Kasus Corona di Indonesia
Kapal Dilarang Sandar karena Corona, Penumpang KM Lambelu Nekat Lompat ke Laut
Namun KM Lambelu dilarang sandar karena diduga 3 anak buah kapal (ABK) tersebut terjangkit Covid-19.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SIKKA - Beberapa penumpang KM Lambelu bertindak nekat.
Mereka lompat dari atas kapal ke laut lalu berenang menuju daratan.
Ini dilakukan setelah KM Lambelu dilarang sandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (7/4/2020).
KM Lambelu berlayar dari Tarakan Kalimantan Timur menuju, Kabupaten Sikka, NTT.
Namun KM Lambelu dilarang sandar karena diduga 3 anak buah kapal (ABK) tersebut terjangkit Covid-19.
• Syarat Dapat BLT Rp 600.000 di Masa Pandemi Corona
• Pria Minta Izin ke Polisi untuk Temui 2 Istrinya di Masa Pandemi Corona
• Zuraida Hanum Sebut Jamaluddin Hakim PN Medan Ingin Perkosa Anak Tiri
• PSBB di Jakarta Berlaku Mulai Jumat 10 April 2020, Gubernur Anies Baswedan Siapkan Aturan PSBB
Akibat larangan itu, sejumlah penumpang lompat dari kapal ke laut dan berusaha berenang ke daratan.
Sementara itu, ratusan penumpang lainnya berteriak meminta pemerintah Kabupaten Sikka mengizinkan kapal untuk sandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere.
Merespons aksi para penumpang yang lompat ke laut, tim Sar Maumere langsung melakukan pertolongan.
Beberapa penumpang yang lompat ke laut pun berhasil diselamatkan oleh tim Sar Maumere.
Kepala Basarnas Maumere, I Putu Sudayana mengatakan, 5 penumpang KM Lambelu yang loncat menggunakan life jacket.
Putu mengatakan, kelima penumpang nekat lompat ke laut saat Bupati Sikka dan Forkompinda menyampaikan kapal tidak boleh sandar.
Pemerintah Kabupaten Sikka di Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sebelumnya melarang seluruh penumpang dan anak buah kapal (ABK) KM Lambelu untuk turun dan bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Selasa (7/4/2020).
Larangan itu lantaran sejumlah kru kapal milik Pelni tersebut diduga terjangkit Covid-19.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu, mengatakan, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo telah melakukan koordinasi dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat terkait pelarangan kapal itu bersandar.
Terkait tiga orang ABK yang diduga terjangkit Covid-19, Marius mengaku segera berkoordinasi dengan Pemerintah Sikka.