Kasus Corona di Indonesia

Berjemur Matahari di Bawah Pukul 10.00 WIB Bukan Waktu yang Tepat, Simak Penjelasan Ahli Gizi

Aktivitas berjemur di bawah pukul 10.00 WIB ternyata bukan waktu tepat untuk mendapatkan Vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

Pexels via Tribun-Medan.com
Ilsutrasi - Berjemur Matahari di Bawah Pukul 10.00 WIB Bukan Waktu yang Tepat, Simak Penjelasan Ahli Gizi. 

Kabar terbaru menyebutkan ia sedang menjalani masa isolasi usai merawat pasien suspect corona.

Dr Vinci pun masih tidak tahu pasti sampai kapan harus menjalani isolasi.

Oleh karena itu ia berusaha tetap membantu masyarakat dengan menyebarkan pesan positif.

Sebab, kebanyakan pasien yang dia tangani, khususnya yang mengeluhkan batuk dan pilek kebanyakan dipengaruhi oleh salah satunya kurang asupan sinar matahari.

"Untuk pasien yang batuk pilek secara berulang ya itu salah satu penyebabnya karena kurang matahari," tandasnya.

Lebih lanjut, Dr. Vinci mengatakan siap kembali bertugas ketika kondisinya sudah dinyatakan negatif corona.

"Insya Allah kalau memang negatif saya akan kembali bertugas lagi," katanya.

Dokter sekaligus ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen M Hum menjelaskan sinar matahari merupakan sumber Vitamin D alami yang baik untuk tubuh.

Paparan sinar matahari di waktu yang tepat dan dosis yang cukup, dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun.

Namun Dokter Tan meluruskan anggapan sinar matahari sumber alami Vitamin untuk imun dapat menangkal penyakit dengan cara mematikan virus.

Persepsi tersebut keliru.

Sinar matahari bisa menangkal penyakit dengan cara memperkuat daya tahan tubuh.

"Panas sinar matahari bukan mematikan kayak merebus atau menggoreng virus. Tapi, orang dapat manfaat Vitamin D dari berjemur," jelas Tan, ketika siaran langsung lewat Facebook-nya @Dr. Tan & Remanlay Institute, Sabtu (21/3/2020).

Menurut Dokter Tan, paparan radiasi ultraviolet-B (UVB) dari sinar matahari pas untuk penyerapan Vitamin D3 (kolekalsiferol).

UVB yang mengandung pro-Vitamin B3, saat bertemu kolesterol dalam tubuh, akan disintesis atau diubah menjadi Vitamin D3.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved