Virus Corona

RSUDAM Rawat PDP Virus Corona, Dirut: 2 Kali Hasil Tes Negatif Akan Dikeluarkan dari Ruang Isolasi

Tim medis Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUDAM) secara kontinyu memeriksa pasien dalam pengawasan virus corona.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bayu
Direktur Utama RSUDAM Hery Djoko Subandriyo saat ditemui Tribunlampung.coid disela-sela menghadiri Bazar sembako murah yang di gelar Diskoperindag di PKOR, Minggu (15/3/2020). RSUDAM Rawat PDP Virus Corona, Dirut: 2 Kali Hasil Tes Negatif Akan Dikeluarkan dari Ruang Isolasi 

Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Nasrullah Yusuf mengatakan, jika merujuk surat edaran Kemendikbud yang tidak diperbolehkan adalah mengumpulkan massa yang besar dengan mendatangkan pejabat-pejabat dan dari berbagai daerah.

Namun jika mengumpulkan mahasiswa yang memang kuliah, diperbolehkan.

Meski begitu, pihaknya terus memantau perkembangan situasi ke depan.

Dua Bayi

Juru bicara pemerintah RI untuk kasus corona, Achmad Yurianto mengatakan, per Jumat kemarin jumlah warga positif corona telah meningkat dua kali lipat.

Dari 34 kasus menjadi 69 kasus per kemarin.

Dari 69 kasus itu, dua pasien positif corona adalah bayi berusia dua dan tiga tahun.

Namun kabar baiknya, dari jumlah tersebut, lima pasien sudah dinyatakan sembuh alias negatif corona.

Dan salah satu dari lima pasien yang sembuh ini merupakan pasien pertama yang diketahui terjangkit corona alias pasien 01.

"Data yang saya berikan ini data tracking dari dua hari lalu, yang sebelumnya merilis 34 pasien dari berbagai daerah sehingga data tersebut (69 pasien) hingga tadi siang (kemarin)," kata Achmad Yurianto di Jakarta, kemarin.

Pasien tambahan pertama yang teridentifikasi adalah pasien nomor 35, perempuan 57 tahun, meninggal dunia.

"Pasien nomor 36, perempuan 37 tahun masuk ke RSPI dengan menggunakan ventilator, mengalami perburukan dengan cepat kemudian meninggal. Setelah kita lakukan pemeriksaan ternyata positif," kata Yuri.

Di sisi lain, Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi masa puncak persebaran virus corona di Indonesia terjadi pada Mei mendatang.

Deputi V BIN Afini Noer mengatakan, prediksi tersebut berdasarkan hasil simulasi pemodelan pemerintah terhadap data pasien Covid-19.

"Kalau kami hitung-hitung, masa puncak itu mungkin jatuhnya di bulan Mei, berdasarkan pemodelan ini," ujar Afini.

Ia menjelaskan, hasil simulasi pemodelan menyatakan bahwa masa puncak persebaran virus corona di Indonesia terjadi dalam 60-80 hari sejak kasus pertama terkonfirmasi.

Tunda Promosi Wisata

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk sementara menunda seluruh kegiatan promosi yang ditujukan kepada wisatawan mancanegara.

Hal itu menyusul penetapan status pandemi virus corona oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, penundaan sebagai upaya preventif dalam mencegah Covid-19 meluas.

"Penundaan segala bentuk promosi wisata di luar negeri sampai wabah virus corona berakhir,” kata Wishnutama.

Pemerintah memutuskan untuk menunda promosi dan memberikan insentif untuk mendatangkan wisatawan mancanegara.

“Sampai pandemi ini berakhir, baru kita siapkan upaya promosi wisata kembali,” tambahnya.

Saat ini prioritas utama pemerintah melindungi kesehatan masyarakat di tengah wabah Covid-19. Itu dilakukan sebagai upaya agar pandemi tidak semakin menyebar di Indonesia.

“Karena melindungi masyarakat Indonesia adalah prioritas tertinggi kami,” ujar Wishnutama.

WHO Surati Presiden

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyurati Presiden Joko Widodo terkait penanganan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 di Indonesia.

Dalam surat itu, WHO meminta Presiden Jokowi melakukan sejumlah langkah, termasuk mendeklarasikan darurat nasional virus corona.

Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal WHO Thedros Adhanom dan dikirimkan ke Jokowi pada 10 Maret lalu.

Surat itu juga diteruskan kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.

Pelaksana Tugas Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah membenarkan surat tersebut.

"Betul," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com lewat pesan singkat.

Dalam surat itu, Thedros awalnya mengapresiasi upaya pemerintah RI dalam menangani corona.

Ia menyebutkan, setiap negara harus melakukan langkah terukur untuk mencegah penyebaran virus yang pertama kali muncul di China ini.

Sayangnya, di beberapa negara WHO menemukan adanya sejumlah kasus tak terdeteksi yang membuat penyebaran virus ini meluas dan akhirnya menyebabkan banyak korban jiwa. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra/tribun network/kompas.com/som)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved