Tribun Bandar Lampung

Sejak Januari RSUDAM Rawat 9 Pasien DBD, Kini Tinggal 2 Pasien

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) merawat dua pasien demam berdarah dengue (DBD).

Penulis: kiki adipratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Kiki
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) merawat dua pasien demam berdarah dengue (DBD), Sabtu (8/2/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) merawat dua pasien demam berdarah dengue (DBD).

Kedua pasien itu yakni Winarni (40), warga  Desa Sumberjo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, dan Srinatun (55), warga Desa Bumi Raharja, Kecamatan Abung Surakarta, Lampung Utara. 

Dari pantauan Tribunlampung.co.id, Sabtu (8/2/2020), kedua pasien dirawat di Ruang Anyelir RSUDAM.

Mereka terbaring lemah di tempat tidur dengan selang infus terpasang di tangan.

Ratusan Warga Kotabumi Terserang DBD, Terbanyak di RS Ryacudu Rawat 80 Pasien DBD

Dikira Demam Biasa, Bocah 11 Tahun di Kotabumi Meninggal karena DBD

Luka Parah, Korban Serangan Gajah Liar di Semaka Harus Dioperasi

BREAKING NEWS Indekos di Rajabasa Disatroni Pencuri, 2 Honda Beat Raib

Keduanya tampak didampingi keluarganya masing-masing.

Namun saat ditanya, pihak keluarga kedua pasien enggan berkomentar.

Kabag Humas RSUDAM Ratna Dewi Ria membenarkan ada dua pasien DBD yang tengah dirawat.

Kedua pasien telah dirawat sejak awal Februari 2020.

"Iya memang ada pasien DBD di RSUDAM atas nama Winarni dan Srinatun. Mereka dari luar Kota Bandar Lampung. Keduanya dirawat sejak awal Februari ini," ungkap Ratna saat ditemui di ruang kerjanya.

Ria mengungkapkan, selama Januari hingga awal Februari 2020, RSUDAM telah merawat sembilan pasien DBD.

Beberapa pasien sudah membaik dan kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.

"Iya bulan Januari ini ada tujuh orang, ditambah yang sekarang (awal Februari) ini dua. Jadi ada sembilan pasien DBD," terangnya.

Menurutnya, penyakit DBD muncul akibat faktor lingkungan yang kotor.

Siapa saja dapat terserang penyakit DBD atau gigitan nyamuk aedes aegypti itu.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD dimulai dari lingkungan tempat tinggal.

"Tindakan pencegahan itu lebih baik daripada mengobati. Dalam memberantas nyamuk, khususnya DBD, tidak bisa hanya dengan fogging. Karena yang mati hanya nyamuk dewasa, sedangkan jentik-jentik nyamuknya masih terus hidup. Untuk itu, masyarakat harus melakukan 3M plus untuk dapat mencegah penyebaran penyakit DBD," jelas Ria. (Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved