Tribun Lampung Utara

Komentar Anggota DPRD Lampung Utara soal Kakak Adik di Kotabumi Jadi Pemulung

Anggota DPRD Lampung Utara Ali Darmawan angkat bicara soal adanya kakak beradik di Kotabumi yang jadi pemulung.

Penulis: anung bayuardi | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Anung
Kakak adik Suryani (11) dan Ita Yuliana (9) menjadi pemulung untuk bantu orangtua. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Anggota DPRD Lampung Utara Ali Darmawan angkat bicara soal adanya kakak beradik di Kotabumi yang jadi pemulung.

Menurut dia, semestinya anak-anak pada usia itu dibiarkan bermain dan belajar.

“Saya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memperhatikan keduanya berikut keluarga,” ujarnya, Minggu (23/2/2020).

Seharusnya, kata Ali, pihak keluarga memdiberikan perhatian kepada anaknya.

Kisah 2 Siswa SD di Lampura Memulung Setiap Pulang Sekolah, Relakan Masa Kanak-kanak Demi Bantu Ibu

Pemulung Asal Palembang yang Dituduh Culik Anak Kini Dirawat Kerabat

Cegah Penyebaran Paham Radikalisme, Kapolres Lamteng: Guru Jadi Pelopor

50 Perahu Diterjunkan Cari Nelayan Hilang di Kiluan

"Sebab, sudah kita lihat seorang anak yang seharusnya belajar dan bermain dengan sejawatnya harus membanting tulang membantu kedua orangtuanya.

“Mungkin, sekian banyak anak di luar sana belum tentu bisa seperti Ita dan Suryani,” jelas politisi Partai Hanura ini.

Di satu sisi, ia merasa miris.

Di sisi lain, ia bangga dengan kebesaran sikap keduanya yang ikhlas membantu orangtuanya.

"Tidak ada rasa capek, khawatir ketika mereka mengumpulkan barang bekas. Kalau dipikir di jalan apa saja bisa saja terjadi, seperti kecelakaan,” ujarnya.

Kumpulkan Barang Bekas

Langkah kaki dua bocah di Lampung Utara seolah tak pernah lelah dalam mengumpulkan barang bekas.

Ita Yuliana (9) dan Suryani (11) anak dari pasangan Haruni (41) dan Tresnawati (42) warga Kelurahan Tanjung Aman Kecamatan Kotabumi Selatan Lampung Utara (Lampura) terpaksa menjalani sebagai pemulung dikerenakan kehidupan yang serba kekurangan.

Padahal seusianya biasanya dihabiskan untuk belajar dan bermain, bukan bekerja.

Memulung atau mengambil barang bekas, dilakoni keduanya seusai pulang sekolah.

Setibanya di rumah, Ita bersama dengan adiknya langsung membawa sebuah karung yang dipakai untuk mengumpulkan barang bekas.

Ita dan suryani yang masih bersekolah di SDN 5 Tanjung Aman harus merelakan masa kanak-kanak hanya untuk membantu kedua orangtuanya mencari sesuap nasi dengan memulung.

Pencarian “harta karun” biasanya di lakukan sekitar 2 kilometer dari rumahnya.

Hasil dari bekerjanya, sebagian diberikan kepada sang ibu, sisanya untuk jajan dan ditabung guna persiapan masuk ke SMP.

"Penghasilan yang didapat tidak menentu, kadang-kadang dapat uang Rp 15 ribu, tapi kalau lagi banyak barang bekas yang dikumpulkan paling banyak Rp 20 ribu. Biasanya Saya kasih ke Ibu sebanyak Rp 10 ribu, sisanya ditabung," Ungkap Ita diamini oleh Suryani, Sabtu (22/2/2020)

Pekerjaan sebagai pengumpul barang bekas digelutinya sejak 3 tahun yang lalu.

Pulang sekolah langsung berangkat ke perempatan lampu merah kebun empat mengumpulkan barang bekas.

Barang yang dipungut seperti botol air mineral dan kardus.

Tresnawati, Ibunya mengungkapkan, sebenarnya ia tidak tega melihat anaknya bekerja sebagai pemulung.

Namun, selaku orangtua tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan ekonomi yang membuat anaknya yang masih kecil harus berhadapan dengan kerasnya dunia.

"Saya terkadang merasa sedih, seharusnya Ita dan Suryani bermain dan belajar seperti anak anak lainnya. Tapi mereka harus berjuang membantu saya mencari nafkah untuk sehari hari,” jelasnya.

Dirinya mengaku selama ini, keluarga tidak pernah merasakan bantuan dari pemerintah, baik itu bantuan kesehatan, beras maupun lainnya.

Sedangkan bantuan itu sangat diharapkan.

"Kalau anak lagi sakit, paling dirawat di rumah, Mau berobat tidak ada uang. Kartu BPJS dari pemerintah juga tidak ada," kesahnya.

Ia berharap pemerintah daerah bisa mendengar keluh kesahnya.

Sebab, Selama ini apapun jenis program pemerintah tidak pernah dirasakan olehnya. (Tribunlampung.co.id/Anung Bayuardi)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved