik saat dilakukan reskonstruksi kejadian di Mapolres Lampung Tengah, Jumat (31/1/2020).
Selang beberapa menit, pelaku membawa jasad Sukirno, oleh pelaku jasad Sukirno ditenggelamkan di tengah aliran sungai. Setelah itu, korban kembali ke rumahnya.
Pagi harinya, pelaku menyuruh seseorang untuk membawa mobil yang berisi sapi ke Kotabumi, Lampung Utara dengan alasan ada yang mau membeli sapi tersebut.
• Detik-detik Mulyadi Bunuh 2 Makelar Sapi Lampung Timur, Korban Sempat Minta Ini ke Pelaku
• BREAKING NEWS Polres Lamteng Gelar Rekonstruksi Pembunuhan 2 Makelar Sapi Lampung Timur
• BREAKING NEWS Selewengkan Dana Desa dan BUMDes, Mantan Kades Asal Mesuji Duduk di Kursi Pesakitan
• BREAKING NEWS Kasasi Ditolak, Zainudin Hasan Tetap Dipenjara 12 Tahun
Karena merasa ketakutan, orang suruhan Mulyadi itu kemudian meninggalkan sapi dan mobil pikap di wilayah Lampung Utara.
Setelah itu, pelaku yang merasa kasus pembunuhan itu mulai terendus keluar korban dan kepolisian, ia kemudian memilih melarikan diri keluar Lampung.
Detik-detik Mulyadi Bunuh 2 Makelar Sapi Lampung Timur
Dalam rekonstruksi yang digelah oleh Polres Lampung Tengah terungkap bagaimana detik-detik pelaku Mulyadi membunuh 2 makelar sapi asal Lampung Timur.
Setelah kedua korban Nursodik dan Sukirno datang ke rumah pelaku di Kampung Bumi Rahayu, Kecamatan Bumi Ratunuban, terjadi perbincangan antara korban dan pelaku.
Kedua korban sampai di rumah pelaku, Kamis (30/1/2020) sekitar pukul 20.00 WIB.
Setelah itu, pelaku Mulyadi mulai menjalankan niatnya membunuh korban dengan cara diracun.
"Keduanya saya buatin kopi, di dalamnya saya bubuhi racun," terang pelaku Mulyadi, Jumat (31/1/2020).
Sementara Kasatreskrim Ajun Komisaris Yuda Wiranegara mengatakan, pelaku membawa korban Nursodik ke belakang rumahnya.
"Sempat terjadi perdebatan antara korban dan pelaku. Korban Nursodik merasa bahwa ia telah diracun oleh pelaku," ujar Ajun Komisaris Yuda Wiranegara.
Namun begitu, korban sempat meminta bantuan pelaku untuk minta dikeroki badannya.
Tapi bukannya ditolong oleh Mulyadi Nursodik justru dipukul dengan sebatang besi.
Setelah korban Nursodik terkapar, Mulyadi menemui korban Sukirno yang juga sudah dalam kondisi mual-mual dan pusing.
Sukirno sempat menanyakan di mana posisi Nursodik.
"Oleh pelaku, korban Sukirno juga dibawa ke belakang rumah. Sama seperti Nursodik, Sukirno juga dihabisi dengan sebatang besi dipukul di bagian badan dan kepala," katanya.
Motif Pembunuhan
Di dalam reka ulang kasus pembunuhan makelar sapi, pelaku Mulyadi sudah meniatkan untuk meracun korbannya, Nursodik.
Niat meracun Nursodik oleh Mulyadi, lantaran dia kesal karena korban tak membayar utang yang dititipkan oleh temannya untuk ditagihkan kepada korban.
"Karena waktu saya ke Lampung Timur (nagih hutang), dia (Nursodik) tidak mau bayar. Saya kesal, memang sudah niat saya buat meracun dia," kata Mulyadi di Mapolres Lampung Tengah, Jumat (31/1/2020).
Racun babi hutan ia beli di salah satu warung di Lampung Timur.
Setelah keesokan harinya, pelaku melancarkan modus untuk rencana pembunuhan itu.
"Saya pura-pura mau beli sapi, tapi saya minta anterin (ke rumah pelaku di Kampung Bumi Rahayu, Kecamatan Bumi Ratunuban)," ujar Mulyadi.
Keesokan harinya, Kamis (31/10/2019) transaksi jual beli sapi dilakukan, kedua korban mendatangi rumah korban di Bumi Ratunuban.
Setelah itu, terjadi transaksi, dan korban dan pelaku menyepakati harga sapi yang akan dijual.
Namun, oleh pelaku harga sapi yang sudah ditetapkan oleh korban dibayar dengan memotong jumlah utang korban yang ditagihkan oleh pelaku Mulyadi.
"Dia gak mau (pembayaran dipotong hutang). Dia maunya supaya sapi dibayarkan penuh (tidak dipotong hutang)," ujar Mulyadi.
Satuan Reserse Kriminal Polres Lampung Tengah gelar rekonstruksi pembunuhan makelar jual beli (belantik) sapi warga Lampung Timur.
Pada kesempatan itu dilakukan 100 adegan.
Dalam rekonstruksi yang digelar di halaman Mapolsek Lampung Tengah itu, Jumat (31/1/2020), dihadirkan pelaku Mulyadi, warga Kampung Bumi Rahayu, Kecamatan Bumi Ratunuban.
Pada adegan awal dilakukan rekonstruksi pelaku pertama kali bertemu dengan dua korban belantik sapi, yakni Sukirno dan Nursodik di Lampung Timur.
Alasan Mulyadi menemui kedua korban, Nursodik mempunyai utang kepada rekan pelaku, dan pelaku oleh rekannya tersebut disuruh menagih dengan alasan sudah lama tidak dibayar.
Setelah ke Lampung Timur, Rabu (30/10/209), pelaku Mulyadi menagih utang kepada korban Nursodik.
Namun hasilnya utang tersebut tidak dibayar korban.
Merasa kesal, pelaku lalu merencanakan untuk meracun korban Nursodik.
Modusnya, pelaku berpura-pura akan membeli sapi dari korban Nursodik.
Pada adegan rekonstruksi, tampak pelaku menelepon korban dengan berpura-pura akan membeli sapi, dan pelaku meminta korban mengantarkan ke Kampung Bumi Rahayu, keesokan harinya.
Hasil autopsi, Polisi Tidak Temukan Luka di Tubuh Kedua Korban Pembunuhan Makelar Sapi Lampung Timur
Hasil autopsi, Polisi tak temukan luka di tubuh kedua korban pembunuhan blantik atau makelar sapi.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan hasil autopsi dua korban pembunuhan sadis di Rumah Sakit Bhayangkara tidak ditemukan luka.
"Dari hasil autopsi tidak ada luka benda tajam dan tidak ada luka lebam dalam tubuh kedua korban," ujarnya, Selasa 5 November 2019.
"Upaya selanjutnya kami melakukan pemeriksaan foresik secara toksologi untuk mengetahui apakah ada cairan beracun di dalam tubuh kedua korban," imbuh Pandra.
Meski demikian, kata Pandra, dugaan besar memang mengarah jika kedua korban mengalami keracunan.
"Dugaan karena adanya racun yang diberikan pada minuman yang disuguhkan," sebutnya.
Mantan Kapolres Kepulauan Meranti ini mengatakan kedua korban yakni Nur Sodik (35) dan Sukirno (38) terakhir hilang di rumah Mulyadi dusun I Bumi Rahayu Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah saat mengantar tiga ekor sapi jenis metal.
"Sekarang ini tersangka mengarah ke M itu, karena (pasca kejadian) rumah terkunci rapat, gak ada apa-apa, mobil dan sapi gak ada. Dan mobil ditemukan di Lampung Utara," jelasnya.
Untuk mencari keberadaan Mulyadi, Pandra mengatakan bahwa saat ini Polres Lampung Tengah membentuk tim khusus untuk melakukan pengejaran.
"Tim dipimpin oleh Kasatreskrim Polres Lampung Tengah dan dibawah supervisi Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung," terangnya.
Disinggung adanya keterlibatan keluarga pelaku, Pandra mengaku belum mengarah kesana.
"Hanya saja saat ini sudah dilakukan pemeriksaan sejumlah secara intensif," tuturnya.
Pandra menjelaskan kasus pembunuhan keji ini terungkap saat setelah Nur Sodik (35) dan Sukirno (38) warga Rantau Pajar kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur tak kunjung memberi kabar saat setelah mengantar sapi di Bumiratu Nuban, Kamis 31 Oktober 2019.
"Tanggal 31 Oktober berangkat untuk mengantar sapi jenis metal tiga ekor dengan satu unit mobil Pikap Daihatsu Granmax BE 8818 BE ke Bumi Ratu Nuban," katanya.
"Sekitar pukul 21.00 wib malam itu keluarga menghubungi tapi tidak aktif maka dengan inisiatif sendiri, keluarga mencari kedua korban dan tidak ditemukan, lalu keluarga melapor ke Polisi," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)