Tribun Bandar Lampung

Kepala BPKAD Bandar Lampung Wilson Faisol Hobi Nyeruit

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bandar Lampung Wilson Faisol mengaku hobi nyeruit bareng keluarga.

Tribunlampung.co.id/Sulis
Kepala BPKAD Bandar Lampung Wilson Faisol 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bandar Lampung Wilson Faisol mengaku tidak memiliki hobi tertentu terkait aktivitas olahraga dan tidak ada agenda rutin dalam melakukan olahraga.

Waktu akhir pekan atau libur kerja menurutnya lebih banyak dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga dan menjaga silaturahmi dengan sanak family maupun tetangga.

"Weekend saya biasanya kumpul bersama keluarga saja sambil saling silaturahmi dengan orang sekitar. Kalau agenda khusus paling ya makan bareng, nyeruit," beber Ayah dua anak ini kepada Tribunlampung.co.id, Minggu (2/2/2020).

Menurut Faisol nyeruit bareng keluarga adalah hal yang paling disukainya dalam mengisi akhir pekan.

Karena saat makan bareng bisa menjadi ajang mengobrol hal apapun bersama keluarganya.

Pemuda Lampung Jadi Putra Wisata Budaya Indonesia 2020, Wahyu Alami Saraf Kejepit Saat Final

Kisah Mahasiswa Lampung Berhasil Pulang dari China, Paris: Saya Diperiksa di Setiap Bandara

BREAKING NEWS Polisi Meninggal Saat Tes Jasmani Sekolah Inspektur Polisi di Bandar Lampung

Efisiensi Anggaran, 9 Camat di Lampung Barat Gunakan Randis Sewa

Mengenai tugasnya di PPKAD, dirinya akan mengemban jabatan sebaik mungkin dan bakal melanjutkan program-program yang ditinggalkan oleh pemimpin sebelumnya.

"Yang baik yang ditinggalkan oleh pemimpin terdahulu, kita teruskan. Lalu melakukan penataan-penataan dan kedepan melihat perkembangan aturan-aturan yang baru terkait keuangan dan aset serta siap mengaplikasikannya," terang dia.

Mengenai menjaga hubungan atasan dan bawahan menurutnya itu sangat penting. Terlebih kerja dalam tim adalah saling support demi mencapai tujuan.

"Pasti, harus menjaga hubungan dengan baik. Keuangan itu kan tim, semua harus bersama-sama tidak ada satu bidang pun yang lebih. Semua kebersamaan yang kita jaga," tambahnya.

Wilson juga mengaku tidak enggan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para stafnya.

"Pasti itu jaga hubungan baik harus dengan siapa saja," tandas dia.

Nikmatnya Nyeruit di Pantai Minang Rua

Bagi anda penyuka kuliner dan keindahan pantai, tidak lengkap jika mendatangi pantai Minang Rua di Desa Klawi Kecamatan Bakauheni, tanpa menjajal menu seruit di pantai tersebut.

Pasalnya menu ini menjadi menu spesial di Pantai Minang Rua.

Bagi warga sekitar pantai, makan ikan bakar dengan sambal ini disebut “Nyeruit”.

Sambal seruit dan ikan laut bakar ini menjadi menu yang paling banyak dipesan oleh pengunjung pantai.

Tidak hanya dari sekitaran Kabupaten Lampung Selatan, tapi juga pengunjung dari luar daerah.

Tribun pun secara khusus menjajal sambal seruit dan ikan laut bakar pantai Minang Rua, sembari melihat seperti apa proses pembuatannya.

Tribun menyambangi warung Kang Mian, satu dari beberapa pemilik usaha kuliner di pantai Minang Rua.

Menurut sang istri, Arna untuk membuat sambel seruit tidaklah susah.

Bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya, cabai rawit, tomat, garam, penyedap rasa, gula, trasi dan kembang honje.

Bahan-bahan ini lalu dibersihkan.

Kemudian dioleh menggunakan cuak atau cobek menjadi sambal yang siap saji.

Seruit disajikan dalam bentuk sambal mentah.

“Kalau pun ada tempoyak. Bisa dikasih tempoyak,” kata Arna kepada Tribun, Kamis (16/1).

Sedangkan untuk ikan yang biasanya digunakan cukup banyak.

Seperti ikan Tengkurungan, ikan Kakap dan beberapa ikan laut lainnya.

Untuk di pantai Minang Rua, ikannya merupakan hasil tangkapan nelayan yang ada di pantai tersebut.

“Setelah dibersihkan, ikan di beri bumbu penyedap. Lalu dibakar,” ujar Arna.

Uniknya, Nyeruit di pantai Minang Rua ini disajikan menggunakan daun pisang.

Dimana pengunjung akan makan secara bersama-sama menggunakan daun pisang sebagai pengganti piring.

Rasa ikan Tengkurungan yang sedikit manis dipadu dengan pedasnya seruit, menjadi perpaduan yang akan menggoyang lidah.

Mian, mengatakan cukup banyak para pengunjung yang datang memesan menu sambal seruit dengan aroma bunga honje.

Membangkitkan selesa makan.

Menurut Mian, untuk bisa menikmati sambal seruit dengan ikan laut bakar di pantai Minang Rua, tidaklah harus mengeluar kocek tebal.

Untuk satu porsi sendiri harga sekira Rp 30 ribu.

Sedangkan untuk satu paket bagi 4 orang, seharga sekira Rp 80 ribu – Rp. 100 ribu.

Ini sudah termasuk nasi dan lalapan petai, timun dan daun kemangi.

“Tidak lah mahal. Seperti halnya makan di warung biasa. Harganya cukup terjangkau,” kata dia.

Ardi seorang pengunjung pantai Minang Rua, kepada Tribun mengatakan, sangat menyukai sambal seruit dan ikan laut bakar yang menjadi menu special di objek wisata yang ada di Desa Klawi Kecamatan Bakauheni itu.

“Saya suka. Pedasnya membangkitkan selera makan. Satu ikan Tengkurungan ukuran 300 gram bisa habis sendiri,” kata dia.

Tentu bagi para pengunjung pantai Minang Rua, rasanya kurang lengkap jika belum menjajal menu sambel seruit dengan ikan laut bakar.(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia M m)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved