Bandara Radin Inten II Tetap Layani Jemaah Umrah, Manajer Humas: Kami Sesuai Regulasi

Manajer Humas Bandara Radin Inten II Lampung Selatan, Wahyu Aria Sakti mengungkapkan, sejauh ini jemaah Umrah asal Lampung belum terdampak kebijakan.

Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Noval Andriansyah
Ilustrasi - Bandara Radin Inten II Tetap Layani Jemaah Umrah, Manajer Humas: Kami Sesuai Regulasi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NATAR - Meski Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan aturan mengenai penangguhan sementara izin visa untuk tujuan Umrah dan mengunjungi Masjid Nabawi, Bandara Radin Inten II Lampung Selatan belum menerima informasi resmi terkait dengan penutupan penerbangan.

Manajer Humas Bandara Radin Inten II Lampung Selatan, Wahyu Aria Sakti mengungkapkan, sejauh ini jemaah Umrah asal Lampung belum terdampak kebijakan baru Pemerintah Arab Saudi tersebut.

Sampai Kamis (27/2/2020) sore, kata Wahyu Ari, terpantau tidak ada penumpukan penumpang jemaah Umrah asal Lampung yang transit di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

“Saya rasa tidak ada (penumpukan penumpang), karena sampai saat ini ramai terus penumpang Umrah (dari Lampung)," ungkap Wahyu Ari saat dikonfirmasi, Kamis (27/2/2020).

"Kalau dari kami belum ada pembatasan khusus penumpang, terutama yang Umrah tidak ada masalah, karena (sampai saat ini, jemaah Umrah) transit dulu Jakarta, belum langsung (ke Jeddah),” kata Wahyu Ari.

Nasib Jemaah Umrah Indonesia Setelah Arab Saudi Larang Kunjungan Umrah dan Wisata

Pekerja yang Jatuh saat Perbaiki Lift di Pemkot Bandar Lampung Dikabarkan Meninggal Dunia

Polisi Amankan 4 Pencuri di Lampung Tengah, Pelaku: Kami Gotong Mesin Cuci Lewat Jendela

Dampak Kebijakan Baru Raja Salman, Jemaah Umrah Telantar di Bandara Soetta

Bandara Radin Inten II, terus Wahyu Ari, sampai saat ini masih tetap melayani apabila ada jemaah yang akan pergi Umrah.

“Itu (pembatasan keberangkatan) mungkin (kewenangan) Kemenag, kalau kami kan sesuai regulasi, kalau ada penumpang Umrah tetap dilayani. Air Line itu selagi ada seat (kursi), kami tidak ada pembatasan. Kami melakukan pelayanan seperti biasanya,” ucap Wahyu Ari.

Terkait penerbangan langsung Bandara Radin Inten II Lampung Selatan ke Jeddah untuk Umrah, Wahyu Ari menjelaskan, sejauh ini belum ada penerbangan langsung.

Tetapi, kata Wahyu Ari, dalam waktu dekat akan ada penerbangan langsung Umrah dari Radin Inten II ke Jeddah.

“Tempo hari sudah ada test flight (uji coba penerbangan ke Jeddah), tetapi saat ini belum (ada yang langsung), tapi bakal ada,” tandas Wahyu Ari.

Nasib Jemaah Umrah Indonesia Setelah Arab Saudi Larang Kunjungan Umrah dan Wisata

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi baru saja mengeluarkan aturan mengenai penangguhan sementara izin visa untuk tujuan Umrah dan mengunjungi Masjid Nabawi.

Kebijakan tersebut berlaku mulai Kamis (27/2/2020).

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut, Pemerintah RI akan berupaya melakukan negosiasi dengan Arab Saudi atas keputusan melarang sementara ibadah Umrah untuk jemaah asal Indonesia.

Menurut Terawan, pemerintah RI akan meyakinkan Arab Saudi bahwa Indonesia sampai saat ini masih dinyatakan bersih dari penyebaran virus corona COVID-19.

"Ya namanya juga berusaha demi untuk rakyat pasti kita melakukan upaya (lobi) seperti itu. Tapi caranya juga kan halus," kata Terawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Terawan mengatakan, pemerintah RI menghormati keputusan Arab Saudi yang menangguhkan sementara izin visa untuk tujuan Umrah, termasuk bagi jemaah asal Indonesia.

Sebab, itu adalah sepenuhnya kewenangan Arab Saudi untuk menjaga negaranya dari penyebaran virus Corona.

"Itu keputusan sebuah negara kita harus hormati lah," ujar dia.

Namun, mantan Kepala RSPAD ini berharap Arab Saudi mau mengevaluasi lagi keputusannya tersebut.

"Tapi ngomong-ngomong kan enak, ya toh, negosiasi dan sebagainya. Tapi kita enggak memaksakan diri karena itu keputusan, menghargai, supaya tak jadi preseden buruk untuk kemudian hari," ujar dia.

Dikutip dari Arab News, Kamis (27/2/2020), Arab Saudi juga telah menangguhkan visa turis yang datang dari negara-negara dengan kasus virus corona.

Pihaknya juga menyebut bahwa otoritas kesehatan Arab Saudi terus memantau perkembangan terkini dari penyebaran virus corona yang mulai menginfeksi sejumlah negara Teluk dalam beberapa hari terakhir.

Tindakan tersebut dilakukan untuk tindakan pencegahan serta perlindungan terbaik bagi keselamatan warga dan setiap orang yang berniat mengunjungi Arab Saudi, baik untuk tujuan Umrah maupun wisata.

"Tindakan pencegahan ini berdasarkan dari rekomendasi otoritas kesehatan untuk menerapkan standar kehati-hatian tertinggi dan mengambil langkah-langkah pencegahan proaktif untuk mencegah masuknya virus corona ke Arab Saudi," demikian tulis Kemenlu dalam sebuah pernyataan.

Nasib Jemaah Umrah

Sektretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M Nur mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan dan hotel di Arab Saudi untuk bisa melakukan penjadwalan ulang.

Dia pun memastikan dana nasabah berada dalam kondisi aman.

"Kami dari asosiasi melakukan pendampingan anggota kami, PPU (Penyelenggara Perjalanan Umrah) agar tidak timbul kerugian akibat kebijakan ini. Karena kerugian PPU akan berefek ke jemaah," ujar Firman kepada Kompas.com.

"Kami berharap stakeholder dan airline bisa memahami dan melakukan pendekatan yang baik untuk dana-dana yang sudah disetorkan, karena dana-dana itu adalah dana nasabah. Dan kami juga organisir dengan hotel di Arab Saudi untuk melakukan penjadwalan ulang dan mengkaji deposit PPU ke mereka," lanjut dia.

Firman pun mengatakan, meski wabah virus corona mulai merebak di awal tahun, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap minat jemaah melakukan ibadah Umrah.

Menurut dia, setiap bulan sejak Januari 2020, sekitar 80.000 hingga 100.000 nasabah yang berangkat ke Arab Saudi.

Jumlah tersebut stabil jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

Adapun dirinya memperkirakan, setidaknya akan ada 100.000 hingga 200.000 nasabah yang akan terdampak dari kebijakan Pemerintah Arab Saudi ini.

"Kalau diasumsikan kira-kira setiap bulan 100.000, berarti akan ada 100.000 sampai 200.000 jemaah. Karena sedang low season," ujar dia.(Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi)

Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved