Tribun Lampung Barat

Warga Lambar Heboh, Ada Gajah Liar Muncul di Belakang Gedung SD, Polisi: Mohon Tidak Panik

Sejumlah warga langsung heboh dan berkumpul untuk memastikan kabar adanya gajah liar yang mendekati sekolah dan permukiman warga tersebut.

Penulis: Ade Irawan | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Ade Irawan
Bintara Pembina Desa (Bhabinsa) Koramil Batu Brak, Koptu Dwi Winarno bersama warga melakukan pemantauan terkait informasi mengenai gajah liar yang terlihat di belakang gedung SDN Tugu Ratu, Suoh, Lampung Barat, Rabu (4/3/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LIWA - Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SDN Tugu Ratu Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mendadak riuh.

Riuhnya suasana itu berawal dari adanya siswa yang diduga melihat gajah liar berada di areal perkebunan yang berupa bukit di belakang sekolah tersebut.

Spontan, kejadian itu mengundang suasana gaduh warga sekitar sekolah tersebut.

Sejumlah warga langsung heboh dan berkumpul untuk memastikan kabar adanya gajah liar yang mendekati sekolah dan permukiman warga tersebut.

Tak terkecuali kepolisian dan TNI juga langsung berdatangan dan mengimbau agar masyarakat tidak panik.

Bintara Pembina Desa (Bhabinsa) Koramil Batu Brak, Koptu Dwi Winarno mengatakan, ia langsung turun ke lokasi setelah mendapatkan kabar bahwa ada gajah yang mendekati SDN Tugu Ratu.

Keterangan yang diperoleh dari warga, ada satu ekor gajah yang sempat terlihat.

”Kami belum bisa memastikan berapa jumlah gajah yang sempat terlihat tersebut, tetapi dari keterangan warga ada satu ekor," ujar Dwi, Rabu (04/03/2020).

"Kami masih akan terus memantau di sekitar lokasi, termasuk mengimbau masyarakat agar tidak panik, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Bhabinkamtibmas pekon setempat, Bripka Sidik H yang juga turut turun ke lokasi mengungkapkan, tidak ditemukan jejak kaki ataupun kotoran saat pihaknya terjun langsung untuk menelusuri kebenaran isu tersebut.

”Jadi sampai sekarang belum bisa kami pastikan bahwa informasi ini benar atau tidak, karena kami masih melakukan pemantauan," jelas Sidik.

"Tetapi, yang pasti dan penting sekarang ini, kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus berhati-hati,” tuturnya.

Peratin Pekon Tugu Ratu, Basuki mengimbau, masyarakat untuk berhati-hati saat melakukan aktivitas berkebun atau ke hutan dengan adanya informasi terkait adanya gajah.

”Meskipun sebenarnya belum bisa dipastikan karena keberadaan pastinya belum ditemukan oleh masyarakat bersama Bhabinkmatibmas dan Babinsa, namun saya mengimbau kepada masyarakat agar terus berhati-hati, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.

Kawanan Gajah Liar Gigit Petugas

Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Konflik Satwa Kecamatan Semaka, Tanggamus, melewati tantangan berat saat menggiring kawanan gajah liar, Jumat (7/2/2020) petang.

Seorang anggota Satgas terluka akibat amukan gajah dan harus menjalani operasi di rumah sakit, Sabtu (8/2/2020).

Kontak fisik gajah dengan Satgas Penanggulangan Konflik Satwa Kecamatan Semaka, Tanggamus, ini terjadi di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Register 31, Pekon Talang Asahan. Saat itu, Satgas berupaya menahan kawanan gajah di hutan lindung Register 39.

Namun, posisi gajah yang berjumlah 12 ekor ini memasuki hutan lindung Register 31 yang berbatasan dengan Kecamatan Bandar Negeri Semong, Tanggamus.

Kepala Seksi Pemerintahan Pekon Tulung Asahan, Misrun Akuan, mengungkapkan Satgas berupaya mengadang kawanan gajah di hutan marga.

Letaknya di perbatasan Pekon Tulung Asahan dengan Register 39, yang juga rute dari Register 39 ke Register 31.

"Yang menggiring hanya Satgas. Warga tidak ada yang ikut karena belum tahu," kata Misrun, Sabtu.

Misrun menjelaskan anggota Satgas yang menggiring gajah di hutan marga agar kembali ke Register 39 berjumlah lima orang.

"Mereka sekitar lima orang. Naik dari belakang balai pekon. Satu jam setelah itu (sekitar pukul 17.00 WIB) sudah ada yang ditandu. Tidak tahunya kena gigit (gajah)," ujarnya.

Saat kontak fisik terjadi, beber Misrun, 11 ekor gajah sudah berhasil digiring ke Register 39. Sementara satu ekor tertinggal.

Di tengah upaya menggiring gajah yang tertinggal ini, anggota Satgas bernama Saridi (40) terperosok dan jatuh di dekat hewan mamalia besar tersebut. Gajah lalu mengamuk hingga membuat Saridi terluka.

"Anggota Satgas berhasil menyelamatkan diri dengan mengalami luka gigitan di betis kanan," kata Misrun.

Anggota Satgas lainnya bersama warga lalu membawa Saridi menggunakan ambulans pekon ke Puskesmas Siring Betik, Kecamatan Wonosobo. Saridi lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Batin Mangunang, Kota Agung.

Kemudian dirujuk lagi ke RS Airan Raya di Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.

"Sekarang informasinya gajah sudah di daerah Kali Pasir, sudah jauh dari tempat kami," ujar Misrun.

Menurut Misrun, warga sempat mengadakan ronda malam setelah kejadian itu. Ronda malam ini untuk mengantisipasi gajah mendekat ke permukiman warga.

"(Sabtu) malam ini kami belum pastikan ada ronda lagi atau tidak. Sebab, posisi gajah sudah jauh. Mungkin sudah lebih masuk lagi ke daerah Kali Pasir," katanya.

Akibat luka setelah kontak fisik dengan gajah, anggota Satgas Saridi harus menjalani operasi di RS Airan Raya, Jati Agung, Lamsel, Sabtu pagi sekitar pukul 11.00 WIB.

Dokter Umum Instalasi Gawat Darurat RS Airan Raya Retno menjelaskan Saridi perlu dioperasi karena dikhawatirkan pembuluh darah di betisnya robek.

Sebagai langkah dan pencegahan awal, petugas IGD RS Airan Raya menjahit luka di betis kiri Saridi.

"Kami sudah menjahit luka pasien untuk menghindari darah terus keluar. Selain itu, kami telah memberikan antibiotik dan antitetanus kepada korban," jelas Retno.

Terpeleset

Seusai operasi, Saridi mengungkap kawanan gajah sudah sering mendekat ke permukiman warga.

Ia dan rekan-rekannya di Satgas pun rutin menggiring gajah-gajah ke luar permukiman warga. Termasuk pada Jumat petang lalu.

"Gajah di sana memang sering memasuki wilayah permukiman. Jadi ya kami (Satgas) saat itu hendak menggiring gajah kembali ke kawasan register," ujarnya di RS Airan Raya, Sabtu siang.

Saridi menuturkan jumlah gajah liar yang memasuki permukiman warga saat kejadian sekitar 12 ekor.

Terdiri dari delapan ekor dewasa dan empat ekor anakan. Sedangkan Satgas yang ketika itu menggiring gajah hanya beranggotakan lima orang.

"Gajahnya ada 12 ekor, Satgas yang menggiring lima orang," kata warga Pekon Sukajaya, Semaka, ini.

Ia menjelaskan emosi gajah-gajah saat itu sepertinya sedang tidak stabil. Gajah-gajah tersebut tiba-tiba mengamuk.

"Emosi gajah sedang tidak stabil waktu itu. Saya digigit salah satu gajah. Betis saya digigit, dagingnya sedikit terkelupas," katanya.

Saridi mengaku sempat terpeleset hingga tidak menyadari dirinya diserang gajah. Beruntung ia terhindar dari luka lebih serius setelah sedikit melawan.

"Saya sempat terpeleset karena ayunan ringan belalai gajah. Setelah itu saya juga tidak sadar," ujarnya. "Saya juga sempat pukul gajah itu untuk melepaskan gigitannya."

Medan Tak Mendukung

Ferry, rekan Saridi, menceritakan situasi ketika itu cukup mendebarkan. Belum lagi kondisi medan dengan tanah yang licin dan berlumpur akibat guyuran hujan.

"Tanahnya licin karena habis hujan," katanya di RS Airan Raya.

Ia menuturkan kondisi tersebut mempersulit usaha Satgas menggiring kembali gajah ke kawasan register.

Di tengah upaya itulah Saridi, rekannya, terluka akibat amukan gajah.

Setelah mengamuk, barulah gajah-gajah liar itu pergi dan kembali ke kawasan register.

Sementara Saridi dibawa dan sempat dirawat di RSUD di Kota Agung. Sarlan (43), kakak Saridi, mengungkapkan Saridi akhirnya harus dirujuk ke RS lain untuk dioperasi.

"Dapat rujukan dari RS Kota Agung untuk dirawat di sini (RS Airan Raya). Sampai di sini semalam jam 11 (Jumat malam pukul 23.00 WIB)," jelasnya.

Habitat Asli

Informasi yang dihimpun Tribun Lampung, kawanan gajah ini berhabitat asli di hutan lindung Register 39, daerah Talang Bamban.

Mulanya, area jelajah mereka hanya Register 39 dan hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Namun, sejak 2016, area jelajah kawanan gajah tersebut meluas. Dari Register 39, turun ke Pekon Sri Katon, Pardawaras, Sedayu, Margomulyo, Karang Agung, Sidomulyo, Tulung Asahan, lalu ke Register 31.

Setelah itu, berlanjut sampai masuk Lampung Barat, Kecamatan Suoh, tepatnya daerah Roworejo dan sekitarnya. Lalu kembali lagi ke Register 39, begitu terus berulang kali.

Terakhir, Jumat petang, kawanan gajah mengulangi rute jelajahnya. Karena itulah Satgas berupaya menggiring mereka agar tak keluar dari Register 39. (Tribunlampung.co.id/Ade Irawan/Tri Yulianto/CR5)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved