Berita Nasional
Pasien Rawat Inap Disuruh Bayar Biaya APD di Jakarta, Keluarga Pilih Pulangkan Pasien
Seorang keluarga pasien rawat inap mengaku bahwa satu rumah sakit di Jakarta membebankan biaya APD kepada pasien rawat inap.
"Saya cerita bapak sebelum dua minggu tanggal 21, bapak pergi ke Singapura, setelah dari Singapura dia ke Bandung. Dokternya langsung cek darah sama Xray pas hasilnya keluar langsung dinyatakan PDP Covid-19," ungkap dia.
Kemudian, David menceritakan setelah itu ayahnya ditanya banyak terkait identitas dan dengan siapa saja ia pernah berkontak.
Meski sudah berstatus PDP, dokter menyarankan agar sang ayah melakukan isolasi mandiri hingga mendapat kabar dari pihak terkait.
Setelah dua hari hingga tiga hari, David menjelaskan, tidak ada kabar dari pihak terkait dan justru disuruh menunggu.
Karena ayahnya tak kunjung membaik, David akhirnya memutuskan membawa sang ayah ke rumah sakit.
Saat diperiksa, paru-parunya sudah dipenuhi bercak putih.
"Empat hari Papa panasnya naik turun, naik turun, sampai akhirnya kita bawa ke rumah sakit untuk ngelakuin tes darah ama CT scan."
"Dari hasil paru-parunya, fleknya bercaknya sudah banyak banget," ungkapnya.
Meski demikian, ayahnya justru meminta untuk tetap di rumah.
"Kita tanya Papa mau di rumah apa langsung ke rumah sakit rujukan untuk Covid-19, Papa bilang sudah di rumah dulu kayaknya masih bisa. Jadi, ya udah kita bawa pulang," lanjutnya.
Kemudian, pada tanggal 27 atau 28, David sempat mengecek kondisi ayahnya di kamar.
Lantaran napas ayahnya sudah mulai naik turun dan mengalami diare, dia langsung bergegas membawa sang ayah ke rumah sakit.
Namun, ayahnya justru ditolak lantaran rumah sakit yang dituju sudah penuh.
"Pas sampe di sana, Papa enggak di-admit, ditolak, dibilangnya karena full dan juga enggak ada surat yang diberikan dari rumah sakit terkait untuk bisa admit dan lain-lain," ungkapnya.
Lantas, rumah sakit itu hanya menyarankan untuk mencoba mendatangi rumah sakit rujukan atau rumah-rumah sakit lainnya.