Kasus Corona di Lampung

Kisah Warga Lampung Jual Pajero untuk Sumbang Masker dan Hand Sanitizer ke Puskesmas

Ia menjual mobil Mitsubishi Pajero kesayangannya untuk bisa membantu penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.

Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo
Sariyanti bersama IDI Lamsel menyerahkan bantuan disinfektan, handsanitizer dan APD ke Puskesmas Sidomulyo, Kamis (26/3/2020). Sariyanti menjual mobil Pajero miliknya untuk dibelikan masker guna membantu tenaga medis menangani Covid-19. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Di tengah wabah corona atau Covid-19, tak sedikit masyarakat yang tergugah untuk ikut membantu tenaga medis dengan menyediakan masker, hand sanitizer, hingga alat pelindung diri (APD).

Di Lampung, sesuai data per Jumat (27/3/2020), jumlah pasien positif corona sudah 4 orang.

Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) 23 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 432 orang.

Kebutuhan APD beserta sejumlah perlengkapan lainnya belum terpenuhi secara maksimal.

Kondisi Pasien Positif Corona Keempat di Lampung Cenderung Menurun

Perawat Meninggal di Rumah Hanya Ditemani Anak Balitanya, Hasil Pemeriksaan Positif Corona

Reihana: Pasien Positif 04 di Lampung Pernah Ikut Seminar di Jakarta

Bantuan dari pemerintah pusat juga terbatas, belum bisa menjangkau semua puskesmas di daerah.

Kondisi itu menggugah Sariyanti (28), warga Sidomulyo, Lampung Selatan.

Ia menjual mobil Mitsubishi Pajero kesayangannya untuk bisa membantu penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.

Hasil penjualan mobil tersebut ia belikan cairan disinfektan, hand sanitizer, masker, dan APD.

Sebagian cairan disinfektan, handsanitizer, masker, dan APD disumbangkan Sariyanti untuk membantu tenaga medis di puskesmas dan rumah sakit yang akan menangani pasien atau warga yang mungkin terpapar Covid-19.

Kemudian, sebagian lagi disumbangkannya kepada pihak desa.

Sariyanti mengaku tergugah untuk membantu pemerintah dan masyarakat mencegah penyebaran corona.

Ia bercerita memiliki pengalaman dan pembelajaran tentang bagaimana pentingnya menjaga kehidupan dan harapan.

“Tahun 2019 saya sempat kecelakaan dan mengalami koma. Saat itu banyak tetangga dan warga lain yang datang dan mendoakan kesembuhan saya, dan Tuhan mendengarkan doa tersebut. Tuhan memberikan kesempatan bagi saya untuk hidup,” cerita Sariyanti kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (26/3/2020).

Dari pengalaman hidup itu, ia menyadari apapun yang dimiliki di dunia ini tidak ada artinya ketika seseorang kembali menghadap Yang Maha Kuasa.

“Tidak ada satu pun harta di dunia ini yang akan dibawa saat kita meninggal dunia. Saya engga akan mungkin dikubur dengan mobil Pajero milik saya,” ujar wanita kelahiran 1992 ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved