Tribun Bandar Lampung
Puncak Musim Hujan Sudah Lewat, Warga Bandar Lampung Pilih Bersih-bersih Rumah Antisipasi DBD
Meskipun puncak penghujan sudah berakhir di wilayah Bandar Lampung, namun warga di kota ini tetap waspada terutama terkait penyebaran penyakit DBD.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Meskipun puncak penghujan sudah berakhir di wilayah Bandar Lampung, namun warga di kota ini tetap waspada terutama terkait penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Warga Rajabasa, Bandar Lampung, Setiawan mengatakan, penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini sudah menjangkiti tetangganya sehingga membuat dirinya bersama anggota keluarga lebih waspada.
"Tetangga ada yang habis kena DBD jadi kita khawatir juga," kata Setiawan, Sabtu (14/3/2020).
"Saya memilih beberes rumah dan membuang barang-barang yang sudah tidak terpakai untuk diangkut SOKLI daripada jadi sarang nyamuk."
"Apalagi kalau sampai tergenang air hujan," papar bapak dua anak ini.
• Hingga Maret 2020 Belasan Orang Terjangkit DBD di Kecamatan Kemiling
• Diskes Lampung Selatan Catat 202 Kasus DBD Sejak Januari
• Lampung Bagian Utara dan Barat Masih Ada Hujan, BMKG Minta Masyarakat Waspada
• Peringatan Dini BMKG, Gelombang Tinggi hingga 6 Meter, di Perairan Lampung Capai 2,5 Meter
Warga lainnya di Kemiling, Yuniarti juga mengaku, lebih antisipasi terhadap perkembangbiakan nyamuk berbahaya ini.
Terlebih, kata Yuniarti, sudah ada warga di tempat tinggalnya yang juga dirawat di rumah sakit akibat terkena DBD.
"Memilih tidur menggunakan kelambu dan tidak menggantung pakaian."
"Selain itu juga bersih-bersih rumah dan menutup tempat penampungan air," bebernya.
Dia berharap, masyarakat lainnya juga mempunyai kesadaran yang sama untuk menjaga kebersihan lingkungan rumahnya masing-masing.
"Termasuk membersihkan saluran drainase di depan rumah biar nggak penuh sampah dan mampet," tambah pegawai bank swasta ini.
Hal senada juga dibenarkan warga Kedaton Rahmawati.
Terlebih di daerahnya cukup banyak yang sudah terjangkit penyakit DBD seiring musim penghujan.
"Lebih ke jaga kebersihan rumah dan juga melakukan antisipasi dini di rumah dengan pakai lotion anti nyamuk. Selain itu juga nggak menumpuk barang dan menutup bak penampungan air," ujar Rahma.
Lampung Zona Merah DBD
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut ada 16.099 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
Dari jumlah itu, Lampung masuk kategori zona merah alias lebih dari 500 kasus DBD tercatat ada di Lampung.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Lampung Reihana mengakui, jika Lampung masuk zona merah DBD.
"Iya kita (Lampung) masuk zona merah DBD tahun ini dan masyarakat harus memperhatikan imbauan 3M Plus, seperti mengubur, menguras dan menutup plus jangan ada botol yang ada airnya tergenang," kata Reihana, saat ditemui pada acara Musrenbang Tanggamus, Selasa (10/3/2020).
Reihana mengungkapkan, ada peningkatan kasus DBD dari tahun lalu untuk Lampung.
Adapun jumlah kasus DBD yang tercatat di Lampung di Tahun 2019, kata Reihana, sebanyak 5.592 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 17 orang.
Sedangkan jumlah kasus DBD di awal Tahun 2020, lanjut Reihana, sampai Februari 2020 mencapai 2.472 kasus dengan korban meninggal dunia mencapai 10 orang.
"Rinciannya dari Januari itu sebanyak 1.066 kasus dan Februari 1.406 kasus DBD," ungkap Reihana.
"Korban meninggal dunia, di Januari ada 5 pasien dan Februari juga 5 pasien yang meninggal dunia," imbuh Reihana.
Jika merujuk data di awal Tahun 2020 tersebut, terus Reihana, besar kemungkinan angka kasus DBD di Lampung selama Tahun 2020 akan meningkat dibandingkan Tahun 2019.
Oleh karena itu, kata Reihana, Lampung ditetapkan masuk zona merah DBD oleh Kementerian Kesehatan.
Reihana pun mengimbau kepada warga agar selalu menerapkan pola hidup sehat.
"Harapannya masyarakat juga selalu menerapkan 3M Plus," ucap Reihana.
Terkait fogging, Reihana mengaku, jika anggaran untuk melakukan fogging di Lampung tak mencukupi.
"Jadi kalau fogging itu dilakukan hanya (di daerah) yang positif (banyak warga terserang DBD) saja," jelas Reihana.
"Tak hanya itu, fogging dilakukan dengan jarak 100 meter dari rumah pasien yang positif DBD dengan dilakukan penyelidikan terlebih dahulu oleh tim lapangan," imbuh Reihana.
Peningkatan kasus DBD di Lampung, ucap Reihana, trennya selalu meningkat terutama saat musim penghujan.
Reihana juga menambahkan, selain Lampung, ada 9 provinsi lain yang juga masuk zona merah DBD.
Ke-9 provinsi tersebut yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Jawa Barat, Jambi, Jawa Tengah, Riau, Sumatera Selatan, DKI Jakarta dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra/Sulis Setia M)