Anak Disekap Orangtua di Kamar Mandi Kini Meninggal, Korban Pernah Diberi Gitar Istri Gubernur

Anak Disekap Orangtua di Kamar Mandi Kini Meninggal, Korban Pernah Diberi Gitar Istri Gubernur

saldy/tribun-timur.com
Anak Disekap Orangtua di Kamar Mandi Kini Meninggal, Korban Pernah Diberi Gitar Istri Gubernur. FOTO Mansur korban kekerasan oleh orang tuanya asal Kabupaten Bulukumba. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pemuda korban penyekapan selama 9 tahun oleh orangtuanya sendiri meninggal dunia. Korban sempat berhasil kabur dari penyekapan hingga beritanya menghebohkan.

Selama 9 tahun, pria bernama Mansur (26) disekap orangtuanya sendiri di kamar mandi rumahnya di Bulukumba, Sulsel.

Mansur lolos dari sekapan setelah menggigiti palang pintu yang selama ini menahannya.

Mansur kabur dengan cara melompat-lompat karena kedua kakinya dirantai.

Warga yang melihat Mansur melompat-lompat malah ketakutan dan menutup pintu rumah mereka.

Mansur kemudian berteriak minta tolong hingga dibantu seorang pengendara mobil.

Kasus penyekapan Mansur menghebohkan Sulawesi Selatan. 

 Sekap Pengusaha Tempe di Sidomulyo, Perampok Sempat Lepaskan Tembakan

 Heboh Video Cewek Dibius di Mal hingga Penyekapan, Ternyata Cinta Segitiga Istri Labrak Wanita

 Pedagang Mi Ayam Beberkan Kronologi Penyekapan Istri Ketua KPU Cianjur

Bahkan, istri Gubernur Sulsel yang juga Ketua TP PKK Sulsel, Liestiaty Fachrudin sempat menjenguknya tiga bulan silam.

Kabar duka meninggalnya Mansur (26) juga disiarkan istri Guberur Nurdin Abdullah, Liestiaty Fachrudin. 

Kabar meninggalnya Mansur disampaikan Kepala UPT P2TP2A Sulsel, Meisy Papayungan, Kamis (27/2/20).

"Innalilahi wainnailaihi rajiun. Masih ingat'ki Mansur korban kekerasan, beliau sudah meninggal dunia. Ini info datang dari keluarganya," kata Meisy melalui pesan WhatsApp ke tribun-timur.com.

Menurutnya, Mansur meninggal di Malaysia.

"Infonya dia meninggal di Malaysia. Belum tahu apa penyebabnya," kata Meisy.

Kisah Mansur pernah menghebohkan Sulsel setelah dia berhasil kabur setelah disekap selama 9 tahun oleh orangtua kandungnya di Bulukumba.

Selama 9 tahun, pemuda dengan keterbelakangan mental ini disekap di toilet rumah orangtuanya di Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

November 2019 lalu, saat sudah berada di shelter atau rumah aman Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Sulsel, di Antang, Makassar, untuk pemulihan psikologis, Mansur dijenguk Liestiaty.

Selain mengecek kondisi Mansur, Lies juga membawakan hadiah gitar untuk pemuda tersebut.

Beberapa waktu lalu Meisy sempat menjelaskan kondisi Mansur setelah ditangani UPT P2TP2A.

"Kondisi fisik korban semakin membaik. Dia juga doyan makan. Mungkin karena selama ini hanya diberi makan satu kali satu hari," ujarnya.

Dilansir Kompas.com, Mansyur (26), pemuda keterbelakangan mental asal Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, berhasil lolos dari sekapan di kamar mandi setelah menggigit-gigit palang pintu hingga terlepas.

Mansyur mengaku disekap oleh kedua orangtua kandungnya sendiri selama 9 tahun di kamar mandi.

Kedua kakinya dirantai.

Ia dianggap mengidap kelainan jiwa.

Setelah palang pintu terlepas, ia pun keluar dari rumah dengan melompat-lompat seperti pocong dengan kedua kaki dan tangan terikat.

Warga sekitar yang melihat Mansyur, bergegas mengunci pintu dengan rapat.

Warga mengira, Mansyur yang mengidap penyakit kelainan jiwa itu keluar dari rumahnya.

“Setibanya di persimpangan jalan, Mansyur meminta-minta tolong hingga akhirnya ada pengemudi mobil yang menolongnya.

Mansyur meminta tolong diantarkan ke kantor polisi untuk melaporkan kasus penyiksaan dan penyekapan yang dialaminya selama 9 tahun,” kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar, Tenri A Palallo kepada KOMPAS.com, Jumat (25/10/2019).

Pengemudi yang tidak diketahui identitasnya itu, lanjut Tenri, mengantar Mansyur ke Polres Bulukumba untuk melapor.

Dari situ, polisi kemudian berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bulukumba.

Selanjutnya, Mansyur dibawa ke Makassar dan langsung di rawat di RSUD Daya untuk mendapatkan perawatan tim medis.

“Dari dokter di rumah sakit dan layanan kesehatan home care Makassar menyatakan, Mansyur tidak mengidap kelainan jiwa.

Dia mengidap keterbelakangan mental, di mana ada fase yang terlewatkan sehingga seperti idiot,” ungkapnya.

“Sempat datang salah seorang keluarganya Mansyur juga, tapi malah mengamuk dan tidak mau pulang.

Dia teriak-teriak terus dalam bahasa Bugis tidak mau pulang. Sehingga kami menenangkannya kembali dan dijanjikan tidak akan dipulangkan, barulah Mansyur tenang.

Sekarang Mansyur sekarang senang disini, malah biasa ikut menyanyi-nyanyi kalau ada orang yang main gitar,” jelasnya.

Saat ditanya soal kedua orang tua Mansyur, Tenri membeberkan jika ayah Mansyur tengah ditahan di markas Polres Bulukumba dan ibu Mansyur menjadi tahanan kota akibat kasus penyiksaan dan penyekapan anaknya.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved