Dapat Uang karena Selamatkan Siswa Tragedi Susur Sungai, Mbah Diro: Saya Tidak Sanggup Menerima

Namun, Sudiro atau akrab dipanggil Mbah Diro dan Kodir lebih memilih menyumbangkan uang tersebut ke warga desa.

Editor: wakos reza gautama
Kompas.com/Yustinus Wijaya Kusuma
Sudiro (kiri) dan Kodir (Paling kanan), penyelemat siswa yang tersapu air saat susur sungai 

"Dia mengikuti evakuasi, sampai menolong enam anak selamat," kata Agus Sukamta, kakak sepupu IYA dalam jumpa pers di Puri Mataram, Sleman, Yogyakarta, Rabu (26/02/2020).

Menurut Agus, IYA malah sempat terguncang karena tahu ada muridnya yang tewas.

IYA, disebut Agus, tetap berada di lokasi kejadian saat proses evakuasi berlangsung.

Guru yang kini dalam tahanan polisi itu, baru pulang setelah diminta mengganti baju.

IYA kemudian pulang untuk berganti baju, tapi kembali lagi ke tempat kejadian.

"Dari awal kejadian, IYA tidak melarikan diri," ujar Agus.

Agus mengatakan, saat ditangkap polisi pada Jumat (21/2/2020) malam, IYA masih berada di dekat Sungai Sempor.

Kegiatan susur Sungai Sempor di Sleman, Yogyakarta, pada Jumat (21/2/2020) sore berakhir petaka.

Arus sungai yang tiba-tiba deras akibat hujan di hulunya menghanyutkan 250 siswa di aliran air itu.

Akibatnya 10 siswa SMPN 1 Turi tewas.

Polisi sudah menetapkan tiga orang yang dianggap bertanggung jawab atas kejadian ini sebagai tersangka.

Mereka adalah IYA yang merupakan guru olahraga SMP Negeri 1 Turi, R yang merupakan guru seni budaya SMP Negeri 1 Turi dan DDS tenaga bantu pembina Pramuka dari luar sekolah SMP Negeri 1 Turi.

Ketiganya dijerat dengan Pasal 359 KUHP karena kelalaian menyebabkan orang lain meninggal dunia dan Pasal 360 KUHP karena kelalaian menyebabkan orang lain luka-luka.

Ancaman hukumannya paling lama lima tahun penjara.

(Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved