Siswa SPN Kemiling Keracunan
Dikira Tifus, Ternyata sang Anak Keracunan Makanan di SPN Polda Lampung
Ijal (50), warga Bandar Lampung, mendatangi IGD RS Bhayangkara Polda Lampung karena menerima pesan WhatsApp dari sang anak.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
Pandra mengatakan, sebagai bentuk pertolongan pertama, mereka yang mengalami keracunan diberi minum susu.
Tujuannya untuk menetralkan racun di dalam tubuh.
Sebagian besar korban keracunan bisa pulih tanpa harus dirujuk ke rumah sakit.
Sementara 13 korban lainnya mendapatkan perawatan intensif di RS Bhayangkara.
"Yang 13 orang ini masih dalam perawatan intensif karena kondisinya lebih berat dari yang lain," tutur Pandra.
Korban yang sudah pulih diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan dapat kembali mengikuti kegiatan belajar seperti biasa.
Brigpol Edy, salah satu korban keracunan, menuturkan, sekitar satu jam setelah makan atau sekitar pukul 08.00 WIB, tiba-tiba kepalanya pusing disertai rasa mual.
Setelah itu Edy juga muntah-muntah hingga kondisi tubuhnya lemas.
"Maaf ngomong isi perut udah habis gak ada yang bisa dikeluarkan lagi. Tapi rasanya masih mau muntah terus," ujar Edy.
Sejak beberapa pekan terakhir, anggota Satuan Sabhara Polres Lampung Barat ini tengah mengikuti pelatihan dalmas di SPN Kemiling.
Pagi itu, kata Edy, teman sesama peserta pelatihan mengalami mual dan muntah.
Ia yang awalnya masih dalam keadaan fit tak menyangka bakal mengalami hal serupa.
"Saya bilang kenapa ini orang kok muntah. Setelah dari situ, ternyata saya juga kena," jelasnya.
Edy mengaku kesehatannya sudah mulai membaik.
Meski tangannya masih diinfus, ia sudah bisa berjalan sendiri keluar ruangan tanpa bantuan orang lain.