Tribun Bandar Lampung
Perajin Jam Tangan Kayu Pertama di Lampung, Siswanto Manfaatkan Limbah Kayu, Kerap Dipesan BUMN
Mendengar nama atau merek jam tangan kayu "Yolby" sudah tak asing di telinga para kolektor jam.Pembuatnya yakni Siswanto.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
"Kurang lebih empat bulan, saya coba bikin masih ada yang kurang. Bentuknya gak presisi, karena pertama buat kualitasnya jelek belum layak untuk dijual," katanya.
Setelah mendapat saran dari teman yang juga perajin kayu, akhirnya jam tangan kayu buatan Sis semakin eksis dari tahun 2018 silam.
Kini, jam tangan yang dibanderol dengan harga Rp 300 ribu sudah tersebar ke seluruh Indonesia.
Jam yang dipasarkan secara online melalui akun Instagram @jamtangankayuyolby.lampung menjadi incaran konsumen.
Bahkan, kebanyakan pembeli order untuk dijual kembali.
Sis tak keberatan jika karyanya itu dijual kembali oleh orang lain dengan mengubah merek aslinya.
"Mereka pesan minta di desain merek sesuai permintaan mereka. Buat saya itu gak masalah," jelasnya.
Konsumen bisa order sesuai pesanan, mulai dari desain gambar didalam lingkaran jam, hingga bahan kayu sesuai keinginan. Namun Sis lebih menyukai kayu sonokling dan kayu jati Belanda.
Menurutnya, kedua jenis kayu ini lebih eksotis dan memiliki daya tahan mumpuni.
"Aksen serat serat kayunya kelihatan. Lebih enak aja lihatnya," kata Sis.
Jam tangan kayu buatan Sis ini juga pernah dipesan oleh beberapa pejabat pemerintahan di Bandar Lampung, salah satunya istri Walikota Herman HN.
Tidak hanya itu, jam tangan kayu yolby kerap dipesan oleh korporasi BUMN sebagai cinderamata.
"Saya kasih nama jam ini dari kedua nama anak saya Yolan dan Deby. Sehari rata-rata bisa bikin dua jam kayu," jelasnya.
Teman sekaligus konsumen jam tangan kayu Yolby, Adi menjelaskan, awalnya ia tak percaya jam tangan berbahan baku kayu bekas mebel itu hasil karya temannya.
Pertama kali ia diberi jam itu oleh Sis cuma cuma sebagai contoh untuk dipromosikan lagi.
"Saya juga gak yakin, kok bisa Sis bikin jam dari kayu, dapat ilmu darimana," katanya.
Melihat semangat teman yang ia kenal sejak bangku SMA, akhirnya Adi tertarik ikut mempromosikan jam tersebut.
"Desainnya unik, strap (tali jam) dari kayu. Bisa di desain sesuai keinginan. Mesin jam juga bukan sembarangan karena ada garansi mesin," ujarnya. (Tribunlampung.co.id/joviter husein)