Kasus Corona di Indonesia
Tegal Local Lockdown Bikin Penumpang Bus Turun di Pinggir Tol, Akses Perbatasan Ditutup Beton MBC
Kebijakan Tegal local lockdown terkait virus corona berdampak pada penumpang dan sopir bus.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TEGAL - Kebijakan Tegal local lockdown terkait virus corona berdampak pada penumpang dan sopir bus.
Beberapa sopir bus terpaksa menurunkan penumpang di pinggir jalan tol.
Hal itu lantaran para sopir bus tak bisa masuk ke pusat kota akibat Tegal local lockdown.
Satu di antaranya dialami bus yang berangkat dari Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, ke Tegal.
Seorang sopir bus dari PO Setia Negara, Budi (30) mengatakan, akses masuk ke pusat kota Tegal sudah ditutup.
• Malaysia Lockdown, TKI Terancam Kelaparan: Kami Cuma Makan Nasi dan Mi Instan
• Ada Wabah Corona, Begini Skenario Tak Mudik Tak Piknik Lebaran Tahun Ini
• Perawat Meninggal di Rumah Hanya Ditemani Anak Balitanya, Hasil Pemeriksaan Positif Corona
• Perawat Meninggal karena Corona, Anak Balitanya Ditemukan Duduk di Samping Jenazahnya
"Masuk Kota Tegal-nya nggak bisa. Dulu sebelum ada lockdown bisa turun di kota, sekarang nggak bisa," kata Budi saat ditemui di Terminal Bus Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (27/3/2020).
Budi mengatakan, perjalanan ke Tegal saat ini juga harus melalui jalur alternatif.
Selain itu, dengan adanya Tegal local lockdown, Budi mengatakan, tak sedikit penumpang yang terpaksa diturunkan di pinggir jalan tol.
Penumpang turun di akses keluar buatan, yang berada di pinggir jalan tol untuk sampai ke jalan raya menuju ke pusat kota.
"Biasanya (penumpang) turun di Tol Adiwerna. Baru dari sana mereka ke kota sekitar 30 menit," kata Budi.
Sopir bus dari PO Murni Jaya, Dasir (37) juga mengatakan, penutupan akses ke kota Tegal membuatnya mesti mencari jalur alternatif.
Hal itu membuat waktu untuk mengantarkan penumpang lebih lama sekitar 15 menit.
'Normalnya sih sekitar enam jam lah tapi karena musti cari alternatif jadinya lebih lama, selisih 15 menit," katanya.
Terapkan Tegal local lockdown
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono memutuskan untuk mengambil kebijakan kebijakan local lockdown dengan menutup akses keluar masuk Kota Tegal, mulai 30 Maret hingga 30 Juli 2020.
Penutupan jalan dilakukan terhadap ruas penghubung antarkampung yang berbatasan dengan kabupaten/kota lain.
Kebijakan tersebut diambil setelah seorang warga Kota Tegal dikonfirmasi terinfeksi virus corona (Covid-19) pada Rabu (25/3/2020).
Menurut Dedy, keputusan tersebut diambilnya untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Warga harus bisa memahami kebijakan yang saya ambil. Kalau saya bisa memilih, lebih baik saya dibenci warga daripada maut menjemput mereka," kata Dedy, saat konferensi pers terkait satu warganya yang positif corona, di Balai Kota Tegal, Rabu (25/3/2020) malam.
Selain menutup akses keluar masuk kota, Dedy juga menutup akses ke sejumlah titik keramaian, seperti alun-alun.
Dedy mengatakan, pihaknya akan menutup akses masuk kota dengan menggunakan beton movable concret barrier (MBC).
Lebih lanjut, Dedy mengatakan, akses masuk tidak lagi ditutup dengan menggunakan water barrier yang sudah diterapkan sebelumnya di sejumlah titik.
"Termasuk seluruh wilayah perbatasan akan kita tutup, tidak pakai water barrier namun beton MBC. Yang dibuka hanya jalan provinsi dan jalan nasional," kata Dedy.
Dedy mengakui, langkah yang diambilnya ini tidaklah mudah.
Ia meminta warga untuk mengerti.
"Keputusan ini dilematis, namun warga harus bisa memahami, karena ini untuk kebaikan kita semua," kata Dedy.
Dedy juga mengakui, kebijakan ini pastinya akan menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah .
Untuk mengatasi masalah tersebut, Dedy mengungkapkan, Pemkot Tegal bersama Dinas Sosial akan menyalurkan bantuan sosial, khususnya bagi masyarakat miskin.
"Saya pribadi termasuk seluruh anggota legislatif agar bersama-sama dengan kesadaran untuk inisiatif secara pribadi membantu mengumpulkan dana," kata Dedy.
Seorang warga Tegal positif corona sepulang dari Dubai
Seorang pasien yang dinyatakan positif virus corona awalnya dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan di RS Kardinal Tegal sejak 16 Maret 2020, sepulangnya dari Dubai, UEA.
Dari Dubai, Uni Emirat Arab, ia turun di Jakarta dan pulang ke Tegal menggunakan kereta api.
Direktur RSUD Kardinah Heri Susanto mengatakan, saat tiba di stasiun, pasien mengeluh sakit dan langsung dilarikan ke ruang isolasi RSUD Kardinah pada Senin (16/3/2020).
"Saat pertama masuk rumah sakit kondisinya panas, batuk, pilek, sesak napas, dan diare. Kalau sekarang kondisinya sudah membaik dan stabil," kata Heri.
Hingga Kamis (26/3/2020), Dinas Kesehatan Kota Tegal mencatat ada 41 orang dalam pemantauan (ODP), 13 pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit Kota Tegal, 1 orang PDP meninggal dunia, dan 1 positif Covid-19.
Jokowi tegaskan tak akan berlakukan lockdown
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan belum berencana melakukan lockdown atau karantina wilayah menyusul persebaran virus corona (Covid-19) yang terjadi di Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com, Jokowi mengatakan jika dirinya memang kerap ditanya tentang mengapa tidak memberlakukan lockdown sebagaimana yang telah dilakukan negara lain di dunia.
Terkait hal tersebut, Jokowi pun mengatakan jika telah mempelajari karakter hingga dampak sejumlah negara di dunia yang melakukan lockdown.
"Perlu saya sampaikan bahwa setiap negara memiliki karakter yang berbeda-beda, memiliki budaya yang berbeda, memiliki kedisiplinan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kita tidak memilih jalan itu (lockdown)," kata Jokowi saat rapat dengan gubernur seluruh Indonesia lewat video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Setiap harinya, Jokowi menerima laporan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terkait kebijakan tiap negara dalam menangani pandemi virus corona.
Untuk itu, Jokowi mengungkapkan, langkah yang paling tepat diberlakukan di Indonesia adalah physical distancing.
"Sehingga negara kita yang paling pas adalah physical distancing, menjaga jarak aman, itu yang paling penting. Kalau itu yang bisa kita lakukan saya yakin bahwa kita bisa mencegah penyebaran covid 19 ini," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi juga meminta pemda mengawal betul kebijakan physical distancing ini.
Jokowi meminta pemda memastikan kesehatan masyarakat menjadi yang utama, namun sekaligus memastikan ekonomi tetap terjaga.
Sebelumnya, Jokowi sudah menegaskan kebijakan lockdown hanya bisa diambil oleh pemerintah pusat.
"Kebijakan lockdown baik di tingkat nasional dan tingkat daerah adalah kebijakan pemerintah pusat. Kebijakan ini tak boleh diambil oleh Pemda. Dan tak ada kita berpikiran untuk kebijakan lockdown," kata Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tegal Local Lockdown, Penumpang Bus Diturunkan di Pinggir Jalan Tol dan TribunnewsWiki.com dengan judul Tegal 'Local Lockdown': Akses Masuk Kota Ditutup Beton, Jalan Nasional dan Provinsi Tetap Dibuka.
Tegal local lockdown terkait virus corona membuat para penumpang bus turun di pinggir jalan tol. (Tribunnews.com/TribunnewsWiki.com)