Kasus Corona di Indonesia

Disebut Bisa Sembuhkan Corona, Klorokuin Tak Boleh Dikonsumsi Sembarangan

Setelah pengumuman Presiden, masyarakat langsung berbondong-bondong mencari klorokuin di apotek dan toko online.

clinicaltrialsarena.com
Ilustrasi - Klorokuin disebut bisa sembuhkan Covid-19. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Presiden Joko Widodo menyebut pemerintah telah memesan avigan dan klorokuin yang diyakini dapat menyembuhkan virus corona.

Pemerintah telah membeli 5.000 butir avigan, dan sedang memesan 2 juta butir lagi.

Sementara klorokuin sudah disiapkan sebanyak 3 juta butir.

Setelah pengumuman Presiden, masyarakat langsung berbondong-bondong mencari klorokuin di apotek dan toko online.

2 Jenis Obat yang Diyakini Ampuh Sembuhkan Covid-19, Salah Satunya Diproduksi di Indonesia

Lorenzo Sanz, Eks Presiden Real Madrid yang Tewas karena Terjangkit Corona

Wakil Wali Kota Samarinda Tetap Gelar Resepsi Pernikahan Anak di Tengah Wabah Corona

Fadli Zon Ungkap Harga Rapid Tes Corona yang Diimpor dari China, Ternyata Murah

Namun Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengimbau masyarakat tidak membeli dan menyimpan obat jenis klorokuin.

Selain bukan merupakan obat untuk mencegah infeksi virus corona, klorokuin juga merupakan jenis obat keras yang tak boleh sembarangan dikonsumsi. 

Klorokuin diberikan kepada pasien dengan resep dokter.

"Ini obat yang diberikan dengan resep dokter dan dengan pengawasan," kata Yuri.

Bahkan, seorang anak perempuan dari Tulsa, Oklahoma meninggal karena meminumnya.

Lana dan Steve Ervin kehilangan anak mereka, Ashley, setelah tidak sengaja menelan apa yang diyakini sebagai pil klorokuin 37 tahun lalu.

Saat itu --tanpa diketahui, Ashley menemukan obat antimalaria yang tersimpan di laci kamar mandi.

Obat tersebut digunakan oleh Steve untuk menangkal malaria pada perjalanan misi ke negara-negara asing.

Menurut Lana, mereka telah diingatkan tentang betapa berbahayanya obat anti-malaria saat itu. Melalui The Oklahoman, Lana dan Steve mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap efek samping obat yang berpotensi mematikan.

"Kita harus memberi tahu orang-orang ini berbahaya," kata Lana.

"Ketika saya pertama kali mendengar mereka mengatakannya, saya pikir saya perlu memberi tahu orang lain."

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved