Calon Doktor Meninggal Sebelum Prosesi Wisuda, Sang Dosen Jatuh di Ruang Wisuda Pakai Baju Toga

Ia meninggal sesaat sebelum prosesi wisuda USU periode II tahun ajaran 209/2020 dimulai di Auditorium USU Senin (24/2/2020).

Editor: wakos reza gautama
Tribun Medan/Hani Ritonga
suasana rumah duka wisudawan S3 USU M Gade 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MEDAN - Peristiwa mengejutkan terjadi menjelang prosesi wisuda di Universitas Sumatera Utara (USU).

Beberapa menit sebelum prosesi wisuda dimulai, seorang calon wisudawan meninggal dunia. 

Dia adalah seorang mahasiswa S3 USU bernama M Gade

M gade meninggal dunia saat sudah mengenak baju toganya.

Ia meninggal sesaat sebelum prosesi wisuda USU periode II tahun ajaran 209/2020 dimulai di Auditorium USU Senin (24/2/2020).

Maria Simanjuntak Wisudawan Terbaik Universitas Bandar Lampung

Viral Wanita Dapat Kado Wisuda Unik dari Kekasih, Bukan Bunga tapi Saham

Cabuli Mahasiswi di Kamar Mandi Kampus, Oknum Dosen PTN Ditetapkan Jadi Tersangka

Debt Collector Todongkan Pistol ke Penunggak Motor: Kau Mau Bayar atau Mau Ini?

Menurut keterangan beberapa orang mahasiswanya, almarhum M. Gade terserang stroke sekitar dua bulan yang lalu.

Karena hal tersebut ia harus berbicara sedikit terbata-bata jika hendak menjelaskan sesuatu.

"Kami baru saja minta tanda tangan di rumahnya hari Rabu lalu, waktu itu dia masih sehat.

Tapi memang sedikit susah berjalan dan berbicara sangat pelan dan sedikit terbata," ujar Citra, salah satu mahasiswi magang yang dibimbing almarhum di rumah duka, Jalan Padi Raya, Pasar V Tembung, Kabupaten Deliserdang, Senin (24/2/2020).

Menurut keterangan beberapa orang mahasiswa UMN Al-Wasliyah ini, almarhum merupakan dosen yang baik dan mau memberikan arahan mengenai magang kepada mereka.

"Pak Gade baik orangnya, mau menjelaskan meskipun bicaranya sudah tidak lancar lagi, jalannya juga sudah sedikit tertatih," ujar Intan, satu dari mahasiswa UMN Al-wasliyah.

Sebelumnya almarhum M Gade berangkat ke lokasi wisuda bersama sang istri, saat berjalan memasuki gedung auditorium USU dan hendak sampai ke kursi tempat duduk wisudawan, berdasarkan keterangan yang didapat ia pingsan tiba-tiba.

Ia dinyatakan meninggal saat telah dibawa ke Rumah Sakit USU pada pukul 07.46 WIB.

"Kami dapat informasinya dari dosen-dosen di kampus, juga sudah ada di akun resmi instagram UMN Al-Wasliyah, makanya langsung datang ke sini," ujar Intan.

Suasana rumah duka dipenuhi oleh rekan-rekan sejawat almarhum M.Gade mulai dari mahasiswa dan dosen.

Almarhum juga merupakan Ketua Program Studi Pendidikan Fisika di Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Wasliyah Medan.

Tampak kesedihan menyelimuti rumah duka yang dipenuhi orang bertakziah memadati halaman dan ruang tamu rumah.

Keterangan yang dikumpulkan, almarhum akan dikebumikan bakda asar karena menunggu dua orang putrinya yang bekerja di Aceh.

"Sekitar jam setengah lima sepertinya mereka sampai," tutur seorang teman anak almarhum.

Sementara istri almarhum tampak berada tepat di samping jenazah M.Gade sambil sesekali menyeka air matanya.

Sambil terisak ia membuka kain putih yang menutupi bagian atas tubuh almarhum M Gade dan mengelus-elus dada jenazah suaminya sembari mengucapkan kalimat dzikir.

"Dia kerjakan semua, sekolah dijalaninya, anak diurusnya, padahal tubuhnya tidak kuat lagi.

Sudah saya bilang jangan terlalu lelah, tapi dia tetap mau berjuang demi anak-anaknya ini yang masih kecil," ucap sang istri sambil menangis.

 Jenazah Dr M Gade MSi disalatkan di Masjid Al Muhajirin pada Senin (24/2/2020).

"Kita akan membawa jenazah Muhammad Gade ke Masjid Al Muhajirin sebelum dimakamkan. Pemakaman akan diselenggarakan usai salat zuhur," ujar protokol ketika para pelayat bergilirian melantunkan doa di samping jenazah M Gade.

Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah M Gade diangkat beberapa orang dan digotong menuju Masjid Al Mujahirin.

"Bagi orang muda dan yang termasuk mahasiswa bapak ini dulunya bisa membantu kita untuk membawa jenazah almarhum ke mesjid sebelum kita makamkan," ajak protokol.

Sejumlah kaum muda dan kerabat almarhum M Gade langsung bergerak dari tempat duduknya dan langsung mengambil posisi di samping keranda sembari menanti perintah untuk bergerak.

Ustaz dari Masjid Al Muhajirin memimpin doa pemberangkatan sembari melantunkan ayat-ayat suci sebelum pemberangkatan jenazah.

Di belakang pembawa keranda, sejumlah anggota keluarga dan kerabat berbaris menuju Mesjid Al Muhajirin yang berjarak sekitar 80 meter dari rumah duka.

(tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved