Berita Nasional

Pasien Rawat Inap Disuruh Bayar Biaya APD di Jakarta, Keluarga Pilih Pulangkan Pasien

Seorang keluarga pasien rawat inap mengaku bahwa satu rumah sakit di Jakarta membebankan biaya APD kepada pasien rawat inap.

SHUTTERSTOCK via kompas.com
Ilustrasi petugas medis pakai APD lengkap saat rawat pasien corona. Pasien Rawat Inap Disuruh Bayar Biaya APD di Jakarta, Keluarga Pilih Pulangkan Pasien. 

Selain itu, banyak pasien rawat inap di rumah sakit tersebut yang hanya mengandalkan BPJS Kesehatan.

"Iya tidak masuk akal saja dan itu lebih tidak manusiawi. Soalnya kebanyakan dari pasien itu pada bergantung sama BPJS."

"Bukannya keluarga saya mau jelekin RS tersebut tapi biar pemerintah sadar saja bahwa ada kasus seperti ini loh di RS tersebut," ujar Dani.

"Terus, pemerintah harus cepat ambil tindakan biar kasus kayak begini tidak terjadi lagi, soalnya kebanyakan dari pasien tadi malam memilih untuk pulang lebih awal karena ada biaya tambahan tersebut."

"Padahal pasien rawat inap masih butuh perawatan," lanjut Dani.

Sementara itu, akibat kebijakan rumah sakit tersebut, ibunda Dani pun memilih pulang dari rawat inap rumah sakit dan jalani rawat jalan.

"Sudah pulang ibu saya, semua pasien yang rawat inap sekarang pada minta pulang soalnya pada keberatan sama biaya tersebut. Iya mau tidak mau sekarang rawat jalan," ujar Dani.

Kisah pasien Covid-19 ditolak rumah sakit

Sementara, seorang anak pasien Covid-19 yang meninggal dunia menceritakan detik-detik kematian ayahnya yang sempat ditolak rumah sakit.

Anak dari pasien Covid-19 meninggal dunia, David Mulya mengungkapkan kesaksian saat menemani ayahnya.

Dilansir TribunWow.com (grup Tribunlampung.co.id) dari Channel YouTube Talk Show tv One pada Senin (13/4/2020), David mengatakan bahwa sang ayah mulai sakit pada 21 Maret 2020.

Mulanya, David menuturkan, dirinya hanya merawat ayahnya di rumah.

Hal itu lantaran gejala yang dialami hanya panas dan batuk.

"Jadi, dia itu mulai ada demam itu di tanggal 21 Maret, demamnya masih sekitar 37,5 tapi sudah ada batuk dan dia merasa meriang, panas."

"Nah kita diemin dulu, kita kasih obat biasa nah setelah itu di tanggal 23 panasnya makin naik, 38 nah di situ kita langsung memutuskan ke rumah sakit," kata David Mulya.

Saat dibawa ke rumah sakit dan ditanya dokter, David menjelaskan bahwa ayahnya sempat ke luar negeri dan luar kota.

"Ke rumah sakit, pas di sana melakukan tes biasa belum untuk Covid-19 masih cuma ditanya keluhannya apa dan ditanya jalan ke luar negeri enggak."

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved