Berita Nasional

Pasien Rawat Inap Disuruh Bayar Biaya APD di Jakarta, Keluarga Pilih Pulangkan Pasien

Seorang keluarga pasien rawat inap mengaku bahwa satu rumah sakit di Jakarta membebankan biaya APD kepada pasien rawat inap.

SHUTTERSTOCK via kompas.com
Ilustrasi petugas medis pakai APD lengkap saat rawat pasien corona. Pasien Rawat Inap Disuruh Bayar Biaya APD di Jakarta, Keluarga Pilih Pulangkan Pasien. 

Saat mendapatkan rumah sakit, ayahnya kemudian masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Nah mereka suggestnya mendingan untuk mengelilingi rumah sakit rujukan dan tau di mana yang bisa admit dan saya bilang ya enggak ada waktu karena Papa sudah sesak nafas di mobil kan."

"Terus akhirnya kita pergi ke rumah sakit, akhirnya ada satu yang bisa admit Papa saya, di situ saya nunggu 5 jam akhirnya Papa sudah di IGD terus sekitar jam 7 pagi oke harus diadmit."

"Lalu, rumah sakit mengatakan bahwa kamar untuk Papa baru sekitar pukul tiga sore," cerita David.

Pada malam harinya, ayahnya sempat mengirim pesan via WhatsApp bahwa dirinya sempat kehausan.

"Dan saat itu, saya terakhir kali lihat Papa, terus di hari yang sama jam 11, jam 12, Papa WA haus minta air, akhirnya kita harus kirim sopir untuk kasih air putih," ujar dia.

Selain itu, David juga sempat mendapat WhatsApp ayahnya yang mengatakan bahwa infus ayahnya terlepas.

Namun ketika ditelepon balik, sang ayah tak menjawabnya hingga pihak rumah sakit mengatakan kondisi ayahnya sudah drop.

"Nah di malam itu, Papa ada WA ada jam 9 malam, katanya infus Papa copot, Papa enggak bisa taruh balik, enggak bisa fix, dan situ sudah lemes, panik, telepon juga enggak diangkat jadi akhirnya."

"Kita ada dapat telepon dari rumah sakit, pas di rumah sakit Papa kondisinya drop, tingkat kesadarannya sudah di angka tiga," ucapnya.

Lalu, rumah sakit mengatakan akan menangani ayahnya dengan inkubasi.

"Akhirnya, mereka bilang oke step, yang bisa dilakukan sekarang adalah inkubasi atau fair ventilator," sambungnya seperti akan menangis.

David mengatakan, dirinya sempat panik pasalnya perawatan Covid-19 dengan ventilator kadang berhasil kadang tidak.

Meski demikian, ia hanya bisa pasrah dan menunggu.

Namun pada akhirnya, nyawa sang ayah tak bisa tertolong.

David mengaku sempat marah dengan hal yang terjadi.

"Nah kita tunggu, kita berdoa. Terus sekitar 30 menit dapat telepon dari rumah sakit, mereka bilang ini sudah mencari nadi dan lain-lain tapi sudah enggak bisa."

"Dan mereka mengatakan Papa sudah enggak ada, di situ rasa marah, rasa ingin nyalahin orang lain ada banget," serunya.

Walaupun begitu, David tetap mencoba bijaksana dan meminta agar semua masyarakat tidak meremehkan virus corona.

"Tapi cuma kita berdoa, bersyukur dari sini cuma pelajaran yang saya dapat, bukan hanya untuk kita yang kehilangan Covid-19, semuanya untuk masyarakat," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kala Keluarga Pasien Rawat Inap Curhat soal Dibebani Tagihan Biaya APD.

Keluarga pasien rawat inap mengaku bahwa satu rumah sakit di Jakarta membebankan biaya APD kepada pasien rawat inap. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved