Virus Corona

Sempat Diduga Corona, Kepala PPATK Meninggal Setelah Dirawat 7 Hari

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin meninggal dunia setelah dirawat tujuh hari, Sabtu (14/3/2020).

DOK KOMPAS.COM
Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin meninggal dunia setelah dirawat tujuh hari di RSUP Persahabatan Jakarta, Sabtu (14/3/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin meninggal dunia setelah dirawat tujuh hari, Sabtu (14/3/2020) siang.

Selain sesak napas, berpulangnya Badaruddin juga akibat komplikasi.

Ini sekaligus membantah dugaan almarhum meninggal karena virus corona.

Jenazah Badaruddin dibawa dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan ke rumah duka di Jalan Tebet Timur III, Jakarta Selatan, petang hari.

Daftar Pesepakbola Dunia Terjangkit Virus Corona, Liga Italia Terbanyak

Gejala Flu dan Gejala Corona Beda, Kenali Tanda-tandanya dan Cara Pencegahan

Ini Beda Virus Corona dan Influenza

Tenaga Medis di Indonesia Tertular Pasien Corona hingga Meninggal Dunia

Jenazah dimasukkan ke peti kayu yang dilapisi plastik bening dan diantar menggunakan mobil Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Di dalam mobil, terdapat tiga anggota keluarga almarhum.

Terlihat pula petugas medis yang lengkap menggunakan masker dan sarung plastik.

Setibanya di rumah duka, peti jenazah dibawa ke ruang tamu untuk disalatkan oleh keluarga dan para pelayat.

Saat jenazah tiba, pihak keluarga tak henti bersalawat.

Hingga Sabtu malam, belum dipastikan apakah jenazah telah dimakamkan atau belum.

Sempat beredar kabar Badaruddin meninggal karena positif corona.

Namun, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, memastikan Badaruddin tak mengidap corona sebelum meninggal dunia.

Kepastian itu diperoleh setelah tes terhadap jenazah almarhum pada siang hari.

Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Ra mengungkap koleganya itu mengeluhkan demam dan sesak napas saat dirujuk dari RS Medistra ke RSUP Persahabatan pada Kamis (12/3).

Badaruddin kemudian meninggal dua hari setelah masuk ruang isolasi RSUP Persahabatan.

"Kamis lalu dipindahkan ke RS Persahabatan karena kebetulan beliau mengalami sesak napas. Tapi, meskipun dirawat di ruang isolasi, dua kali tes menyebutkan bahwa almarhum dinyatakan negatif corona," ujar Dian saat takziah di rumah duka, Sabtu sore.

Selain sesak napas, Dian menuturkan kematian Badaruddin juga dipengaruhi komplikasi di tubuhnya.

Badaruddin juga memiliki riwayat penyakit diabetes, jantung, dan ginjal.

"Beliau mengalami sesak napas disertai komplikasi penyakit. Beliau diabetes, jantung, dan ginjal. Terakhir ada perkembangan ginjal yang 30 persen. Tapi itu memang membuat penyakit beliau semakin berat saat terakhir," katanya.

Ketua Kelompok Hubungan Masyarakat PPATK M Natsir Kongah menuturkan pihak keluarga masih menunggu hasil laboratorium RSUP Persahabatan sampai Sabtu sore.

Nantinya akan ditentukan apakah almarhum akan dimakamkan langsung atau disemayamkan dahulu di rumah duka.

"Kami masih menunggu hasil laboratorium dari pihak RS," ujarnya di rumah duka.

Kenangan Kolega

Badaruddin dikenang sebagai sosok yang profesional dengan kompetensi memadai di bidang keuangan.

Ia sempat menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan, sehingga Presiden Joko Widodo memilihnya menjadi Kepala PPATK yang baru.

Dari situs Kementerian Keuangan disebutkan, perjalanan karier Badaruddin di kementerian itu dimulai sejak ia tamat SMA pada 1977.

Badaruddin memulai kariernya dari bawah: dari pelaksana hingga menduduki berbagai jabatan lainnya di Kemenkeu.

Pada 2003, ia pernah diangkat sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Atas pengabdian, dedikasi, dan prestasinya, ia juga pernah mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo mengenang almarhum sebagai abdi negara pekerja keras.

"Saya cukup lama kenal dengan beliau. Beliau pekerja keras. Waktu saya sebagai Mendagri (menjabat Menteri Dalam Negeri), sering rapat dengan PPATK," tuturnya.

Tjahjo menyebut Badaruddin juga sosok yang punya prinsip dan pendirian.

"Beliau memang selalu ingin terbuka. Dalam tugas-tugas beliau, mulai dari Kementerian Keuangan sampai di KPK, sampai mendapat tugas di PPATK. beliau memang orang yg cukup profesional di bidangnya," ujarnya. (igman/reynas/tribunnetwork/cep)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved