Kasus Corona di Lampung

Wabah Corona, Harga Ayam Potong Turun, karena Pembeli Sedikit, Kadisdag: Manfaatkan Layanan Online

Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung Adiansyah mengungkapkan, penurunan harga tersebut mungkin terjadi lantaran stok yang melimpah.

Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi
Pedagang ayam potong di Pasar Untung Suropati, Bandar Lampung. Wabah Corona, Harga Ayam Potong Turun, karena Pembeli Sedikit, Kadisdag: Manfaatkan Layanan Online. 

Menurut Ana, di tengah pandemi Covid-19 ini pembeli berkurang drastis dibanding hari-hari normal. 

"Pembeli sepi susah jualnya,  jam segini (09.00 WIB) masih banyak biasanya, apalagi kalau hari Sabtu."

"Ini jam segini sudah sedikit, kami juga mengurangi barang jualan," jelasnya. 

Menjelang Ramadan 2020, harga ayam yang biasanya tinggi, justru di tahun ini mengalami penurunan.

Namun, permintaan jauh berkurang. 

"Tidak seramai biasa sebelum ada wabah (Covid-19), sekarang kan warung-warung makan tutup. Biasanya bulan-bulan seperti ini bisa Rp 27 ribuan apalagi dekat puasa biasanya melambung,"  pungkas Ana. 

Pedagang lainnya, di Pasar Tradisional Rajabasa, Annas mengatakan, meskipun terjadi penurunan harga, namun permintaan pembeli sepi. 

"Sekarang lagi murah sekilo Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu.  Harga normalnya Rp 23-24 ribu, sekarang murah pun tidak laku, baru laku tiga biji dari pagi," terang Annas.

Bahkan, Annas mengatakan, penjualan turun drastis hingga 60 persen.

Sehingga, Annas pun mengurangi barang dagangannya.

"Penjualan turun drastis sekarang turun sekitar 60 persen. Biasanya bawa 40 sekarang kita cuma bawa 20 ekor itu juga nyisa," terang Annas. 

Menurut Annas, hal itu dikarenakan pandemi Covid-19 di mana kebanyakan orang mengurangi aktivitasnya di luar rumah, seperti pasar. 

"Karena virus ini orang pada takut ke pasar. Memang instruksi pemerintah juga menghindari tempat ramai," sambungnya. 

"Sekarang kita nggak bisa banyak berharap kita tidak bisa maksain. Sekarang ini memang orangnya nggak mau datang ayamnya sudah murah. Keadaan seperti ini sudah dua minggu sejak pertengahan Maret," kata Anas. 

"Biasanya kalau mau puasa itu naik sepertinya ini tidak. Harga naik kalo di kandang banyak pembelinya. Saat ini stok barang penuh harga turun," pungkas Anas. 

Tri Lestari salah pedagang eceran ayam potong Pasar Way Kandis juga mengatakan harga ayam di pasaran saat ini menyentuh Rp 20 ribu per kilogram. 

"Sekilo Rp 20 ribu. Kalau kita jual ekoran misal dari sana rata-rata satu klio Rp 20 ribu nanti kita global kita jual bisa Rp 22  ribu sampai Rp 25 ribu per ekor," kata Tri. 

Menurut Tri menurunnya permintaan pembeli disebabkan oleh banyaknya rumah makan yang tutup sementara dan kebanyakan pembeli untuk kebutuhan makan sehari-hari saja. 

"Turunnya banyak benar. Biasanya sekitar 150-170 ekor sekarang paling cuma 100-120 ekor saja kalau ada pesanan. Soalnya warung makan pada tutup paling orang untuk makan harian di rumah," Jelas Tri. (Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved