Tribun Bandar Lampung
9.000 Jamaah Lampung Urung Umrah, Kerajaan Arab Saudi Tangguhkan Seluruh Kunjungan
(Kemenag) Lampung meminta 9.000 calon jamaah umrah untuk bersabar berangkat ke Tanah Suci.
Manager Humas Bandara Radin Inten II Lampung Selatan, Wahyu Aria Sakti mengatakan, sampai Kamis kemarin tidak ada penumpukan penumpang terkait dampak penutupan penerbangan ke Arab Saudi.
Sebab, jamaah umrah dari lampung transit dahulu ke Jakarta alias Bandara Soekarno Hatta.
“Sampai saat ini ramai terus penumpang umrah. Dari kita belum ada pembatasan khsusus penumpang yang umrah, tidak ada maslah. Karena kita transit Jakarta, tidak langsung,” kata Wahyu.
Menurutnya Bandara Raden Inten II sampai saat ini tetap melayanani apabila jamaah yang akan melakukan umrah.
Terkait penerbangan langsung Bandara Raden Inten II ke Jedah, Wahyu mengatakan, saat ini belum ada meskipun beberapa waktu lalu sudah diuji coba.
“Tempo hari sudah ada test flight tetapi saat ini belum ada lagi, tapi bakal ada,” kata dia.
Rugi Triliunan
Sekretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M Nur mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan dan hotel di Arab Saudi untuk bisa melakukan penjadwalan ulang.
Dia pun memastikan dana nasabah berada dalam kondisi aman.
"Kami dari asosiasi melakukan pendampingan anggota kami, PPU (Penyelenggara Perjalanan Umrah) agar tidak timbul kerugian akibat kebijakan ini. Karena kerugian PPU akan berefek ke jemaah," ujar Firman.
"Kami berharap stakeholder dan airline bisa memahami dan melakukan pendekatan yang baik untuk dana-dana yang sudah disetorkan, karena dana-dana itu adalah dana nasabah. Dan kami juga organisir dengan hotel di Arab Saudi untuk melakukan penjadwalan ulang dan mengkaji deposit PPU ke mereka," lanjut dia.
Firman pun mengatakan, meski wabah virus corona mulai merebak di awal tahun, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap minat jamaah melakukan ibadah umrah.
Menurut dia, setiap bulan sejak Januari 2020, sekitar 80.000 hingga 100.000 nasabah yang berangkat ke Arab Saudi. Jumlah tersebut stabil jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Adapun dirinya memperkirakan, setidaknya akan ada 100.000 hingga 200.000 nasabah yang akan terdampak dari kebijakan Pemerintah Arab Saudi ini.
Ketika ditanya berapa kerugian akibat larangan dari pemerintah Arab Saudi tersebut, Firman menyebut angka hingga triliunan rupiah.